Sukses

Bukan Cuma Cegah Kena COVID-19, Kondisi Ini Mesti Pakai Masker

Masker juga mencegah penyakit lain yang menyebar ketika seseorang di dekat Anda batuk atau bersin, yang mengeluarkan percikan menular ke udara.

dr Dinda Meraih Gelar Medical Bachelor, Bachelor of Surgery (M.B.B.S) dan Merampungkan Program Post Graduate Obstetric and Gynecology di Suzhou University, Suzhou, China pada 2014. Lalu Menjadi Dokter Adaptasi di RSUP Sanglah, Denpasar, Bali.

Liputan6.com, Jakarta Masker dapat menjadi alat untuk mencegah COVID-19. Namun, masker juga mencegah penyakit lain yang menyebar ketika seseorang di dekat Anda batuk atau bersin, yang mengeluarkan percikan menular ke udara.

Pada Desember 2022, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat mendorong orang untuk memakai masker demi membantu memperlambat penyebaran penyakit pernapasan lain seperti flu dan Respiratory Syncytial Virus (RSV).

RSV adalah virus pernapasan umum yang menginfeksi paru-paru maupun saluran pernapasan. Virus ini biasanya menyebabkan pembengkakan dan peradangan pada tabung pernapasan atau bronchioles, yang disebut bronchiolitis.

Pakai Masker Jika Rentan Terkena Flu

Yale Medicine emergency medicine specialist, Karen Jubanyik, MD, mendesak orang dewasa untuk mempertimbangkan memakai masker selama musim flu jika mereka berisiko atau berinteraksi dengan orang-orang yang rentan terhadap komplikasi flu.

"Karena flu menyerang Anda secara tiba-tiba, Anda mungkin merasa baik-baik saja meskipun berpotensi menular, lalu tiba-tiba Anda mengalami demam," kata Karen, dikutip dari Yale Medicine.

“Orang-orang yang berisiko terkena komplikasi flu adalah mereka yang berusia 65 tahun ke atas, orang-orang dengan kondisi medis kronis tertentu, orang hamil, dan anak-anak.”

2 dari 4 halaman

Kapan Masker Diperlukan?

UC San Diego Health memperbarui protokol kesehatan penggunaan masker. Mereka mewajibkan penggunaan masker untuk situasi sebagai berikut:

  1. Mereka yang baru saja didiagnosis dengan penyakit infeksi pernapasan sehingga membutuhkan masker.
  2. Mereka yang mengalami gejala pernapasan, misalnya, batuk, pilek, dan/atau sakit tenggorokan yang konsisten dengan penyakit menular.
  3. Mereka yang telah disarankan oleh tim medis pasien untuk mengenakan masker, terutama yang mengalami gangguan kekebalan atau sedang melakukan tindakan pencegahan karena kekebalannya berkurang.
  4. Mereka yang telah diminta oleh pasien untuk mengenakan masker demi mencegah virus menyebar. Terutama menggunakan masker jika Anda berisiko tinggi mengalami komplikasi penyakit pernapasan
3 dari 4 halaman

Kurangi Penularan Virus Pernapasan Lain

Jauh sebelum pandemi COVID-19, para peneliti telah mempelajari efektivitas masker dalam mengurangi penularan virus pernapasan lainnya. Meta-analisis penyebaran virus selama epidemi SARS asli pada tahun 2002-2003 menunjukkan, satu infeksi dapat dicegah untuk setiap enam orang yang mengenakan masker, dan untuk setiap tiga orang yang mengenakan masker N95.

Pemakaian masker oleh petugas kesehatan telah lama dianggap sebagai strategi utama untuk melindungi bayi muda yang berisiko dari infeksi Respiratory Syncytial Virus (RSV) yang ditularkan di rumah sakit. Evaluasi ilmiah terhadap efektivitas masker secara historis telah dikaburkan oleh fakta bahwa penggunaan masker sering digunakan bersama dengan strategi lain, seperti mencuci tangan.

Melansir Scientific American, ada pula salah satu studi acak terbesar sebelum COVID-19 tentang pemakaian masker, yang dilakukan dengan lebih dari 1.000 mahasiswa asrama University of Michigan pada tahun 2006 hingga 2007, menemukan bahwa penyakit pernapasan bergejala berkurang di antara para pemakai masker. Hal ini terutama terjadi ketika masker dikombinasikan dengan kebersihan tangan.

Baru-baru ini, para peneliti mengukur jumlah virus yang ada dalam napas yang diembuskan dari orang-orang dengan gejala pernapasan. Tujuannya, mempelajari seberapa baik masker menghalangi pelepasan partikel virus.

Mereka yang dipilih secara acak untuk memakai masker memiliki tingkat pelepasan pernapasan yang lebih rendah untuk influenza, rhinovirus- yang menyebabkan flu biasa- dan virus corona non-SARS, dibandingkan mereka yang tidak memakai masker.

4 dari 4 halaman

Panduan Menggunakan Masker dengan Benar

Beragam jenis masker dengan berbagai bahan mudah ditemui, mulai dari masker medis sampai dengan masker kain yang bervariasi corak dan warnanya.

Selain pemilihan bahan masker, hal penting lainnya adalah cara menggunakan masker dengan benar agar efektif melindungi Anda dari paparan virus dan bakteri lainnya.

Panduan menggunakan masker dengan benar, menurut informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) antara lain:

  1. Memakai masker harus dapat menutup mulut, hidung dan dagu Anda. Kemudian pastikan bagian masker yang berwarna berada di sebelah depan dan tidak terbalik.
  2. Kemudian tekan bagian atas masker supaya mengikuti bentuk hidung Anda dan tarik kebelakang dibagian bawah sehingga menutupi dagu Anda.
  3. Setelah pemakaian selama 4 jam, segera ganti masker Anda. Oleh karena itu, selalu siapkan masker cadangan.
  4. Cara melepas masker, yaitu dengan melepaskan masker yang telah digunakan dengan hanya memegang talinya. Kemudian langsung buang ke tempat sampah. Disarankan untuk memotong/ menggunting masker yang akan dibuang agar tidak disalahgunakan.
  5. Tetaplah  menggunakan masker bila batuk atau saat akan batuk ketika tidak menggunakan masker segera tutup mulut dengan lengan atas bagian dalam (etika batuk).
  6. Cuci tangan pakai sabun setelah membuang masker yang telah digunakan kedalam tempat sampah.
  7. Supaya tetap bersih disarankan untuk mengganti masker Anda secara rutin apabila kotor atau basah. Pemakaian masker yang optimal selama 4 jam.
  8. Untuk meningkatkan efektivitas perlindungan gunakan masker Anda berupa masker medis dan masker kain.
  9. Cara memasang masker Anda adalah kenakan terlebih dahulu masker medis kemudian masker kain di atasnya