Sukses

Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

Verifikasi UmurStop di Sini

Merasa Performa Seks Suami Turun, Istri Bisa Komunikasikan dengan Cara Ini

Istri merasakan performa seks suami menurun, sementara suami enggan membuka pembicaraan soal penurunan performanya. Begini kata dokter.

Liputan6.com, Jakarta - Disfungsi seksual pada pria kerap menjadi biang keladi terjadinya masalah dalam rumah tangga. Masalah bisa muncul karena topik soal hubungan seks yang tak memuaskan kerap tidak dikomunikasikan dengan baik.

Istri merasakan performa seks suami menurun, sementara suami enggan membuka pembicaraan soal penurunan performanya.

Terkait hal ini, psikiater RSCM FKUI Gina Anindyajati memberi saran kepada istri agar dapat membuka pembicaraan dengan baik tanpa menyinggung perasaan suami.

“Pada dasarnya ketika kita menyampaikan sesuatu kepada suami tentu penting sekali kita untuk kenal karakteristik si suami ini seperti apa. Karena setiap orang itu bisa menangkap pesan dengan cara yang beragam,” kata dokter spesialis kedokteran jiwa itu dalam temu media di RSCM Kencana, Jakarta Pusat, Jumat (22/9/2023).

“Ada orang yang harus diajak muter-muter dulu biar dia enggak berasa kalau lagi diomongin. Ada juga tipe suami yang kalau diajak bicara muter-muter dulu dia enggak ngerti. Jadi kenali dulu suaminya kayak apa modelnya ini tentu dilihat dari pengalaman ya,” tambah Gina.

Tim Men`s Health and Couple And Well Being RSCM Kencana itu menggarisbawahi, pada dasarnya, prinsip penyampaian masalah seksual pada suami adalah bukan dengan cara komplain.

“Prinsipnya, hindari menyampaikan hasil pengamatan kita sebagai suatu komplain. Karena enggak ada bapak-bapak yang suka dikomplain sama istrinya. Kita juga sebagai istri enggak senang kalau dikomplain sama suami,” saran Gina.

2 dari 4 halaman

Sampaikan Sebagai Pesan untuk Kepentingan Suami

Alih-alih menyampaikannya sebagai komplain, para istri bisa menyampaikan masalah tersebut sebagai pesan yang mengedepankan kepentingan suami.

“Sampaikan itu sebagai pesan yang menempatkan kepentingan suami di atas semuanya. Jadi bukan komplain ‘Bapak kok enggak enak sih tadi malam mainnya’ enggak gitu.”

“Kita menyampaikannya dengan nanya ‘Pak menurut Bapak selama ini kita gimana, ada enggak yang dirasakan beda dari biasanya’ jadi kita menempatkan untuk berdiskusi,” jelas Gina.

Dengan memberikan ruang yang nyaman bagi suami, maka suami bisa lebih terbuka dengan masalah ereksinya.

3 dari 4 halaman

Gaya Komunikasi Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu Beda

Strategi komunikasi seperti ini diperlukan lantaran gaya komunikasi bapak-bapak dan ibu-ibu cenderung berbeda, lanjut Gina.

“Persoalannya memang gaya komunikasi bapak-bapak dan ibu-ibu itu beda. Mungkin bapak-bapak itu juga sudah menyadari bahwa dia punya masalah itu, tapi dia punya banyak hambatan untuk mengungkapkan itu apalagi pada istrinya.”

Namun, ketika suami mengetahui bahwa sang istri memiliki perhatian pada masalah tersebut. Dan melihat bahwa sang istri bisa menerima kondisinya, maka kemungkinan sang suami bisa merasa lebih aman untuk menceritakan kondisinya.

4 dari 4 halaman

Ajak Suami Cek Kesehatan Reproduksi

Setelah suami mulai terbuka dengan masalah seksual yang dialaminya. Istri bisa mengajak suami memeriksa kesehatan reproduksi dengan cara yang halus.

“Berikan informasi sepeti ‘Tahu enggak sih ternyata disfungsi seksual itu bisa menjadi tolak ukur untuk status kesehatan yang lain-lain. Mau enggak kalau kita coba cek kesehatannya?’ nanti pertanyaan-pertanyaan selanjutnya tinggal ditanyakan oleh dokter.”

Sebagai istri, lanjut Gina, setidaknya bisa berperan untuk ikut menjaga kesehatan suami.

Dalam melakukan upaya ini, selain mengetahui karakteristik suami, menentukan waktu atau timing yang tepat dalam membicarakan hal ini juga perlu dipertimbangkan.

“Pastikan pada saat kita bicara, perhatian pasangan juga bisa difokuskan pada pembicaraan tersebut dan tidak ada kemungkinan untuk distraksi sehingga pesan kita bisa masuk pada suami,” pungkasnya.