Sukses

Menkes Budi Pedekate ke Jerman dan China, Incar Vaksin Tuberkulosis Baru

Kerja sama penyediaan vaksin tuberkulosis (TB) terbaru dengan perusahaan di Jerman dan China.

Liputan6.com, New York Pencarian vaksin tuberkulosis (TB) terbaru oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin rupanya tak berhenti pada vaksin yang ditemukan oleh GlaxoSmithKline (GSK). Vaksin besutan GSK sedang dipersiapkan datang ke Indonesia.

Kabar terbaru, Menkes Budi sedang memulai "pedekate" alias pendekatan dengan perusahaan vaksin di Jerman bernama BioNTech. BioNTech termasuk salah satu perusahaan bioteknologi yang berupaya mengembangkan kandidat vaksin mRNA untuk TB.

"Pedekate" dengan BioNTech disampaikan Budi Gunadi saat sesi 'Launch of the Coalition of Leaders Against TB' di New York, Amerika Serikat (AS). Sesi ini digelar di sela-sela acara United Nations General Assembly (UNGA).

Kirim Tim ke Jerman

Untuk menjajaki kerja sama dengan BioNTech, Budi Gunadi akan mengirimkan tim Kementerian Kesehatan RI ke Jerman.

"Minggu depan, tim saya akan pergi ke Jerman untuk berbicara dengan BioNTech untuk mengeksekusi hal ini (kerja sama vaksin TB) dalam sebuah inisiatif," ungkapnya pada Selasa, 19 September 2023.

BioNTech SE telah mengumumkan rencana uji klinis untuk kandidat vaksin mRNA untuk tuberkulosis pada 26 Juli 2021. Kemudian April 2023, memulai uji klinik Fase 1 secara acak dan mencari dosis BNT164, kandidat vaksin mRNA untuk melawan TB bersama Bill & Melinda Gates Foundation.

2 dari 4 halaman

Uji Klinik Vaksin TB dengan China

Selain ke Jerman, Budi Gunadi Sadikin juga mulai mengimplementasikan kerja sama pengembangan vaksin tuberkulosis (TB) baru dengan China. Penandatangan dengan China  sudah dilakukan dan mereka akan melakukan uji klinik fase di China dan Indonesia.

Namun, ia tak menyebut secara jelas, nama perusahaan vaksin di China yang dimaksud.

"Inisiatif lain, kami bekerja sama dengan perusahaan biologi asal China untuk mengembangkan vaksin dan kami telah menandatangani perjanjian dengan mereka untuk melakukan uji coba klinik fase 1 di China, di Indonesia," lanjut Menkes Budi Gunadi.

3 dari 4 halaman

Efektifitas Vaksin TB sudah Sangat Rendah

Alasan Menkes Budi Gunadi Sadikin mencari vaksin tuberkulosis (TB) generasi baru karena efektifitas vaksin TB yang ada dinilai sangat rendah. Indonesia masih menggunakan vaksin BCG yang biasa direkomendasikan sejak usia neonatus dan dapat diberikan pada anak lebih dari 2 bulan.

"Kami menyadari bahwa kami memiliki vaksin, tetapi efektivitasnya sangat rendah dan itulah mengapa Indonesia sangat percaya bahwa kami harus mendorongnya," ucapnya.

"Meskipun kami memahami kemungkinan besar vaksin ini akan tersedia, tidak pada masa saya -- menjabat Menteri Kesehatan -- ya. Karena membutuhkan waktu yang sangat lama untuk menuju ke arah sana."

Peluncuran 'Coalition of Leaders to End TB'

Yang lebih penting, Budi Gunadi mengajak seluruh pihak untuk berupaya mengakhiri TB. Ajakan ini sekaligus menandakan peluncuran 'Coalition of Leaders to End TB.'

"Yang tak kalah pentingnya adalah kita. Kami menyambut semua orang di sini untuk bekerja sama, Stop TB, Global Fund, siapa pun namanya, semua lembaga global untuk bekerja sama dan menyelesaikan masalah ini," ucapnya.

"Hari ini, bertepatan juga kita meluncurkan 'Coalition of Leaders to End TB.' Ingatlah bahwa sebenarnya dari kesuksesan kita adalah kehidupan yang kita selamatkan dan marilah kita bergerak, maju bersatu untuk mengakhiri TB di masa depan."

4 dari 4 halaman

Proses Uji Klinik Vaksin TB dari GSK

Sebelumnya, Menkes Budi Gunadi Sadikin sudah memulai sebuah inisiatif baru dengan kerja sama pengembangan vaksin TB baru oleh yang ditemukan oleh GlaxoSmithKline (GSK) -- yang kemudian diambil alih oleh Bill & Melinda Gates Foundation.

"Seperti yang Anda tahu, akhirnya Indonesia ditunjuk sebagai lokasi uji klinik fase 3 untuk vaksin tuberkulosis baru yang dikembangkan oleh GSK," imbuhnya.

Vaksin TB temuan GSK, yang diambil alih Bill & Melinda Gates Foundation ini menuju tahap proses uji klinik di Indonesia. Uji klinik bekerja sama dengan Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Padjajaran (Unpad).

"Sekarang sedang dalam proses untuk melakukan clinical trial (uji klinik) di Indonesia, bekerja sama Kemenkes dengan UI dan Universitas Padjajaran dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI juga," beber Budi Gunadi di Istana Presiden Jakarta pada Selasa, 18 Juli 2023.Â