Sukses

Menkes Budi: Kita Butuh Uang untuk Perkuat Deteksi Virus di ASEAN

Penggunaan uang untuk mendukung penguatan deteksi virus di Negara Anggota ASEAN.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kesehatan se-ASEAN menyepakati penggunaan dana sangat dibutuhkan untuk memperkuat surveilans hingga menyiapkan sumber daya manusia. Kesepakatan ini dari hasil pertemuan “High Level Meeting in the ASEAN Region: From Emergency Response to Long-Term COVID-19 Disease Management” pada 24 - 25 Agustus 2023 di Jakarta.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin menuturkan, dana alokasi khusus di ASEAN demi mendukung kesiapan infrastruktur menghadapi pandemi di masa depan. 

Pembahasan terkait dana juga sudah disampaikan dalam pertemuan ‘ASEAN Finance and Health Ministerial Meeting' pada 24 Agustus 2023. Pertemuan ini berlangsung antara Menteri Keuangan dan Menteri Kesehatan se-ASEAN.

“Dengan adanya pertemuan bersama antara Menteri Keuangan dan Menteri Kesehatan, maka ada acara khusus di mana Menteri Kesehatan dapat menjelaskan kepada Menteri Keuangan, mengapa kita membutuhkan alokasi tertentu,” tutur Budi Gunadi saat ditemui Health Liputan6.com di Hotel St. Regis Jakarta.

“Khususnya untuk kesiapsiagaan dan pencegahan pandemi. Jadi itu salah satu yang penting. Dan dalam meeting hari ini (25/8/2023), yang kita bahas adalah ya kita butuh uang, tapi kita butuh uang untuk melakukan apa.”

Perkuat Laboratorium dan Kapasitas Produksi

Komitmen kesepakatan sasaran penggunaan uang yang dicapai Menteri Kesehatan se-ASEAN terbagi menjadi dua hal.

“Kami sepakat bahwa kami membutuhkan uang untuk melakukan dua hal. Pertama, kami harus memperkuat infrastruktur kami, saya menyebutnya ibarat perangkat keras (hardware),” jelas Budi Gunadi.

“Itu mencakup pengawasan laboratorium, farmasi, vaksin, dan kapasitas produksi. Misalnya juga peralatan pengujian PCR. Itu adalah perangkat keras dari infrastruktur yang perlu kita bangun di seluruh wilayah.”

2 dari 3 halaman

Surveilans untuk Deteksi Virus Baru

Di Indonesia sendiri, kemampuan surveilans terus ditingkatkan. Dari informasi Kementerian Kesehatan RI, 514 kabupaten/kota di Indonesia ditargetkan mempunyai kemampuan surveilans untuk mendeteksi virus.

“Saya kira sedikitnya 514 kabupaten/kota di Indonesia harus memiliki kemampuan surveilans ini. Jadi, kalau ada virus baru bahkan bakteri sekalipun, kita bisa deteksi dengan cepat,” lanjut Budi Gunadi Sadikin.

“Makanya, ‘perangkat keras’ sangat penting dari penggunaan uang yang kita miliki. Kita perlu menaruhnya di ‘perangkat lunak’ (software) untuk dipersiapkan untuk waktu berikutnya.

Persiapkan Tenaga Ahli

Poin kedua adalah sumber daya manusia. Menkes Budi Gunadi mengibaratkan sebagai perangkat lunak (software).

“Jika kita memiliki laboratorium, tapi tidak memiliki teknisi, maka kita tidak bisa menggunakan laboratorium tersebut. Jika kita memiliki keuntungan, kita memiliki lab untuk mengidentifikasi,” katanya.

“Tetapi kami tidak memiliki ilmuwan yang dapat menganalisis pengobatan terbaik untuk virus. Oleh karena itu, hal kedua yang kami diskusikan adalah, bagaimana kami dapat mempersiapkan sumber daya manusia.”

3 dari 3 halaman

Undang Ahli dari Negara Maju

Untuk kebutuhan sumber daya manusia, diperlukan berbagi pengetahuan (sharing knowledge). Ini berarti bagaimana antar negara ASEAN dapat mengundang para ahli untuk berbagi ilmu sehingga kemampuan sumber daya manusia dapat meningkat.

“Bagaimana kita bisa berbagi pengetahuan antar negara, bagaimana kita bisa mengundang ahli dari negara maju untuk mengajarkan, bagaimana kita bisa lebih siap menghadapi pandemi berikutnya,” terang Budi Gunadi Sadikin.

“Jadi itulah tiga hal yang kami bahas, yaitu infrastruktur, uang untuk ‘perangkat keras’ dan sumber daya manusia untuk ‘perangkat lunak.’ Dan mudah-mudahan dengan mekanisme ini, kita bisa meneruskan konsep ini ke Laos. Karena Laos tahun depan jadi tuan rumah KTT ASEAN.”

Pastikan Transisi Tuan Rumah ASEAN 

Komitmen Menteri Kesehatan se-ASEAN di tahun 2023 ini diharapkan Menkes Budi Gunadi dapat dilanjutkan ke Laos. Apalagi Laos akan menjadi tuan rumah KTT ASEAN pada 2024.

“Kami hanya ingin memastikan bahwa transisinya lancar. Setelah pandemi, biasanya orang mudah lupa dan kita tidak melakukan apa-apa dan tiba-tiba seratus tahun kemudian, pandemi terjadi lagi dan kita bingung,” ujarnya.

“Saya pikir kita tidak boleh melakukan hal tersebut pada generasi penerus. Kita harus jauh lebih siap setelah pandemi COVID-19 ini.”

Video Terkini