Sukses

Moderna-Pfizer Berlomba Merilis Vaksin Baru Tangkal Mutasi Varian COVID, Indonesia Perlu Nyusul?

Moderna dan Pfizer terus memproduksi vaksin baru untuk menangkal mutasi varian COVID.

Liputan6.com, Jakarta - Moderna dan Pfizer terus mengembangkan vaksin COVID-19 yang disesuaikan dengan mutasi varian COVID terkini. Baru-baru ini, Moderna memperbarui vaksin yang diklaim menangkal varian BA.2.86 alias Pirola, sedangkan Pfizer telah mendapatkan persetujuan izin edar vaksin yang mampu menangkal Omicron XBB.1.5.

Melihat pengembangan vaksin untuk menangkal mutasi varian COVID yang dilakukan di negara maju, apakah Indonesia perlu menyusul? 

Apalagi Indonesia sudah mampu memproduksi vaksin COVID-19 produksi dalam negeri berbasis teknologi subunit rekombinan protein (vaksin IndoVac) dan inactivated virus (vaksin InaVac). 

Dokter spesialis pulmonologi dan kedokteran respirasi Erlina Burhan mengakui, negara-negara maju memang gencar memproduksi vaksin COVID-19. Bahkan telah ada vaksin berjenis bivalen (satu vaksin terdiri atas strain virus SARS-CoV-2 dan Omicron).

“Ya ini semua tergantung dari biaya. Karena memproduksi vaksin harus melewati uji klinis bertingkat-tingkat, mulai dari praklinik, lalu uji klinik 1, 2, 3 dan ini akan mahal sekali,” ujar Erlina menjawab pertanyaan Health Liputan6.com dalam webinar bertajuk, Sadari, Siaga, Solusi Terhadap Mutasi Virus pada Masa Endemi COVID-19, ditulis Senin (11/9/2023). 

Tidak Terlalu Urgensi

Menurut Erlina, Indonesia juga tidak terlalu urgensi untuk memproduksi vaksin baru sesuai varian COVID terbaru. Yang penting adalah bagaimana mengendalikan agar tidak ada pandemi berikutnya.

“Ditanya seberapa besar urgensinya? Kalau menurut saya sih, enggak terlalu urgent ya. Asalkan, kita, rakyat Indonesia dan Pemerintah mampu terus mengendalikan endemi ini. Jangan sampai ada epidemi atau pandemi berikutnya,” terangnya. 

2 dari 4 halaman

Jaga Situasi Tetap Terkendali

Erlina Burhan melanjutkan, perlindungan utama di masa endemi COVID-19 adalah menjaga situasi tetap terkendali. Masyarakat juga diharapkan tetap menjalankan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) agar terhindar dari beragam penyakit, tak hanya COVID.

“Jadi cukup aja kita kendalikan situasi ini dan PHBS-nya dijalankan,” katanya.

Boleh-boleh Saja untuk Riset

Dari sisi riset, Erlina memperbolehkan penelitian vaksin COVID berjalan. Walau begitu, ia menilai kalau untuk memproduksi vaksin terbaru seperti Moderna dan Pfizer dalam skala besar, belum ada urgensi.

“Ya boleh-boleh aja silakan riset, kita mendorong juga, tapi untuk kuantitas produksi yang besar, saya pikir kita belum ke sana kebutuhannya,” ucapnya.

3 dari 4 halaman

Mutasi Virus Ada, Transmisi Harus Dikendalikan

Berkaitan dengan mutasi virus, Erlina Burhan menekankan, hal itu adalah sifat lumrah virus. 

“Jadi memang virus ini terus bermutasi, tapi perlu diingat mutasi ini terjadi kalau ada penularan atau transmisi yang terus-menerus. Sementara sekarang kan transmisinya sedikit nih,” tegas Erlina yang berpraktik di RSUP Persahabatan Jakarta.

“Kalau pun ada mutasi, itu sebagian besar akan menghasilkan virus yang tingkat virulensinya rendah.”

Tidak Usah Panik

Adanya mutasi virus COVID, kata Erlina, sebaiknya tidak membuat panik.

“Enggak usah panik juga karena dengan transmisi yang kita kendalikan, maka kemungkinan mutasi juga menurun,” pungkasnya.

4 dari 4 halaman

Vaksin COVID Terbaru Moderna dan Pfizer

Moderna, Inc (NASDAQ:MRNA) pada 6 September 2023 mengumumkan data uji klinis terbaru vaksin COVID dan sedang menunggu persetujuan dari U.S. Food and Drug Administration untuk musim gugur 2023.

Hasilnya, vaksin terbaru yang dikembangkan mampu memberikan peningkatan 8,7 kali lipat antibodi terhadap BA.2.86 (Pirola).

"Hasil ini menunjukkan bahwa vaksin COVID-19 kami yang diperbarui menghasilkan respons kekebalan tubuh yang kuat pada manusia terhadap varian BA.2.86 yang sangat bermutasi,” kata President of Moderna Stephen Hoge, M.D.

“Digabungkan dengan hasil yang kami rilis sebelumnya juga menunjukkan hal yang sama terhadap varian EG.5 dan FL.1.5.1. Data ini menegaskan bahwa vaksin COVID-19 kami yang telah diperbarui akan terus menjadi alat penting untuk perlindungan saat kita memasuki musim gugur.”

Persetujuan Vaksin COVID-19 Pfizer/BioNTech

Pada 5 September 2023, persetujuan telah diberikan oleh Medicines and Healthcare products Regulatory Agency (MHRA) Inggris untuk vaksin COVID-19 Pfizer/BioNTech yang telah diadaptasi dengan menargetkan subvarian Omicron XBB.1.5.

Persetujuan keluar setelah vaksin ini terbukti memenuhi standar keamanan, kualitas, dan efektivitas dari regulator di Inggris.

Vaksin ini telah disetujui untuk digunakan pada individu dari usia 6 bulan. Vaksin yang diadaptasi bekerja dengan cara yang sama seperti vaksin asli sehingga membuat sistem kekebalan tubuh (pertahanan alami tubuh) memproduksi antibodi dan sel darah bekerja melawan virus.

Sehingga memberikan perlindungan terhadap COVID-19. Semua vaksin COVID-19 yang telah disesuaikan yang disetujui membantu meningkatkan perlindungan yang diperoleh dari dosis vaksin sebelumnya dan membantu memberikan perlindungan jangka panjang terhadap sakit parah akibat COVID-19.