Liputan6.com, Jakarta Rekor gelombang panas di seluruh dunia ternyata dapat mempengaruhi kerusakan pada alat kontrasepsi seperti kondom, pil KB maupun tes kehamilan.
Menurut CDC, berbagai jenis kontrasepsi akan berisiko kehilangan keefektifannya. Panas dapat mengubah struktur molekul kontrasepsi oral dan mempersingkat masa simpan kondom, menurut Planned Parenthood.
Baca Juga
Dikutip Insider, tanda-tanda kerusakan pil kontrasepsi dapat berupa perubahan warna, bau, atau juga tidak selalu terlihat.
Advertisement
"Banyak orang tidak memikirkan efek panas yang ekstrem pada alat kontrasepsi seperti kondom. Padahal ini berkaitan dengan kesehatan reproduksi," kata dekan Temple University School of Law, Rachel Rebouché yang mempelajari hukum kesehatan reproduksi.Â
Â
Food and Drug Administration (FDA) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memiliki standar suhu untuk menyimpan kondom dan tes kehamilan.
Seperti dikutip Pop Science, alat tes kehamilan umumnya harus disimpan pada suhu antara 36 dan 86 derajat Fahrenheit (2 dan 30 derajat celsius). Pil kontrasepsi darurat harus disimpan antara 68 dan 77 derajat fahrenheit (20 dan 25 derajat celsius), meskipun dapat diangkut dalam suhu berkisar antara 59 dan 86 derajat fahrenheit (15 dan 30 derajat celsius).
Untuk kondom, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan suhu pengiriman rata-rata tidak lebih hangat dari 86 derajat fahrenheit (30 derajat celsius), mencatat bahwa suhu puncak tidak boleh melebihi 122 derajat fahrenheit (122 derajat celsius) dan kondom dapat rusak jika disimpan di atas 104 derajat fahrenheit (40 derajat celsius) untuk waktu yang lama.
Kondom juga idealnya disimpan di lingkungan yang sejuk dan kering pada suhu di bawah 40 derajat celsius. Suhu yang lebih tinggi dapat mempersingkat masa simpan kondom dan membuatnya lebih kecil kemungkinannya untuk mencegah kehamilan.
Jika pembungkus kondom rusak, robek, atau terasa kering, kaku, atau lengket, disarankan untuk membuangnya.
Â
Â
Tes Kehamilan yang Rusak
Â
Tes kehamilan yang rusak dapat menyebabkan hasil yang salah. "Panas atau lembab dapat menyebabkan kerusakan pada jendela tes pada tes kehamilan dan ini juga dapat menyebabkan hasil yang tidak akurat," kata direktur medis di London Doctors Clinic, Preethi Daniel kepada Cosmopolitan.
Jika ragu, dapatkan tes kehamilan baru dari apotek, kata Preethi.
Bepergian juga dapat membuat alat kontrasepsi terkena paparan panas yang lebih besar, karena suhu mobil dan pesawat terbang tidak bisa selalu dikontrol.Â
"Hanya 10 menit di bawah sinar matahari selama hari 85 derajat dapat memanaskan bagian dalam mobil Anda hingga lebih dari 100 derajat Fahrenheit, ujar koordinator distribusi kit kesehatan reproduksi untuk Jane's Due Process, Graci D'Amore.
Advertisement
Jenis-Jenis Alat Kontrasepsi
Selain sebagai pengontrol kehamilan, beberapa alat kontrasepsi adalah alat yang dapat mencegah penularan penyakit seksual menular juga. Secara umum, cara kerja alat kontrasepsi adalah dengan menghambat pertemuan sel sperma dan sel telur agar tidak terjadi pematangan sel telur.
Pemilihan alat kontrasepsi yang tepat harus disesuaikan dengan kebutuhan, preferensi, dan kondisi kesehatan setiap individu. Penting untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan untuk mendapatkan saran yang sesuai sebelum memutuskan alat kontrasepsi yang akan digunakan. Berikut jenis-jenis alat kontrasepsi beserta kelebihan dan kekurangannya.Â
1. Kondom Pria
Kondom pria adalah pelindung tipis yang dipasang pada penis untuk menghalangi sperma masuk ke vagina. Kondom banyak dipilih karena praktis digunakan, terjangkau, dan mudah didapatkan. Selain efektif mencegah kehamilan, kondom juga menjadi satu-satunya alat kontrasepsi yang dapat mencegah penyebaran penyakit menular seksual. Penggunaan alat kontrasepsi ini juga tidak memerlukan resep atau konsultasi dengan dokter.
Meski begitu kondom juga memiliki beberapa kekurangan. Efektivitas kondom dapat terpengaruh oleh kesalahan penggunaan, seperti robekan atau kebocoran. Kondom juga hanya bisa digunakan satu kali. Beberapa orang mungkin tidak nyaman dengan sensasi atau alergi terhadap bahan kondom.
2. Pil KB
Pil KB adalah kontrasepsi hormonal yang mengandung progestin dan estrogen untuk mencegah ovulasi. Alat kontrasepsi ini memiliki tingkat efektivitas yang tinggi dengan risiko kegagalan rendah. Pil KB mengatur siklus menstruasi dan beberapa di jenis pil KB juga dapat mengurangi risiko penyakit tertentu, seperti kista ovarium dan kanker rahim.
Kekurangannya pil KB membutuhkan konsistensi dalam penggunaan setiap hari. Alat kontrasepsi ini juga dapat menyebabkan efek samping seperti mual, nyeri payudara, dan perubahan mood. Pil KB juga tidak melindungi dari penyakit menular seksual.
3. KB Implan
KB implan adalah batang kecil yang ditempatkan di bawah kulit dan melepaskan hormon progestin secara perlahan untuk mencegah ovulasi. KB implan Efektif dalam jangka waktu yang lama, sekitar 3 tahun atau lebih. Kontrasepsi ini tidak memerlukan pemakaian setiap hari dan tidak memengaruhi hubungan seksual.
Namun KB implan dapat menyebabkan perubahan pada siklus menstruasi, seperti perdarahan yang tidak teratur atau hilangnya menstruasi. Selain itu terdapat efek samping seperti nyeri dan memar pada saat pemasangan.
Â
4. Suntik KB
Suntik KB adalah injeksi hormon yang diberikan secara teratur, umumnya setiap 1 bulan atau 3 bulan, untuk mencegah ovulasi. Suntik Kb menjadi salah satu metode kontrasepsi yang praktis dan tidak memerlukan penggunaan setiap hari. Risiko kegagalannya pun rendah. Beberapa suntik KB dapat mengurangi gejala PMS dan nyeri menstruasi juga.
Kekurangan dari suntik KB adalah dapat menyebabkan perubahan pada siklus menstruasi, seperti perdarahan yang tidak teratur atau amenore (tidak ada menstruasi). Selain itu wanita yang menggunakan KB suntik dapat mengalami peningkatan berat badan dan perubahan mood.
5. IUD
IUD adalah perangkat kecil yang ditempatkan di dalam rahim. Ada versi hormonal yang bekerja dengan mengeluarkan hormon progesteron. Ada pula versi nonhormonal yang terbuat dari tembaga untuk mencegah pembuahan dan menempelnya telur pada rahim. Alat kontrasepsi ini efektif dalam jangka waktu yang lama, hingga 5-10 tahun. IUD juga tidak memerlukan pemakaian setiap hari dan tidak memengaruhi hubungan seksual.
Namun, pemasangan IUD harus dilakukan oleh tenaga kesehatan profesional memerlukan. Penggunaannya juga dapat menyebabkan efek samping seperti nyeri dan perdarahan saat menstruasi. Ada pula risiko pergeseran IUD dan rasa tidak nyaman.
6. Kondom Wanita
Kondom wanita adalah pelindung tipis yang dimasukkan ke dalam vagina untuk menghalangi sperma masuk ke rahim. Kelebihan alat kontrasepsi ini adalah penggunaan yang lebih mandiri bagi wanita. Seperti kondom laki-laki, kondom wanita tidak memerlukan resep atau konsultasi dengan tenaga medis profesional. Melindungi dari penyakit menular seksual.
Sayangnya, tingkat efektivitas lebih rendah dibandingkan kondom pria. Pemasangannya pun memerlukan waktu dan praktik untuk dapat terpasang dengan tepat. Beberapa orang mungkin juga tidak nyaman dengan sensasi atau alergi terhadap bahan kondom.
7. Diafragma
Diafragma adalah perangkat berbentuk kubah yang ditempatkan di mulut rahim sebelum berhubungan seksual untuk menghalangi sperma masuk ke rahim. Alat kontrasepsi ini banyak dipilih karena harganya terjangkau. Selain itu diafragma dapat digunakan berulang kali dan tidak mengganggu hubungan seksual jika digunakan dengan benar.
Kekurangan dari alat kontrasepsi ini adalah pemasangan harus dilakukan oleh dokter. Penggunaannya juga harus dilakukan dengan spermisida. Ada pula risiko kegagalan jika tidak digunakan dengan benar. Diafragma juga tidak melindungi dari penyakit menular seksual.
8. Spermisida
Spermisida adalah produk kimia berbentuk jeli, krim, atau busa yang dimasukkan ke dalam vagina untuk membunuh sperma. Alat kontrasepsi ini juga dapat dibeli dengan harga terjangkau dan mudah digunakan tanpa resep dokter. Spermisida dapat digunakan bersama alat kontrasepsi lain untuk memaksimalkan fungsinya.
Sayangnya, spermisida memiliki tingkat kegagalan yang relatif tinggi jika digunakan sendiri. Spermisida juga dapat menyebabkan iritasi pada organ intim serta tidak melindungi dari penyakit menular seksual.
9. KB Permanen
Metode kontrasepsi permanen dilakukan dengan vasektomi pada pria atau tubektomi pada wanita untuk menghentikan jalur sperma atau telur menuju rahim. Kontrasepsi ini memiliki efektivitas hampir 100% dalam mencegah kehamilan. Metode ini juga praktis karena tidak memerlukan penggunaan alat kontrasepsi rutin.
Sifatnya yang permanen menyebabkan seseorang harus memikirkannya matang-matang sebelum melakukan metode ini. KB permanen memerlukan prosedur medis yang melibatkan pembedahan sehingga biaya yang diperlukan juga cukup besar. KB permanen tidak melindungi dari penyakit menular seksual.
Advertisement