Liputan6.com, Jakarta - Indonesia merupakan salah satu negara pencetus lahirnya pendanaan pandemi atau yang disebut Pandemic Fund. Pembentukan Pandemic Fund secara resmi disampaikan oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) saat Presidensi G20 Indonesia tahun 2022.
Pengajuan proposal tiap negara sudah berjalan dan terus dilakukan penilaian, negara mana saja yang mendapatkan dana pandemi. Dana yang terkumpul ini berasal dari negara-negara G20.
Baca Juga
Sayangnya, Indonesia rupanya gagal mendapatkan pendanaan Pandemic Fund putaran pertama. Informasi ini disampaikan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) RI pada Senin, 21 Agustus 2023.
Advertisement
Masalah Waktu dan Prioritas Kebutuhan
Terkait belum lolosnya Indonesia mendapatkan dana Pandemic Fund turut direspons oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia Kunta Wibawa Dasa Nugraha.
Menurut Kunta, itu hanyalah masalah waktu dan prioritas saja.
“Pertanyaannya, kok kita enggak dapat (dana pandemi)? Ini masalah waktu dan prioritasnya. Kan juga melihat semua proposal sehingga ada prioritas kebutuhannya seperti apa,” ucapnya ditemui Health Liputan6.com saat media briefing 'High Level Meeting in the ASEAN Region' di Hotel St. Regis Jakarta pada Kamis, 24 Agustus 2023.
“Pencetus Itu sudah Bagus”
Kunta Wibawa Dasa Nugraha menilai Indonesia sebagai pencetus Pandemic Fund sudah bagus. Hal itu memberikan dampak positif untuk mendorong negara-negara di dunia dalam pengumpulan dana pandemi.
Pendanaan tersebut juga digunakan untuk menangani penyakit-penyakit lain.
“Pencetus itu bagus. Artinya, bagaimana kita mendorong dunia, kerja sama. Kita pas kena COVID ya Alhamdulilah punya uang, tapi susah buat akses resources (sumber) obat, vaksin dan lainnya,” tuturnya.
“Nah, bayangkan negara lain yang enggak punya uang, enggak ada resources, enggak bisa akses obat sama vaksin. Inilah yang kita dobrak bahwa kita harus kerja sama.”
Advertisement
Harus Punya Akses Financing
Belajar dari dampak krisis kesehatan akibat COVID-19, kebutuhan terkait pendanaan penting. Negara-negara harus bersama-sama sepakat sehingga bukan hanya di lingkup kawasan regional ASEAN, melainkan juga secara global.
“Maka, kita ngomongnya mesti bareng secara global, enggak hanya nation dan region yang ngomong. Akses financing harus ada seperti International Monetary Fund (IMF),” terang Kunta Wibawa Dasa Nugraha.
Terus Berusaha dapat Dukungan
Indonesia akan terus berusaha untuk mendapatkan dukungan, termasuk pendanaan darurat pandemi.
“Kita sih akan terus berusaha untuk mendapatkan dukungan terutama untuk kawasan ASEAN. Kita dorong surveilans dan bagaimana memonitor penyakit dengan mekanisme One Health, penyakit yang bisa ditularkan dari hewan ke manusia,” imbuh Kunta.
Proposal Indonesia Punya Kualitas Bagus
Hingga Agustus 2023, Dewan Pengurus The Pandemic Fund telah menyetujui dana hibah putaran pertama untuk 37 negara yang mencakup 19 proyek.
Kepala Pusat Kebijakan Regional dan Bilateral Kemenkeu RI Yogi Rahmayanti menyatakan, Indonesia tidak berhasil lolos pada putaran pertama untuk pendanaan pandemi.
“Memang untuk ronde pertama, tidak berhasil masuk ke dalam satu paket usulan yang terdiri dari banyak usulan proposal negara-negara proposal bersama-sama, tidak termasuk yang disetujui. Tetapi proposal Indonesia sudah masuk," katanya dalam media briefing, Senin (21/8/2023).
Padahal, proposal yang diajukan Indonesia untuk putaran pertama memiliki kualitas yang bagus. Pemerintah Indonesia pun mempertanyakan, kenapa tidak lolos untuk mendapatkan dana hibah Pandemic Fund.
"Sebelumnya dari kriteria yang ada itu sangat menunjukkan bahwa proposal Indonesia masuk kelompok yang cukup kompetitif, justru kita agak mempertanyakan, sebetulnya pertimbangannya ada hal yang lain, tapi dari sisi kualitas proposal Indonesia sudah bagus," ujar Yogi.
Ada 300-an Proposal yang Masuk
Kendati demikian, Yogi memahami bahwa yang membutuhkan dana hibah Pandemic Fund sangat banyak. Hal itu terbukti dari banyaknya jumlah proposal yang diajukan.
"Terbukti dari usulan-usulan yang masuk. Kalau enggak salah ada 300-an proposal, itu menunjukkan betapa tingginya demand dari kebutuhan untuk mengakses Pandemic Fund," sambungnya.
Advertisement