Liputan6.com, Jakarta Penyanyi Vidi Aldiano membagikan kabar terbarunya terkait penyakit kanker ginjal yang diidap.
Dalam unggahan di Instagram pribadinya, pelantun “Nuansa Bening” menjelaskan bahwa ini adalah tahun ketiganya dalam melawan kanker ginjal Tahun lalu, kankernya sudah menyebar ke beberapa titik.
Baca Juga
“Mungkin banyak yang belum tahu bahwa tahun lalu, titipan Tuhan berupa kanker ini sudah menyebar ke beberapa titik, sehingga mengharuskan gue akhirnya punya appointment (janji) spa day (kemoterapi) ini tiap tiga minggu,” tulis Vidi, dikutip Rabu (20/9/2023).
Advertisement
Meski begitu, suami aktris Sheila Dara tidak mau menyerah dengan keadaan dan tak gentar dalam menjalani pengobatan.
“Selama gue masih diberikan kekuatan untuk melawan penyakit ini, gue enggak boleh cupu. Gue harus terus bisa living my life dan bonusnya semoga terus bisa berkarya untuk bisa kasih senyuman ke kalian semua,” paparnya.
Mengenal Kanker Ginjal Seperti yang Diidap Vidi Aldiano
Terkait kanker ginjal seperti yang dialami Vidi Aldiano, dokter spesialis urologi konsultan Lukman Hakim memberi penjelasan.
Menurutnya, kanker ginjal adalah kanker yang terjadi pada organ ginjal baik pada ginjalnya sendiri maupun pada pembuluh darahnya. Secara global, kanker ginjal mencapai 746.547 kasus atau 4,8 persen dari seluruh kasus kanker. Dengan begitu, kanker ini menduduki posisi ketujuh sebagai kanker dengan kasus terbanyak di dunia.
Stadium Kanker Ginjal
Seperti kanker lainnya, kanker ginjal memiliki stadium ringan hingga parah yakni stadium satu, dua, tiga, dan empat.
Semakin tinggi stadium, maka semakin cepat pertumbuhan kankernya dan pengobatan yang dibutuhkan pun semakin agresif. Dengan kata lain, pengobatan setiap pasien kanker ginjal akan berbeda tergantung pada keparahannya.
Penanganan pasien kanker ginjal bisa berupa pemberian obat-obatan oral dan injeksi, ada pula operasi. Namun, operasi tidak selalu dapat dilakukan pada semua pasien. Biasanya, operasi hanya dilakukan pada pasien stadium satu hingga tiga.
“Operasi bisa dilaksanakan bisa tidak, kalau stadium empat hanya sebagian kecil yang bisa operasi, sebagian besar tidak bisa dan tidak perlu karena sudah menyebar (kankernya),” kata Koordinator Bidang Ilmiah Ikatan Ahli Urologi Indonesia itu dalam temu media secara daring bersama Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Rabu (20/9/2023).
Advertisement
Faktor Risiko Kanker Ginjal
Lukman menambahkan, ada beberapa faktor risiko kanker ginjal termasuk:
- Gaya hidup tidak sehat terutama pola makan yang tidak baik.
- Paparan bahan-bahan karsinogenik (pemicu kanker) seperti bahan kimia tertentu dalam industri.
- Hipertensi tertentu.
- Laki-laki.
- Kebiasaan merokok.
- Obesitas.
- Usia, meski tidak menutup kemungkinan anak muda juga terkena kanker ginjal.
- Genetik atau keturunan.
“Hampir semua kanker punya risiko ini (keturunan) tapi bukan berarti neneknya punya bakat kanker ginjal kemudian cucunya dipastikan kena kanker ginjal, tapi pengaruh gaya hidup juga berperan.”
Gejala Kanker Ginjal
Kanker ginjal kerap tidak menimbulkan gejala pada awal stadium yakni stadium satu dan dua. Gejala biasanya mulai muncul pada stadium tiga ke atas.
Hal ini yang menyebabkan pasien datang ke dokter dengan kondisi stadium yang sudah tinggi.
“Pasien biasanya ke dokter saat ada keluhan. Masalahnya, kalau masih dini jarang sekali ada keluhan. Kanker ginjal pada stadium satu sering tidak ada keluhan apa-apa, stadium dua pun sama. Baru di stadium tiga ada keluhan,” jelas Lukman.
Salah satu gejala yang bisa timbul adalah nyeri pinggang. Rasa nyeri pada pinggang dapat terjadi lantaran letak ginjal berada di dekat pinggang, baik di kanan maupun di kiri. Sayangnya, nyeri pinggang akibat kanker ginjal tidak berbeda dengan nyeri pinggang biasa.
Gejala lainnya yang bisa timbul adalah kencing darah atau urine bercampur darah. Jika kanker sudah menyebar ke paru, maka keluhan yang bisa timbul adalah batuk-batuk.
“Bisa juga batuk darah,” ujar Lukman.
Advertisement