Sukses

7 Fakta tentang Virus Nipah yang Sebabkan 2 Orang di India Meninggal

Usai ada kematian tersebut, negara bagian Kerala, India melakukan tes pada sekitar 700-an orang untuk mengetahui penyebaran penyakit itu.

Liputan6.com, Jakarta Infeksi virus Nipah membuat geger India. Terlebih usai dua orang dari negara bagian Kerala, India meninggal akibat terinfeksi virus tersebut.

Saat ini di sana masih ada dua orang dan satu anak dirawat di rumah sakit lantaran masih positif virus Nipah.

Pemerintah setempat kemudian melakukan tes kepada lebih dari 700 orang guna mengetahui penyebaran penyakit tersebut. Dari 700 orang itu, 153 diantaranya pekerja kesehatan seperti disampaikan pemerintah pada Rabu pekan lalu.

"Kami fokus melakukan pelacakan pada orang yang melakukan kontak dan terinfeksi. Serta melakukan isolasi pada siapapun," kata Menteri Kesehatan bagian Kerala, Veena George.

Lalu, mengenai fasilitas isolasi pemerintah setempat pun mengatakan sudah menyediakannya.

"Ada banyak orang dites. Fasilitas isolasi akan disediakan,” kata Pinarayi Vijayan, Menteri Utama Kerala, mengatakan dalam sebuah pernyataan, ditulis Senin (18/9/2023).

Virus Nipah bagi sebagian di antara kita merupakan hal yang baru didengar. Sebenarnya apa itu virus Nipah dan penyakit yang disebabkannya? Berikut 7 fakta yang perlu diketahui tentang penyakit virus Nipah:

1. Tentang Virus Nipah

Virus Nipah termasuk ke dalam genus Henipavirus dan famili Paramyxoviridae. Penyakit ini dapat ditularkan dari hewan, baik hewan liar atau domestik, dengan kelelawar buah yang termasuk ke dalam famili Pteropodidae sebagai host alamiahnya seperti mengutip lembar keterangan Kementerian Kesehatan RI. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

2. Penyakit Virus Nipah Bukan Baru

Penyakit virus Nipah bukan baru. Penyakit virus Nipah pertama kali diidentifikasi berdasarkan laporan wabah yang terjadi pada peternak babi di sebuah desa di Sungai Nipah, Malaysia pada tahun 1998-1999. Efeknya berdampak hingga Singapura.

Dari wabah tersebut, dilaporkan 276 kasus konfirmasi dengan 106 kematian.

3. Belum Ada Kasus di Indonesia

Hingga saat ini, belum dilaporkan kasus konfirmasi penyakit virus Nipah pada manusia di Indonesia.

Akan tetapi, beberapa penelitian atau publikasi telah menemukan adanya temuan virus Nipah pada kelelawar buah (genus Pteropus) pada beberapa negara termasuk Indonesia.

3 dari 5 halaman

4. Gejala Terinfeksi Virus Nipah

Seseorang yang terinfeksi virus Nipah akan mengalami gejala yang berbeda-beda. Ada yang tanpa gejala (asimptomatis) tapi ada juga yang alami infeksi saluran napas akut (ISPA) hingga ensefalitis fatal.

Seseorang yang terinfeksi awalnya akan mengalami gejala seperti demam, sakit kepala, mialgia (nyeri otot), muntah, dan nyeri tenggorokan.

Gejala ini dapat diikuti dengan pusing, mudah mengantuk, penurunan kesadaran dan tanda-tanda neurologis lain yang menunjukkan ensefalitis akut.

Beberapa orang pun dapat mengalami pneumonia atopik dan gangguan saluran pernapasan berat. Pada kasus yang berat, ensefalitis dan kejang akan muncul dan dapat berlanjut menjadi koma dalam 24-48 jam hingga kematian.

4 dari 5 halaman

5. Masa Inkubasi Virus Bisa 45 Hari

Waktu timbul gejala (masa inkubasi) umumnya 4-14 hari setelah terpapar virus Nipah. Akan tetapi, terdapat laporan masa inkubasi hingga 45 hari.

6. Tingkat Kematian Tinggi

Rata-rata angka kematian (case fatality rate) diperkirakan berkisar di antara 40% hingga 75%.

5 dari 5 halaman

7. Penularan Virus Nipah

Seseorang dapat tertular virus nipah lewat:

  1.  Kontak langsung dengan hewan (termasuk zat ekskresi atau sekresi seperti urine, air liur, darah, atau sekresi pernapasan) yang terinfeksi virus Nipah.
  2. Konsumsi daging mentah dari hewan yang terinfeksi atau produk makanan mentah yang telah terkontaminasi dengan cairan tubuh dari hewan terinfeksi (seperti nira sawit atau buah yang terkontaminasi kelelawar buah yang terinfeksi)
  3. Kontak dengan orang yang terinfeksi atau cairannya (droplet, urine, atau darah). Penularan dari manusia ke manusia umumnya terjadi pada keluarga atau tenaga kesehatan yang merawat pasien terinfeksi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.