Sukses

Tinggal Dekat Kelelawar Buah, Waspada Virus Nipah seperti yang Melanda India

Bagi masyarakat yang tinggal dekat kelelawar buah harap waspadai penularan virus Nipah.

Liputan6.com, Jakarta Bagi Anda yang tinggal dekat tempat berkeliarannya kelelawar buah, harap berhati-hati terhadap penularan virus Nipah. Apalagi sekarang virus yang dibawa oleh kelelawar ini sedang melanda Kerala, India dan memakan korban jiwa dua orang.

Epidemiolog sekaligus peneliti Global Health Security Dicky Budiman menyebut, mereka yang tinggal dekat kelelawar buah termasuk kelompok rentan yang berisiko terpapar virus Nipah.

"Nah, siapa kelompok yang berisiko? Itu mereka yang dekat dengan kelelawar buah. Kelelawar buah itu tinggal ya dan biasanya di negara miskin dan berkembang, termasuk India, Indonesia," ucap Dicky kepada Health Liputan6.com baru-baru ini.

"Termasuk juga yang dekat dengan peternakan babi. Mereka ini sangat berisiko."

Kontaminasi Lewat Air Kencing dan Ludah Kelelawar

Penularan virus Nipah dapat terjadi melalui kontaminasi lewat air kencing maupun ludah dari kelelawar buah.

"Penularan virus Nipah termasuk kemungkinan ditularkan pada manusia melalui konsumsi dari makanan yang mentah dan terkontaminasi dengan ludah dari kelelawar atau urine, air kencing kelelawar buah. Dan kontak erat dari keluarga dekat yang terinfeksi," lanjut Dicky.

2 dari 4 halaman

Cara Penularan Virus Nipah

Dicky Budiman menambahkan, ada beberapa cara penularan virus Nipah.

"Yaitu dengan close contact transmission, ada namanya direct contact, ada consumption contaminated foods, ada juga human to human transmission," tambahnya.

"Ini semuaya artinya ada kontak dengan urine, saliva atau feses, kotoran dari kelelawar buah."

Ada Kontak Cairan Tubuh

Penularan di atas, menurut Dicky, umumnya terjadi di peternakan. Khusus penularan dari manusia ke manusia dapat melalui cairan tubuh orang yang terinfeksi virus Nipah.

"Untuk yang human to human transmission ada kontak dari cairan tubuh yang terinfeksi. Bisa droplet, dia batuk, bersih, dahak atau cairan tubuh lain," jelasnya.

3 dari 4 halaman

Penyebaran Virus Nipah ke Manusia

Merujuk informasi Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat, virus Nipah (NiV) dapat menyebar ke manusia melalui:

  • Kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi, seperti kelelawar atau babi atau cairan tubuh mereka (seperti darah, air seni, atau air liur)
  • Mengonsumsi produk makanan yang telah terkontaminasi oleh cairan tubuh hewan yang terinfeksi (seperti nira kelapa sawit atau buah yang terkontaminasi oleh kelelawar yang terinfeksi)
  • Kontak erat dengan orang yang terinfeksi NiV atau cairan tubuh mereka (termasuk tetesan hidung atau pernapasan, air seni atau darah)

Wabah Virus Nipah Pertama Kali

Wabah NiV yang pertama kali diketahui pada 1999 pada peternak babi di Malaysia. Tidak ada laporan wabah lagi di sana sejak 1999. 

 

4 dari 4 halaman

Penyebaran Virus Nipah di Bangladesh dan India

Perkembangan tahun-tahun berikutnya, CDC mencatat, penyebaran virus Nipah (NiV) dari orang ke orang secara rutin dilaporkan di Bangladesh dan India. Hal ini paling sering terlihat pada keluarga dan pengasuh pasien yang terinfeksi NiV dan di lingkungan perawatan kesehatan.

Penularan juga terjadi melalui paparan produk makanan yang telah terkontaminasi oleh hewan yang terinfeksi, termasuk konsumsi getah kurma mentah atau buah yang telah terkontaminasi air liur atau air seni kelelawar yang terinfeksi.

Beberapa kasus infeksi NiV juga telah dilaporkan di antara orang-orang yang memanjat pohon di mana kelelawar sering bertengger.

Kondisi sekarang, sudah ada enam orang telah terdeteksi positif dan dua di antaranya meninggal dunia karena virus Nipah di Kerala, India. Pemerintah Kerala memutuskan untuk menutup sekolah dan institusi pendidikan di distrik Kozhikode sementara hingga 24 September 2023.

Pemerintah Kerala segera mengambil sampel untuk melakukan pengecekan risiko penularan virus Nipah dari pasien positif dan kasus meninggal dunia.

Dari 42 sampel termasuk yang berisiko tinggi virus Nipah, tidak ada yang terdeteksi positif berdasarkan hasil laporan tes.

“23 dari 42 sampel yang dites dan hasilnya negatif adalah orang-orang yang berisiko tinggi secara gejala,” ujar Menteri Kesehatan, Perkembangan Wanita dan Anak Kerala, Veena George, dikutip dari Hindustan Times, Senin (18/9/2023).