Liputan6.com, Jakarta - Orang dengan HIV kerap memiliki masalah kesehatan mental. Hal ini timbul lantaran penyakit yang diidap perlu penanganan yang serius dan memakan waktu lama.
Human immunodeficiency virus atau HIV adalah virus yang menyerang sel-sel dalam sistem kekebalan tubuh, sehingga tubuh berisiko terkena infeksi. Penyakit ini ditularkan melalui kontak dengan darah, air mani, cairan vagina, atau ASI.
Baca Juga
Meskipun kemajuan pengobatan HIV telah meningkatkan harapan hidup, orang dengan HIV AIDS (ODHA) kerap merasakan bahwa penyakit ini berdampak besar pada kesehatan dan kesejahteraan emosionalnya.
Advertisement
Tidak hanya berdampak pada kondisi fisik, seluruh aspek kehidupan ODHA juga ikut terdampak. Ia juga akan mudah terkena masalah mental.
Melansir Verywell Health, penelitian menunjukkan bahwa orang dengan HIV lebih mungkin mengalami kecemasan, depresi, dan kondisi kesehatan mental lainnya dibandingkan dengan populasi umum.
Selain tekanan psikologis akibat diagnosis HIV, faktor-faktor seperti efek samping pengobatan, perubahan kognitif, dan kesenjangan kesehatan dapat memperburuk masalah kesehatan mental.
Kaitan Antara HIV dan Kesehatan Mental
Kondisi kesehatan mental umum terjadi pada orang dewasa yang tinggal di Amerika Serikat. Namun, orang yang mengidap HIV umumnya memiliki risiko lebih tinggi terkena masalah kesehatan mental dibandingkan orang yang tidak mengidap penyakit tersebut.
Pengidap HIV/AIDS juga berjuang dengan proses penerimaan dan perlakuan yang diterima dari lingkungannya. Kondisi ini tentu memengaruhi kesehatan mental. Selain itu, penyesalan atau rasa bersalah juga menjadi sumber stres atau tekanan mental ODHA.
Kaitan antara HIV dan kesehatan mental sangatlah rumit dan dapat mencakup satu atau lebih faktor. Beberapa faktor yang menjadi alasan timbulnya masalah mental pada pasien HIV yakni:
Stres Kronis
Didiagnosis mengidap penyakit kronis seperti HIV bisa sangat membuat stres. Ini dapat berkontribusi pada perkembangan kondisi kesehatan mental seperti depresi.
Efek Samping Pengobatan
Selain stres, kaitan antara HIV dengan gangguan kesehatan mental juga bisa terjadi akibat terapi antiretroviral (ART).
ART adalah bentuk pengobatan HIV yang umum, tapi juga berpotensi menimbulkan efek samping yang memengaruhi suasana hati atau kesehatan mental. Ini termasuk depresi, kecemasan, dan insomnia (masalah tidur).
Ketimpangan Pelayanan Kesehatan
Sistem dan struktur yang tidak adil di masyarakat dan layanan kesehatan telah menciptakan hambatan bagi orang yang hidup dengan HIV.
Hambatannya mencakup hal-hal berikut:
- Kurangnya akses terhadap layanan medis yang memadai
- Stigma seputar diagnosis
- Diskriminasi pada pasien HIV.
Penelitian menunjukkan hambatan-hambatan ini berdampak negatif terhadap kesehatan mental dan kesejahteraan emosional seseorang.
Advertisement
Masalah Kesehatan Mental yang Sudah Ada
Sebaliknya, HIV juga bisa timbul akibat masalah kesehatan mental yang sudah ada sebelumnya.
Penelitian menemukan bahwa HIV sering kali lebih umum terjadi di kalangan orang dewasa yang memiliki kondisi kesehatan mental serius.
Kondisi kesehatan mental ini dapat membuat seseorang berisiko tertular HIV karena penggunaan narkoba suntik dan paparan lain yang dipicu penyakit mental.
Perilaku seksual berisiko tinggi serta kurangnya akses terhadap informasi tentang pencegahan HIV juga bisa memicu HIV pada orang yang sudah menyandang masalah mental.
Menanggung rasa bersalah, putus asa, dan rasa malu akibat stigma dari lingkungan dapat membuat ODHA merasa pesimis dalam melanjutkan hidup.
Ketika ODHA mendapatkan tekanan mental terus-menerus tanpa diikuti dukungan psikologis yang kuat, maka harapan hidupnya dapat terdampak
Dampak Neurokognitif
Infeksi HIV menyebabkan peradangan yang signifikan pada tubuh. Peradangan ini dapat memengaruhi otak dan sistem saraf pusat, sehingga menyebabkan perubahan dalam cara seseorang berpikir dan berperilaku.
“Penurunan fungsi kognitif ini berpotensi memicu kondisi kesehatan mental,” mengutip Verywell Health, Sabtu (9/9/2023).
Upaya Penanganan HIV
Dalam menangani HIV, pasien tak boleh larut dalam keterpurukan dan perlu bergerak mencari pengobatan. Penanganan HIV perlu dilakukan dengan kondisi mental yang sehat. Beberapa upaya yang dapat dilakukan adalah:
Penerimaan
Didiagnosis mengidap HIV dapat memberi dampak emosional yang besar dalam hidup. Menerima perasaan takut, sedih, frustrasi, marah, atau rasa bersalah adalah kuncinya.
Penerimaan akan lebih mudah jika kita mengetahui bahwa pengobatan yang efektif sudah tersedia. Dan selalu ingat bahwa orang masih bisa hidup sehat dan panjang umur dengan HIV.
Atasi HIV dan Kondisi Mental
Berdamai dan melawan stigma terhadap ODHA tidak bisa dilakukan sendiri. Butuh kerja sama dari berbagai pihak. Kemauan ODHA untuk berjuang melawan HIV/AIDS juga dipengaruhi oleh sikap masyarakat, lho.
Setelah menerima kenyataan, maka pasien harus mengatasi HIV-nya sambil mengelola kondisi kesehatan mental agar tetap stabil.
Mengatasi tantangan-tantangan ini merupakan langkah penting dalam proses penanggulangan HIV.
Agar tidak sampai mengalami mental breakdown atau depresi, penderita HIV sebaiknya berkonsultasi dengan psikiater atau psikolog jika merasa sedih terus-menerus, putus asa, sangat cemas, mudah tersinggung, frustrasi, sulit tidur, tidak nafsu makan, atau tidak ingin melakukan apa pun.
“Jika Anda merasa tidak mampu mengatasinya, jangan takut untuk menghubungi sumber terpercaya. Bekerja sama dengan profesional kesehatan dan orang-orang terkasih dapat membantu Anda tetap berada di jalur yang benar.”
Tips Lainnya
Tips lain dalam menangani HIV dan mencegah gangguan kesehatan mental yakni:
- Carilah informasi yang dapat dipercaya tentang HIV agar tetap teredukasi dan tidak termakan hoaks.
- Pertimbangkan untuk berbicara dengan ahli kesehatan mental atau bergabung dengan kelompok pendukung.
- Makan makanan bergizi untuk kekuatan dan energi.
- Berolahraga secara teratur untuk mengurangi stres dan membantu meningkatkan mood.
- Renungkan atau latih kesadaran untuk memperbaiki gejala yang berhubungan dengan kesehatan mental.
- Minum obat secara teratur, dan ikuti perawatan medis.
- Pertahankan rutinitas tidur yang teratur untuk kesehatan fisik dan mental.
- Hindari merokok dan penggunaan narkoba.
Advertisement