Sukses

Alat Tes Paru-paru Spirometri Tak Bisa Deteksi Potensi Penyakit Pernapasan ISPA

Alat tes paru-paru yang disebut spirometri tidak bisa digunakan mendeteksi potensi penyakit pernapasan ISPA.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin telah menyediakan alat tes paru-paru yang disebut spirometri/spirometer di tiap Puskesmas. Upaya ini demi mendeteksi adanya penyakit pernapasan yang dapat diakibatkan kualitas udara memburuk.

Menurut dokter spesialis paru konsultan Feni Fitriani Taufik, spirometri tidak dapat digunakan untuk mendeteksi potensi penyakit pernapasan, salah satunya Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Terlebih lagi, ISPA saat ini banyak menyerang pasien anak-anak di Jakarta.

"Spirometri kan mengukur gangguan fungsi paru-paru, biasanya di ujung bisa karena efek polusi. Tapi kalau alat ini mendeteksi potensi ISPA itu agak sulit ya," terang Feni menjawab pertanyaan Health Liputan6.com saat konferensi pers 'Merdeka dari Polusi Udara' pada Jumat, 18 Agustus 2023.

Untuk Melihat Fungsi Paru-paru

Senada dengan Feni, dokter spesialis paru konsultan Erlang Samoedro mengatakan, spirometri dikhususkan untuk melihat fungsi paru-paru, apakah ada kecacatan atau tidak.

"Spirometri itu bukan mendeteksi ISPA, tapi melihat fungsi paru, misalnya ada kecacatan paru atau enggak," kata Erlang.

Spirometri adalah tes untuk menilai fungsi paru-paru. Pemeriksaan ini menilai jumlah udara yang dapat dihirup dan diembus paru dalam satuan mililiter, serta arus udara paru dalam satuan mililiter per detik. Pemeriksaan dilakukan dengan cara menghirup dan menghembus napas melalui corong mulut.

2 dari 4 halaman

Pemeriksaan Spirometri

Sebelum melakukan pemeriksaan spirometri, orang yang akan diperiksa diinstruksikan untuk tidak merokok dan mengonsumsi minuman alkohol, minimal 24 jam sebelumnya.

Orang yang akan diperiksa juga disarankan menggunakan pakaian longgar dan menghindari makan berat sebelum pemeriksaan agar pemeriksaan berlangsung nyaman dan pengukuran yang dihasilkan menggambarkan kondisi sebenarnya.

Pemeriksaan spirometri terdiri dari dua perasat. Perasat pertama menilai jumlah udara yang dapat dihirup dan dihembus paru. Melalui corong mulut, orang yang diperiksa diinstruksikan menghirup napas dalam semaksimal mungkin, lalu mengeluarkannya hingga habis.

Perasat kedua menilai aliran udara paru. Anda akan diminta untuk menghirup napas dalam, lalu menghembuskan napas secepat dan sekuat mungkin. Kedua perasat ini masing-masing dilakukan tiga kali untuk mendapatkan hasil yang baik, sebagaimana informasi dari laman Rumah Sakit Universitas Indonesia.

3 dari 4 halaman

Kekebalan Saluran Pernapasan Berkurang

Erlang Samoedro menjelaskan sedikit perihal Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Paparan polutan polusi udara yang masuk ke saluran pernapasan dapat membuat kekebalan di sekitar area tersebut berkurang.

Hal ini memudahkan virus maupun bakteri masuk sehingga membuat seseorang sakit. 

"Kalau kita lihat, ISPA ditandai batuk, pilek, sesak napas yang mungin terjadi. Intinya adalah terjadi infeksi di saluran napas yang kurang dari 14 hari," jelas Erlang.

"Nah hubungannya sama polusi? Iya ada, mungkin tidak secara langsung. Tapi polusi udara membuat sitem kekebalan di saluran napas berkurang sehingga memudahkan virus dan bakteri masuk."

4 dari 4 halaman

Spirometri di Puskesmas

Terkait spirometri, Menkes Budi Gunadi Sadikin menekankan, dapat diakses masyarakat di fasilitas kesehatan.

"Kita persiapkan nomor satu deteksinya. Kita siapin dokternya sama alatnya spirometri di Puskesmas," ujar Budi Gunadi usai menghadiri 'Penghargaan Bagi Tenaga Kesehatan Teladan di Fasyankes, SDM Kesehatan Teladan Non Pemerintah dan Kader Berprestasi Tahun 2023' di Hotel Sultan Jakarta pada Selasa 15 Agustus 2023. 

Sanitarian Kit dan Edukasi

Kelengkapan sanitarian kit dan edukasi mengenai kualitas udara juga disiapkan di Puskesmas.

Sanitarian kit adalah alat untuk melakukan pemeriksaan terhadap kualitas sanitasi dan kesehatan lingkungan langsung di lapangan dilengkapi juga alat pemeriksaan udara dan deteksi cemaran makanan serta pelaporan hasil uji untuk seluruh parameter.

"Jadi setiap Puskesmas itu ada sanitarian kit, kita siapin. Kita kasih edukasinya soal kualitas udara, kerja sama juga dengan lembaga-lembaga sosial masyarakat supaya tahu kualitas udara kita seperti apa," lanjut Menkes Budi.