Liputan6.com, Jakarta - Tidak mengherankan jika pendengar yang baik disukai banyak orang. Ini karena ia mampu membuat orang lain merasa lebih dihargai dan dipedulikan.
Nah, ternyata pesona seorang yang memiliki kualitas ini tak hanya dalam konteks pertemanan saja, lho. Menurut penelitian, wanita yang responsif dan pendengar yang baik disebut jadi idaman para pria.
Baca Juga
Mengutip dari Time, sebuah studi baru menunjukkan bahwa pria lebih tertarik kepada wanita responsif yang cenderung memenuhi kebutuhannya.
Advertisement
Penelitian yang diterbitkan dalam Personality and Social Psychology Bulletin ini menemukan bahwa setelah bertemu, pria lebih cenderung tertarik kepada seorang wanita yang responsif, yang berarti "paham apa yang saya pikirkan dan rasakan" atau "mau mendengarkan saya."
Menurut pria, wanita yang responsif terkesan lebih feminin. Hal ini membuat wanita tersebut terlihat lebih menarik.
Dr. Gurit Birnbaum, salah satu penulis penelitian, mengatakan bahwa sifat cepat tanggap tersebut juga dapat menunjukkan wanita mana yang akan dipandang sebagai pasangan jangka panjang versus hubungan jangka pendek.
"Wanita yang responsif dapat dianggap sebagai pasangan yang hangat dan peduli dan karena itu diinginkan untuk hubungan jangka panjang," jelasnya kepada Time.
Sebaliknya, pendapat perempuan terhadap "daya tanggap" laki-laki lebih rumit. Di satu sisi, beberapa wanita melihat responsivitas sebagai indikasi bahwa pria itu akan menjadi pasangan yang diinginkan, sementara yang lain dengan curiga melihatnya sebagai taktik untuk memanipulasi. Yang lain lagi berpikir bahwa "responsif" tidak maskulin, dan karenanya dianggap tidak seksi.
Karakteristik Pendengar yang Baik
Setelah tahu, pasti Anda ingin buru-buru belajar jadi pendengar yang baik, bukan? Umumnya, apa yang dianggap sebagai pendengar yang baik yaitu seseorang yang diam sambil mengangguk sesekali dan akan mengulangi kembali apa yang lawan bicaranya selesai. Ternyata, untuk menjadi pendengar yang baik dibutuhkan lebih dari itu, lho.
Menurut data yang dibagikan Harvard Business, empat karakteristik pendengar yang baik yaitu:
1. Mampu Menciptakan Percakapan Kooperatif
Dalam percakapan kooperatif, umpan balik mengalir dengan lancar ke kedua arah dengan tidak ada pihak yang bersikap defensif tentang komentar yang dibuat lawan bicaranya.
Sebaliknya, pendengar yang buruk dipandang tidak kooperatif dan malah kompetitif. Ia mungkin mendengarkan hanya untuk mengidentifikasi kesalahan dalam pola pikir dan perspektif lawan bicaranya, menggunakan waktu diamnya sebagai kesempatan untuk mempersiapkan tanggapan berikutnya.
Itu mungkin membuat Anda menjadi pendebat yang hebat, tetapi itu tidak membuat Anda menjadi pendengar yang baik.
Pendengar yang baik mungkin menantang asumsi dan tidak sependapat dengan apa yang diucapkan oleh pembicara, tetapi orang yang didengarkan merasa pendengar berusaha membantu dan tidak ingin memenangkan argumen semata.
Advertisement
2. Mengajukan Pertanyaan
Menjadi pendengar yang baik lebih dari sekadar diam di saat orang lain berbicara. Sebaliknya, seseorang yang didefinisikan sebagai pendengar yang baik ialah mereka yang secara berkala mengajukan pertanyaan yang bersifat konstruktif.
Pendengar yang baik mungkin akan menanyakan sesuatu yang bertentangan dengan jalan pikiran si lawan bicara untuk memberi masukan dan perspektif baru tanpa membuatnya tersinggung.
Duduk diam sambil mengangguk-anggukkan kepala tidak jadi bukti bahwa orang tersebut mendengarkan. Sebaliknya, mengajukan beberapa pertanyaan memberi tahu pembicara bahwa ia tidak hanya mendengar apa yang dikatakan, tetapi juga cukup paham hingga menginginkan informasi tambahan.
3. Membangun Harga Diri Pembicara
Menjadi pendengar yang baik dapat membangun harga diri seseorang. Pendengar yang baik menyulap percakapan apapun menjadi pengalaman positif bagi pihak lain, yang tidak mungkin terjadi ketika pendengar pasif.
Pendengar yang baik membuat lawan bicaranya merasa didukung dan percaya diri. Mendengarkan dengan baik ditandai dengan penciptaan lingkungan yang aman di mana masalah dan perbedaan dapat didiskusikan secara terbuka.
4. Terus Memberikan Umpan Balik
Menjadi pendengar yang baik berarti memberikan beberapa umpan balik yang diberikan dengan cara yang dapat diterima orang lain. Temuan ini agak mengejutkan karena tidak jarang orang mengeluhkan bahwa lawan bicaranya tidak benar-benar mendengarkan dan hanya berusaha memecahkan masalah.
Jadi, sebenarnya memberi saran bukan hal salah, hanya saja, keterampilan orang tersebut dalam menyusun kalimat mungkin kurang sehingga tidak ditanggapi dengan positif.
Oleh karena itu, pastikan untuk memvalidasi perasaan si pembicara terlebih dahulu untuk menunjukkan bahwa Anda memahami apa yang sedang dialaminya sebelum melompat ke pemecahan masalah.
Kemungkinan lain adalah bahwa seseorang lebih cenderung menerima saran dari orang-orang yang sudah dianggapnya sebagai pendengar yang baik.
Inilah mengapa seseorang yang diam selama seluruh percakapan dan kemudian melompat dengan saran mungkin tidak dianggap kredibel dan seseorang yang tampak agresif atau kritis yang mencoba memberikan nasihat mungkin tidak dipercaya.
(Adelina Wahyu Martanti)
Advertisement