Sukses

Terlalu Lama Nonton Tayangan di Gawai Bisa Bikin Anak Terlambat Bicara

Lamanya penggunaan handphone dan perangkat lainnya bisa menjadi penyebab terlambatnya kemampuan komunikasi anak.

Liputan6.com, Jakarta - Pada era modern saat ini, orangtua cenderung memilih cara praktis untuk membuat anak anteng atau tenang. Banyak orangtua menggunakan gawai seperti handphone, televisi, tablet, hingga komputer untuk memutar tayangan animasi yang ada pada perangkat tersebut. Akibat maraknya situasi ini, banyak ahli yang meneliti kaitan perkembangan anak dengan durasi paparan perangkat elektronik.

Jurnal JAMA Pediatrics menyebutkan, lamanya penggunaan handphone dan gawai lainnya bisa menjadi penyebab anak mengalami terlambatnya kemampuan komunikasi (speech delay). 

“Layar dapat mengganggu atau menggantikan interaksi dengan pengasuh dan membatasi peluang untuk pertukaran verbal, yang dapat merusak keterampilan komunikasi dan sosial,” ujar Jason Nagata, profesor pediatri di University of California dilansir dari MedPage Today.

Menurut Nagata, memberi handphone kepada anak tidak memenuhi komponen interaktif karena anak menjadi tidak bergerak dan tidak dapat melatih keterampilan motoriknya.

Ketika anak yang seharusnya aktif bermain dan berkomunikasi, tetapi diberi akses penggunaan handphone akan membuat anak menjadi tidak aktif dan jarang berkomunikasi.

Dilansir dari New York Post, penelitian waktu penggunaan handphone yang melibatkan 7.000 anak di Jepang menemukan bahwa, anak-anak yang menghabiskan empat jam atau lebih menatap layar handphone, berisiko lima kali lebih tinggi mengalami terlambat bicara

Orangtua sebaiknya mewaspadai fakta penelitian yang mengungkap waktu bermain handpnone terlalu lama mampu mempengaruhi terlambatnya komunikasi anak, karena anak menjadi kurang aktif bersosialisasi. 

2 dari 3 halaman

Anak Bisa Kecanduan Gawai

Masih merujuk pada penelitian dengan anak-anak di Jepang, peneliti menemukan ibu-ibu muda yang mengalami baby blues membiarkan anaknya mengakses handphone lebih lama. Biasanya ibu-ibu memberikan akses kepada anak untuk melihat video animasi yang memiliki banyak warna sehingga disukai oleh anak. 

Alvaro Bilbao menjelaskan bahwa anak dibawah umur 6 tahun seharusnya tidak terlalu banyak menggunakan handphone. Dalam buku pun disebutkan masalah psikologis dan perilaku depresi membuat anak kecanduan berlama-lama pada layar handphone.

Bilbao sebut dirinya tidak memberikan akses handphone kepada anaknya, karena khawatir anaknya akan menghadapi masalah yang lebih besar jika kecanduan handphone. Pada bukunya pun Bilbao terdapat bab "aplikasi terbaik untuk anak" namun kosong.

Artinya Bilbao singung soal aplikasi di handphone untuk anak tidak ada yang baik, amalah akan menunda perkembangan anak.

"Ini seperti memberikan sepeda motor 800 cc kepada seorang anak yang baru belajar berjalan," jelasnya kepada New York Post.

 

3 dari 3 halaman

Upaya Permainan Untuk Anak

Meski zaman telah modern, penggunaan handphone terlalu lama dapat menganggu perkembangan anak. Sehingga orang tua harus mencari solusi lain agar anak bisa bermain dengan menyenangkan dalam melatih motorik anak.

Contohnya bermain permainan tradisional seperti congklak, main lompat tali, dan enggrang. Selain itu ada juga permainan monopoli, karambol, dan catur agar mengasah pikiran anak.

Sebagai orang tua harus memiliki kepekaan terhadap ketertarikan anak, lakukan permainan tanpa ponsel namun tetap menyenangkan bagi anak seperti permainan tradisional tadi.

Jika dirasa anak perlu mengetahui ponsel, berikan mereka jadwal dalam menggunakannya. Contohnya seminggu sekali, sehari 1 jam, dan lain sebagainya.

Perlu diingat, orangtua yang lengah sedikit saja terhadap mendidik anak, akan memberikan efek negatif kedepannya. Mungkin anak yang menjadi tempramental, kurang sopan, insomnia, karena terus melihat contohnnya di media sosial. Sehingga orang tua perlu sedikit ketat terhadap anak agar tidak mencotoh konten di media sosial.