Sukses

COVID-19 Pirola Berpotensi Mendominasi Kasus di Britania dalam Sebulan ke Depan

Pakar di Britania mengatakan bahwa Pirola menimbulkan kekhawatiran di kalangan pakar kesehatan dan berpotensi mendominasi dalam empat minggu ke depan.

Liputan6.com, Jakarta COVID-19 Pirola atau BA.2.86 dapat menjadi subvarian yang mendominasi di Britania dalam sebulan ke depan.

Hal ini semakin mungkin terjadi mengingat jumlah kasus positif COVID baru meningkat dua kali lipat hingga lebih dari 90.000 kasus hanya dalam satu bulan.

Peringatan ini disampaikan oleh pakar di Britania yang mengatakan bahwa Pirola menimbulkan kekhawatiran di kalangan pakar kesehatan, seperti dilansir dari Mirror.

Subvarian baru Omicron ini diyakini membawa hingga 36 mutasi dan berpotensi menjadi strain dominan di Inggris dalam beberapa bulan mendatang.

Namun, masih banyak yang harus dipelajari mengenai dampaknya dan apakah hal ini akan menyebabkan peningkatan kasus yang parah.

Saat ini, jumlah orang yang dites positif terkena virus Corona hampir dua kali lipat dibandingkan awal Agustus. Badan Keamanan Kesehatan Inggris mengatakan pihaknya berencana untuk memulai kembali pengujian COVID dan menyarankan individu untuk menghindari kontak dengan orang lain jika mereka menunjukkan gejala COVID.

Departemen Kesehatan dan Pelayanan Sosial (DHSC) Inggris dan Badan Keamanan Kesehatan Inggris juga telah mengajukan peluncuran program vaksinasi musim gugur.

North Wales Live melaporkan bahwa wakil kepala petugas medis Wales telah menulis surat kepada kepala dewan kesehatan mengenai peluncuran vaksinasi baru.

Dalam memo tersebut, dia berkata: "Kolega akan mewaspadai identifikasi varian baru baru-baru ini (BA.2.86). Meskipun saat ini terdapat banyak ketidakpastian seputar varian baru ini, terdapat konsensus klinis di seluruh negara Inggris yang melakukan tindakan pencegahan.”

“Langkah-langkah perlu dipertimbangkan. Jelas, program vaksinasi COVID-19 kami adalah elemen penting dalam hal ini," mengutip Mirror, Rabu (6/9/2023).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Masyarakat Paling Rentan Diprioritaskan untuk Vaksinasi

Berdasarkan bukti terbatas yang tersedia tentang BA.2.86, ada kemungkinan bahwa dalam 4-6 minggu akan terjadi gelombang virus Corona. Oleh karena itu, masyarakat yang paling rentan harus diprioritaskan untuk mendapatkan vaksinasi dengan vaksin yang tersedia saat ini.

“Hal ini konsisten dengan saran Komite Gabungan Vaksinasi (JCVI) bahwa prinsip ketepatan waktu harus menjadi prioritas di atas pilihan vaksin.”

Alokasi pendanaan telah dikomunikasikan sebelumnya untuk program vaksinasi COVID-19.

3 dari 4 halaman

Kelompok Masyarakat Rentan

Komite gabungan setempat yang mengatur soal Vaksinasi dan Imunisasi merekomendasikan pemberian booster COVID-19 untuk masyarakat rentan termasuk:

  • Penghuni di panti jompo atau lanjut usia (lansia)
  • Semua orang lansia 65 tahun ke atas
  • Orang berusia enam bulan hingga 64 tahun dalam kelompok risiko komorbid
  • Pekerja kesehatan dan perawatan sosial garis depan
  • Orang berusia 12 hingga 64 tahun yang merupakan kontak serumah
  • Orang berusia 16 hingga 64 tahun yang menjadi pengasuh dan staf yang bekerja di panti jompo untuk lansia.
4 dari 4 halaman

Penyebaran Pirola

Mengenai gejala yang ditimbulkan akibat infeksi Pirola, belum ada gejala spesifik seperti disampaikan ahli virologi dari Johns Hopkins University, Andrew Pekosz.

"Belum ada data mengenai gejala spesifik yang terkait dengan infeksi akibat BA.2.86 lantaran kasusnya masih sedikit," kata Pekosz mengutip laman Today.

Bila mengacu pada data GISAID pada 4 September 2023, kasus BA.2.86 dilaporkan dari 9 negara. Terbanyak di Denmark dengan 12 kasus. Disusul Swedia (5), Amerika Serikat (4), Afrika Selatan (3).

Lalu, masing-masing dua kasus di Prancis, Inggris, Portugal. Kemudian Israel dan Kanada masing-masing terdata 1 kasus. Pada kasus yang di Inggris, ternyata tidak memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri. Ini menunjukkan bahwa kemungkinan varian tersebut sudah menyebar di sana seperti mengutip laporan The BMJ.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.