Liputan6.com, Jakarta - Urutan lahir seseorang dinilai berpengaruh pada kepribadian hingga hubungan seseorang. Contohnya, sikap pasangan yang tegas, lembut, atau bijaksana diyakini terbentuk berdasarkan urutan lahir mereka di keluarga.
Perihal pengaruh urutan lahir dan kepribadian seseorang ini berselewiran di media sosial. Semisal pasangan yang sama-sama merupakan anak pertama umumnya mempunyai ego yang tinggi, sehingga hal ini menjadi kendala dalam hubungan.
Baca Juga
Teori tersebut bukan mitos belaka. Faktor di dalam keluarga dinilai ikut membetuk sifat seseorang. Teori ini disebut birth order theory atau teori urutan kelahiran.
Advertisement
Alfred Adler merupakan psikolog yang pertama kali mencetuskani teori urutan kelahiran ini. Menurutnya, anak memiliki karakter tertentu tergantung pada posisi mereka dalam keluarga, berdasarkan kapan mereka dilahirkan.
Alder bahkan mengatakan bahwa posisi seseorang dalam urutan saudara kandung, bisa berdampak pada segala hal mulai dari kepribadian, hubungan, dan bahkan karier.
Contohnya pada anak tunggal. Seorang Pakar Seks dan Hubungan, Dr. Caroline West menjelaskan, anak tunggal dalam menjalani hubungan, kurang matang secara emosional. Hal ini dikarenakan mereka menghabiskan banyak waktu sendiri, yang membuat kurang terasahnya jiwa kompetitif.
“Dalam hubungan, hal ini mungkin berdampak pada cara penyelesaian argumen. Agar suatu hubungan berhasil, kematangan emosi, pendekatan empati, dan pemahaman dalam menyelesaikan konflik adalah kuncinya. Ciptakan ruang di mana masing-masing pasangan merasa aman untuk membicarakan perasaan mereka yang sebenarnya,” jelas West, dilansir dari Cosmopolitan pada Kamis, (21 September 2023).
Teori ini sangat menarik diketahui, agar bisa mencocokan pasangan berdasarkan urutan kelahiranya.
Kepribadian dan Hubungan Anak Sulung
Anak sulung memiliki sifat cenderung ambisius, disiplin, dan pemimpin yang baik.
Mempunya adik, membuat anak sulung mengembangkan sifat-sifat kepemimpinan, tanggung jawab, dan perfeksionisme agar menjadi panutan adik-adiknya.
“Mereka mungkin merasakan tekanan untuk berprestasi dan menjadi panutan bagi adik-adiknya. Jika merasa kesal, akan bertindak berlebihan,” jelas terapis, Chance Marshall.
Terkait hubungan, anak tertua adalah seorang konseptor yang memikirkan rencana kencan malam.
“Ini bisa berguna dalam suatu hubungan, karena rencana mudah dibuat. Namun, hal ini dapat menimbulkan masalah jika mereka terbiasa memegang kendali sepanjang waktu. Lalu, jika dibiarkan melakukannya secara terus menerus, mungkin mereka akan frustasi dan merasa dimanfaatkan,” jelas West.
Advertisement
Anak Tengah
Sebagai anak tengah, ia harus bersikap adil kepada adik mau pun kakaknya.
“Mereka mungkin merasa terjepit antara harapan yang diberikan kepada anak sulung dan kebebasan yang diberikan kepada anak bungsu. Anak tengah, mengembangkan sifat seperti bijaksana, empati dan keinginan untuk keadilan,” jelas Marshall.
Anak tengah membangun pribadi yang menyenangkan, tidak membuat keributan, atau meminta terlalu banyak.
Orang-orang menengah juga membawa keterampilan ini ke dalam hubungan, mahir dalam menemukan keseimbangan. “Namun, keterampilan ini sering kali harus mengorbankan kebutuhan mereka sendiri sehingga dapat menimbulkan kebencian dan miskomunikasi,” jelas West.
Anak Bungsu
Marshall mengatakan, anak bungsu menerima banyak perhatian dan dimanjakan oleh orangtuanya, yang bisa menyebabkan perilaku seenaknya. Sehingga sering protes apa pun yang tidak sesuai dengan dirinya.
“Mereka mungkin juga mengembangkan sifat memberontak dan berusaha membedakan diri mereka dari kakak-kakaknya,” tambah Marshall.
Anak bungsu juga senang mengeksplorasi hubungan, karena ia terbiasa bersosialisasi dengan kakak-kakaknya. Selain itu ia juga berani ambil risiko, tetapi hal ini bisa menjadi jurang masalah ketika berada dalam suatu hubungan.
Advertisement