Liputan6.com, Jakarta - Pernah engga sih kamu merasa menemukan orang yang tepat tapi di waktu yang salah? Mungkin ketika kamu sedang jatuh cinta pada seseorang tapi dalam waktu dekat ia mesti ke luar negeri dalam waktu yang lama. Atau ketika berkenalan dengan orang baru yang sreg eh tapi dia sudah sudah memiliki pacar.
Perasaan suka kan tidak ada yang bisa mengatur lalu, muncul dilema besar kala hal ini melanda. Apa bertahan menunggu atau meninggalkan?
Baca Juga
“Konsep 'orang yang tepat, waktu yang salah' adalah dilema umum yang dihadapi orang ketika mereka bertemu seseorang yang tampaknya cocok untuk mereka, namun keadaannya tidak menguntungkan untuk suatu hubungan,” kata LeMeita Smith, PhD, a konselor profesional di Texas dan Direktur Layanan Klinis di United Health Services.
Advertisement
Ada beberapa kondisi ketika kamu mengalami situasi bertemu orang tepat tapi di waktu yang salah.
1. Salah satu dari kamu sedang mengalami perubahan/tantangan besar dalam hidup.
Dalam hubungan yang sehat, idealnya pasanganmu akan berdiri di sisimu dalam suka dan duka. Namun terkadang, bertemu seseorang pada saat yang sulit atau penting dalam hidup bisa menjadi tantangan untuk memulai suatu hubungan.
2. Salah satu dari kamu belum siap secara emosional.
Terkadang, fenomena “orang yang tepat, waktu yang salah” terjadi ketika seseorang tidak siap secara mental atau emosional untuk suatu hubungan, kata Sefora Janel Ray, LMFT, terapis pernikahan dan keluarga berlisensi serta pakar keterikatan di Therapy to Thrive.
“Saat mereka bersama kamu, perhatian mereka terganggu oleh hal-hal lain yang terjadi dalam hidup mereka dan tidak dapat benar-benar hadir,” jelasnya.
Tanda Ketika Berada Di Situasi 'Right Person, Wrong Time'
3. Perbedaan komitmen
Salah satu tanda terbesar dari “orang yang tepat, waktu yang salah” adalah bahwa salah satu pasangan tidak dapat berkomitmen pada suatu hubungan, menurut Smith.
“Kamu memiliki hubungan dan kecocokan yang kuat dengan orang tersebut, tetapi mereka tidak siap atau bersedia untuk berkomitmen karena alasan pribadi seperti karier, pendidikan, kesehatan, dan/atau keluarga,” jelasnya.
4. Kamu bingung dengan apa yang sebenarnya kamu inginkan.
Ini juga bisa menjadi skenario “orang yang tepat, waktu yang salah” jika kamu memiliki koneksi yang kuat, namun kesulitan untuk mengetahui apa yang kamu inginkan dari suatu hubungan atau sebaliknya, kata Ray.
“Ambivalensi itu membuat segalanya menjadi sangat membingungkan,” jelasnya.
5. Salah satu dari kamu sudah berkomitmen dengan yang lain
Pertanda serius bahwa ini mungkin waktu yang salah untuk berkencan? Orang yang Anda minati sudah memiliki hubungan dengan orang lain.
Atau mungkin kalian berdua sedang menjalin hubungan saat ini, sehingga ketertarikan terasa terlarang dan bahkan tabu.
Advertisement
Apa yang Harus Dilakukan?
Bagaimana seseorang harus menangani situasi “orang yang tepat, waktu yang salah”?
Kamu punya beberapa pilihan di sini, tapi pertama-tama, luangkan waktu sejenak untuk memahami akar perasaan campur aduk yang kamu punya, kata Michele Leno, PhD, psikolog di Michigan dan pemilik DML Psychological Services.
- Opsi 1: Lakukanlah
“Anda dapat mencoba memulai [hubungan] berhasil dengan berkomunikasi secara terbuka dan jujur dengan orang tersebut, menetapkan batasan dan ekspektasi yang realistis, dan berkompromi jika memungkinkan,” kata Smith.
- Opsi 2: Menunda
“Anda dapat menunggu hingga waktu yang tepat dengan tetap berhubungan dengan orang tersebut, menjaga persahabatan dan kepercayaan, serta mengungkapkan perasaan dan niat,” kata Smith.
Ini bisa menjadi pilihan bersama yang sangat baik.
- Opsi 3: Move On
“Terkadang, waktu adalah segalanya, dan ada hal-hal tertentu yang tidak seharusnya terjadi,” kata Smith.
Namun kamu masih bisa menghargai dan belajar dari pengalaman tersebut.
Hati-Hati Ketika Mendekati Seseorang
Pada dasarnya, penting untuk mempertimbangkan orang yang kamu dekati dengan hati-hati dan menilai apakah masalahnya benar-benar waktu atau mungkin kecocokan kamu dengan dia secara umum.
Apakah mereka mendukung hubunganmu?
Bisakah kamu bersenang-senang bersama?
Apakah ada komitmen yang mendukung dari kedua belah pihak?
Jika segala sesuatunya terasa selaras, maka faktor penentunya bukanlah waktu, melainkan nilai-nilai pribadi kamu dalam suatu hubungan
Advertisement