Liputan6.com, Jakarta Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sedang memantau ketat COVID varian BA.2.86, yang dijuluki oleh para ilmuwan di media sosial dengan nama 'Pirola.' Varian ini merupakan mutasi yang diduga berasal dari BA.2 subvarian Omicron.
Melansir ABC News, Senin (21/8/2023), berikut ini yang diketahui soal varian COVID BA.2.86:
Baca Juga
Di mana saja virus BA.2.86 terdeteksi?
Virus ini baru terdeteksi di empat negara, yakni:
Advertisement
- Denmark
- Israel
- Inggris
- Amerika Serikat (AS)
Diklasifikasikan sebagai apa?
BA.2.86 masuk kategori sebagai Varian Dalam Pemantauan atau Variant Under Monitoring (VUM) yang dimasukkan WHO sejak tanggal 17 Agustus 2023.
WHO mengatakan bahwa mereka membuat klasifikasi VUM karena banyaknya mutasi yang dibawa atau teridentifikasi.
Added as VUM based on the large number of mutations identified (Ditambahkan sebagai VUM berdasarkan banyaknya mutasi yang teridentifikasi), tulis WHO.
Ada tiga klasifikasi untuk varian COVID-19:
- Varian Dalam Pemantauan (VUM)
- Varian yang Menarik Perhatian (Variant of Interest/VOI)
- Varian yang Menjadi Perhatian (Variant of Concern/VoC)
Dengan mendeklarasikan VUM, WHO menyerukan tinjauan global terhadap epidemiologi strain dan pelacakan karakteristik dan penyebarannya.
Belum Diketahui Seberapa Parah Varian BA.2.86
Seberapa parah varian BA.2.86?
Para ilmuwan dan WHO sendiri masih belum tahu.
Â
Lebih banyak data diperlukan untuk memahami varian COVID-19 ini dan sejauh mana penyebarannya, tulis WHO.
"Namun jumlah mutasi perlu mendapat perhatian. WHO akan memberi informasi terbaru kepada negara-negara dan masyarakat saat kami mempelajari lebih lanjut.
Â
Advertisement
Dianggap Mutasi yang Paling Mencolok
Francois Balloux, profesor biologi sistem komputasi di University College London, setuju bahwa pemantauan terhadap varian BA.2.86 diperlukan.
"BA.2.86 adalah jenis SARS-CoV-2 yang paling mencolok yang pernah disaksikan dunia sejak kemunculan Omicron," katanya.
"Dalam beberapa minggu ke depan kita akan melihat seberapa baik BA.2.86."
Kekebalan Tubuh Masih Bekerja
Tetapi Balloux berpendapat sifat BA.2.86 tak berbeda jauh dengan strain Omicron lainnya.
"Bahkan dalam skenario terburuk di mana BA.2.86 menyebabkan gelombang kasus baru yang besar, kami tidak mengharapkan untuk menyaksikan tingkat penyakit parah dan kematian yang sebanding dengan yang kami alami di awal pandemi ketika varian Alpha, Delta atau Omicron menyebar, pungkasnya.
"Bahkan jika orang terinfeksi kembali oleh BA.2.86, memori kekebalan tubuh masih memungkinkan sistem kekebalan tubuh mereka untuk bekerja dan mengendalikan infeksi dengan jauh lebih efektif."
Asal Mula Dijuluki 'Pirola'
Mengapa Varian BA.2.86 dijuluki 'Pirola'?
Itu berasal dari para ilmuwan di media sosial.
Pada bulan Maret tahun 2023, WHO memutuskan untuk hanya memasukkan nama-nama alfabet Yunani ke dalam Variants of Concern.
Jadi, sejauh yang diketahui WHO, tidak ada nama resmi non-numerik untuk varian yang sedang dipantau atau diperhatikan. Namun, beberapa ilmuwan telah menyarankan penamaan varian agar lebih mudah dipahami oleh masyarakat luas.
Varian COVID Harus Punya Nama Panggilan
World Health Network, sebuah organisasi yang mendefinisikan dirinya sebagai 'gugus tugas masyarakat yang mempromosikan keselamatan dan dukungan untuk semua orang' (people’s task force promoting safety and support for everyone), mengatakan bahwa varian COVID harus memiliki nama panggilan.
Organisasi ini menyarankan untuk mengambil nama-nama tersebut dari astronomi, seperti rasi bintang, bintang, bulan, asteroid, dan exoplanet.
Nama tersebut tampaknya disarankan oleh seseorang yang menggunakan nama @JPWeiland di platform Twitter X.
Akun @JPWeiland yang mendeskripsikan diri sebagai ilmuwan dan pemodel penyakit menular, menamainya "sesuai dengan nama asteroid yang mengorbit di dekat Jupiter".
Nama Pirola dipilih "karena keunikannya."
Advertisement