Liputan6.com, Jakarta First Lady Amerika Serikat, Jill Biden positif COVID-19 lagi. Hal ini disampaikan White House pada Senin malam waktu setempat.
Sebelumnya, Jill pernah terinfeksi COVID pada Agustus 2022 bersama sang suami Joe Biden.
Baca Juga
Meski kembali kena COVID-19, Jill Biden tidak mengalami kondisi yang parah. Menurut pimpinan komunikasi Jill Biden, Elizabeth Alexander, gejala COVID yang dialami wanita 72 tahun tersebut ringan.
Advertisement
Usai hasil Jill positif COVID-19, maka segera dilakukan pemeriksaan tes COVID-19 pada sang suami, Presiden Amerika Serikat, Joe Biden. Hasil tes menunjukkan Joe Biden negatif COVID-19 seperti disampaikan White House Press Secretary Karine Jean-Pierre.
Meski begitu, tim medis bakal terus memantau kesehatan pria 80 tahun tersebut. "Presiden bakal menjalani tes regular di pekan ini dan bakal terus dimonitor gejala yang muncul," kata Jean-Pierre mengutip CBS News, Selasa (5/9/2023).
Jill Sudah Vaksin Booster
Pihak White House juga menyampaikan bahwa Jill sudah divaksinasi COVID-19. Termasuk sudah mendapatkan vaksinasi booster COVID-19.
Bila merujuk teori, vaksinasi bisa mengurangi keparahan bila seseorang terinfeksi virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19.
Rencananya, selama masa pemulihan dari COVID-19 kali ini Jill bakal tinggal di rumah mereka yang ada di Rehoboth Beach, Delaware. Ini adalah tempat Jill dan Joe Biden biasa tinggali saat di akhir pekan.
Â
Positif COVID-19 di Pekan Sibuk Bagi Sang Suami
Hasil tes positif COVID-19 Jill terjadi jelang minggu yang sibuk bagi Joe Biden. Rencananya, Joe Biden bakal melakukan perjalanan untuk KTTÂ G20 di India pada hari Kamis.
Lalu, Biden juga dijadwalkan bakal ke Hanoi, Vietnam pada hari Minggu.Â
Meski Jill Biden positif COVID-19, menurut salah satu pejabat pemerintahan AS, tidak ada perubahan dalam rencanan perjalanan luar negeri Joe Biden.
Â
Advertisement
Kenaikan Kasus COVID-19 di AS
Menurut data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat memang terjadi peningkatan kasus COVID-19 di sana. Pada awal Agustus, kasus rawat inap akibat COVID secara nasional meningkat hampir 19% dalam satu minggu dan kematian lebih dari 21%.
Direktur CDC Mandy Cohen mengatakan pada hari Selasa pekan lalu, bahwa baru-baru ini hingga 10.000 orang setiap minggunya dirawat di rumah sakit karena COVID. Namun, tambahnya, jumlah tersebut jauh lebih sedikit dibandingkan 40.000 rawat inap dalam seminggu di AS pada titik tertinggi pada Agustus 2022.
""Kita berada dalam kondisi yang jauh berbeda dan lebih baik di Agustus 2023," kata Cohen mengutip NPR.
Terlebih, saat ini kekebalan dari vaksin maupun kekebalan alami COVID-19 sudah ada. Lalu, sudah ada pelayanan rumah sakit memadai serta perawatan yang efektif tangani COVID-19 lanjut Cohen.
Meski begitu, Cohen mengingatkan, COVID-19 tetap berisiko bagi orang yang belum divaksinasi. Terlebih bila yang belum divaksinasi adalah mereka yang berusia lanjut serta punya masalah kesehatan.