Liputan6.com, Jakarta Tempat tinggal para raja penerus dinasti Mataram Islam, Pura Mangkunegaran sudah semakin dikenal oleh masyarakat. Kini, tak sedikit yang tertarik berkunjung ke Pura Mangkunegaran di kota Surakarta, Jawa Tengah.
Jika Anda hendak berkunjung ke Pura Mangkunegaran, silakan bersiap untuk terkesima oleh berbagai sudutnya. Tak hanya arsitekturnya yang memukau, Pura Mangkunegaran punya area lain yang tak kalah cantiknya.
Baca Juga
Diendorse Gibran, Tim Cawalkot Pengganti Gusti Bhre Pasang Target Menang 70 Persen di Kandang Banteng
Jelang Laga Versus Jepang di GBK, Bintang Timnas Indonesia Thom Haye: Atmosfer Bermain di Kandang Itu Gila
Polisi Temukan Surat Misterius di TKP, Simak Kronologi Aktor Song Jae-rim Meninggal Dunia Diduga Bunuh Diri
Ya, Pracima Tuin namanya. Saat memasuki area Pracima Tuin, Anda akan disuguhkan dengan pemandangan indah dari sebuah air mancur yang berada tepat di tengah-tengah taman.
Advertisement
Pracimasana, Sajikan Menu Favorit Raja
Sedangkan beralih pada bagian kiri taman, berdiri sebuah restoran bernama Pracimasana yang menyajikan menu khas Mangkunegaran.
Gusti Raden Ajeng (G.R.Aj.) Ancillasura Marina Sudjiwo mengungkapkan bahwa menu yang disajikan di Pracimasana adalah menu favorit dari para raja-raja Mangkunegaran terdahulu.
"Menu-menu yang disajikan itu merupakan menu favorit raja-raja kami terdahulu, di mana oleh Mangkunegoro X (Gusti Pangeran Haryo Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo atau Gusti Bhre) dikembangkan dan dilestarikan," ujar wanita yang akrab disapa Gusti Sura saat acara Jelajah Gizi 2023 bersama Danone Indonesia dan Citilink ditulis Jumat, (18/8/2023).
Gusti Sura menjelaskan, menu di Pracimasana sudah dibuat dalam versi yang lebih kekinian. Namun, tetap mempertahankan ciri khas dari masing-masing menu karena tetap menggunakan resep khas Pura Mangkunegaran.
Lantas, apa saja menu yang disajikan di Pracimasana? Berikut delapan di antaranya yang jadi favorit para raja Mangkunegaran di Surakarta, Jawa Tengah dari masa ke masa.
1. Brubus, Menu Favorit Mangkunegara VII
Brubus merupakan makanan pembuka yang tersedia di Pracimasana. Cantik tampilannya, Brubus terbuat dari daging giling yang sudah diolah dengan bawang putih, bawang merah, dan ketumbar.
Brubus dibungkus dengan selembar sawi putih, serta dilengkapi dengan sambal kencur dan areh santan.
"Ini appetizer kita, brubus itu adalah favoritnya Mangkunegara VII," kata Gusti Sura.
Advertisement
2. Urap Pitik Linting dari Zaman Kerajaan Mataram Kuno
Makanan pembuka selanjutnya, Urap Pitik Linting. Seperti namanya, sayuran yang jadi primadona dan mendominasi dalam sepiring Urap Pitik Linting.
Urap Pitik Linting milik Mangkunegaran diolah dengan kenikir, bunga turi, melanding, kecombrang, tauge, buncis, kelapa urap. Uniknya, di bawah sayuran, terdapat ayam linting yang telah dimarinasi dengan resep khas Mangkunegaran.
"Urap Pitik Linting kalau dilihat sayurannya kaya banget ya. Ada kenikir, bunga turi, melanding, kecombrang, ada taugenya juga, kelapa urap. Dia pakai bumbu yang tradisional," ujar Gusti Sura. Â
"Sebetulnya urap itu sudah ada dari zaman Mataram Kuno. Sampai saat ini, olahan urap masih disajikan di Pura Mangkunegaran," sambungnya.
3. Sop Daging Rempah, Populer Sejak Mangkunegara I
Lebih lanjut Gusti Sura memperkenalkan Sop Daging Rempah ala Mangkunegaran. Dalam semangkuk Sop Daging Rempah, ada kandungan kaldu sapi yang dibuat tentunya dengan rempah-rempah.
Sop Daging Rempah disajikan dengan daging kisi kembang, tomat, potongan wortel, dan taburan daun bawang.
Gusti Sura menambahkan, Sop Daging Rempah sudah populer sejak masa kepemimpinan Mangkunegara I.
Advertisement
4. Pepes Iwak Kemangi yang Dicinta Masyarakat Jawa
Beralih ke Pepes Iwak Kemangi yang menggunakan olahan ikan laut. Dipercaya, olahan ikan laut seperti Pepes Iwak Kemangi punya ruang istimewa dalam kuliner tradisional milik masyarakat Jawa.
Sebab, ikan gurame merupakan simbol keberkahan, keharmonisan, dan kemakmuran. Pepes Iwak Kemangi ala Mangkunegaran sendiri tidak dibungkus dengan daun pisang, melainkan disajikan di atas nasi gurih.
Pepek Iwak Kemangi diolah dari ikan segar tanpa tulang dan dibumbui bawang putih, bawang merah, kemiri, cabai, kemangi, irisan jamur, tomat, dan jeruk nipis.
5. Dendeng Age Favoritnya Mangkunegara IV
Jika mendengar namanya, Anda mungkin sudah membayangkan daging tipis yang kaya rasa. Namun, Dendeng Age ala Mangkunegaran menggunakan daging yang berbeda yakni potongan daging khas dalam cukup tebal.
Gusti Sura mengungkapkan bahwa Dendeng Age menjadi masakan wajib di meja makan istana Mangkunegaran. Serta, merupakan favorit K.G.P.A.A Mangkunegara IV.
Dendeng Age sudah dimarinasi, disajikan dengan saus gurih, dan umbi-umbian. Selain itu, Dendeng Age pun sudah ada sejak zaman raja Mataram.
Advertisement
6. Hidangan Klasik Mangkunegaran, Bistik Pitik Bumbu Opor
Bistik Pitik Bumbu Opor terbuat dari olahan daging paha ayam tanpa tulang yang dimarinasi dengan bumbu klasik Mangkunegaran.
Bumbu opor dalam sepiring Bistik Pitik Bumbu Opor sendiri lebih kental.
Menurut Gusti Sura, Bistik Pitik Bumbu Opor jadi hidangan istimewa lantaran sudah berkembang dan dipengaruhi oleh berbagai budaya dan tradisi kuliner Nusantara.
7. Pareanom dengan Warna Khas Mangkunegaran
Sudah menikmati santapan nikmat di atas, kini saatnya beralih ke minuman. Pareanom menjadi minuman unik milik Pura Mangkunegaran.
Hal itu lantaran warna hijau dan kuning dalam segelas Pareanom melambangkan bendera, pataka, dan samir yang dikenakan abdi dalem, sentana dalem, dan kerabat Pura Mangkunegaran.
Pareanom menjadi minuman berbahan jeruk lemon yang diracik dengan sirup pandan. Ada pula kolang-kaling sebagai pelengkapnya.
Advertisement
8. Favorit Keluarga Mangkunegaran, Tape Ijo Panna Cotta
Sebagian dari Anda mungkin sudah tak asing dengan Panna Cotta. Namun, milik Mangkunegaran tentu punya keunikannya tersendiri. Panna Cotta di Pracimasana diolah dengan tape, granola, almond, dan coklat putih.
Olahan Tape Ijo Panna Cotta sudah ada sejak dahulu kala, menjadi hidangan penutup favorit keluarga Mangkunegaran.
Sama seperti Brubus, Tape Ijo Panna Cotta menjadi hidangan favorit dari Mangkunegara VII.