Sukses

4 Cedera Lutut yang Bisa Dialami Saat Olahraga Lari

Menurut dokter spesialis ortopedi ada banyak jenis cedera lutut yang bisa saja menyerang para pelari, ini 4 di antaranya.

Liputan6.com, Jakarta Lari adalah olahraga sederhana yang banyak digemari warga Indonesia. Meski sederhana, olahraga ini tetap memiliki risiko cedera terutama jika lari tidak dilakukan dengan baik dan benar.

Menurut dokter spesialis ortopedi konsultan panggul dan lutut Eka Hospital BSD Ricky Edwin P. Hutapea, ada banyak jenis cedera lutut yang bisa saja menyerang para pelari, yaitu:

Runner’s Knee

Runner’s knee merupakan cedera yang terjadi akibat patella (tempurung lutut) keluar dan menjadi tidak sejajar setelah berlari, menyebabkan tulang rawan di bawahnya menjadi teriritasi.

“Cedera ini bisa terjadi akibat gerakan berulang-ulang atau bisa karena posisi berlari yang kurang tepat,” kata Ricky dalam keterangan pers, Kamis (17/8//2023).

Peradangan Jaringan

Peradangan jaringan merupakan radang yang terjadi pada jaringan lutut baik di tulang, sendi, ligamen, dan tulang rawan lutut.

Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terkena peradangan, seperti usia lanjut, obesitas, hingga terlalu sering melakukan aktivitas berat.

Iliotibial Band Syndrome (ITBS)

Iliotibial Band Syndrome atau ITBS merupakan cedera yang terjadi akibat penggunaan jaringan ikat paha bagian luar dan lutut yang disebut jaringan ikat iliotibial, secara berlebihan. Kondisi ini dapat menyebabkan lutut bagian luar terasa nyeri seperti rasa terbakar.

2 dari 4 halaman

Patellar Tendonitis

Cedera lutut selanjutnya adalah patellar tendonitis atau yang dikenal sebagai jumper’s knee. Ini merupakan cedera pada tendon yang menghubungkan tempurung lutut (Patella) ke tulang kering.

Cedera ini biasanya terjadi pada orang yang sering melakukan olahraga yang mengharuskan mereka sering melompat seperti basket, tapi tidak menutup bahwa cedera ini juga bisa terjadi pada saat lari.

Cedera dari lari biasanya dapat ditangani dengan metode RICE (Rest, Ice, Compression, Elevation), yaitu mengistirahatkan kaki selama beberapa waktu dan melakukan perawatan rumah. Perawatannya termasuk mengompres lutut dengan benda dingin dan meminum obat pereda nyeri.

“Namun jika gejala yang timbul sudah terlalu parah atau tak kunjung hilang setelah ditangani, segera periksakan diri Anda dengan dokter.”

3 dari 4 halaman

5 Tips Mengurangi Risiko Cedera Lutut saat Berlari

Kabar baiknya, masalah-masalah tersebut bisa dicegah dengan persiapan lari yang baik dan benar. Ada beberapa hal yang patut diperhatikan sebelum berlari yakni:

  • Lakukan pemanasan sebelum berlari
  • Gunakan sepatu khusus untuk berlari
  • Pilih jalur berlari yang aman (rata dan dilengkapi pencerahan yang cukup)
  • Mulai dengan perlahan, hindari langsung berlari kencang
  • Jangan terlalu memaksakan diri, segera istirahat jika merasa lelah.

“Membiasakan diri untuk bisa berlari dengan benar akan membutuhkan waktu, oleh karena itu, bersabarlah pada progres yang Anda jalankan dan percayakan pada latihan yang sudah Anda lakukan.”

4 dari 4 halaman

Hindari Pemicu Cedera Saat Lari

Ada beberapa hal yang dapat memicu terjadinya cedera saat lari, yakni:

  • Kurangnya pemanasan
  • Pemilihan sepatu tidak sesuai
  • Gerakan berlari yang kurang tepat serta intensitas yang melebihi porsi ideal
  • Kurang istirahat
  • Jadwal lari yang terlalu ketat
  • Otot dan sendi lutut belum terbiasa dengan intensitas gerakan yang terlalu berat.

“Hal-hal ini dapat meningkatkan risiko untuk mengalami cedera lutut pada saat berlari.”

Ricky menambahkan, lari memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Kegiatan ini dapat melatih kekuatan tulang dan otot kaki. Berlari juga akan melatih jantung dan pernapasan agar bisa menghasilkan oksigen pada tubuh lebih banyak.