Sukses

Doa Turun Hujan, Kapan Waktu Mustajab untuk Membacanya?

Perbanyak bertaubat kepada Allah SWT, In Sya Allah dikabulkan keinginan kita untuk turun hujan.

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia saat ini sedang dilanda musim kemarau. Sehingga, pada beberapa wilayah mengalami kekeringan dan krisis air bersih.

Kekeringan tidak hanya berdampak pada air yang menyusut, tetapi juga membahayakan bagi tanaman dan hewan.

Bagi umat Islam, berdoa mohon hujan turun menjadi salah satu solusi untuk mengatasi masalah kekeringan yang identik dengan musim kemarau. 

Ustadz Khalid Basalamah menjelaskan ada doa yang dipanjatkan oleh Nabi Muhammad SAW ketika dilanda kekeringan.

Berdasarkan hadist Anas Bin Malik, berikut doa yang dipanjatkan Nabi Muhammad untuk meminta hujan ketika sedang memberikan khotbah Jumat:

“Allahuma aghitsnaa, Allahuma aghitsnaa.”

Artinya: “Ya Allah turunkan hujan kepada kami, Ya Allah turunkanlah hujan kepada kami.”

Kontan Allah SWT turunkan hujan meski Nabi Muhammad SAW belum selesai khotbah.

Dari sini kita mengetahui, waktu mustajab untuk berdoa, termasuk doa turun hujan, ialah ketika sedang khotbah di hari Jum’at.

Namun ada cara lain untuk menurunkan hujan, juga disebutkan oleh Ustadz Abdul Somad pada sebuah kesempatan.

“Perbanyak istighfar,” jelasnya.

Seperti yang kita ketahui, kalimat istighfar adalah bentuk permohonan kepada Allah atas dosa-dosa kita yang telah diperbuat. Selain diampuni dosanya, manfaat beristigfar lainnya ialah dikabulkan hajatnya, termasuk ketika meminta hujan.

2 dari 4 halaman

Kisah lebih lanjut Nabi Muhammad Berdoa Hujan

Mengutip sebuah kisah Rasul dari Youtube resmi Ustadz Khalid Basalamah pada Jum’at, 22 September 2023, ada seseorang datang kepada Nabi Muhammad SAW yang sedang khutbah. Dengan tergesa-gesa, ia berteriak di depan masjid sambil memanggil Rasul.

“Ya Rasulullah, Ya Rasullulah.”

Nabi pun bertanya kepada orang tersebut, perihal apa ia memanggil.

Ia menjelaskan kepada Nabi Muhammad SAW bahwa, tanah di kampungnya telah kering, tumbuhan dan hewan pun ikut mati. Ia pun meminta kepada Nabi untuk memohon kepada Allah SWT, agar menurunkan hujan.

Anas Bin Malik perawi hadits ini pun berkata, “Waktu itu aku mengangkat kepalaku ke langit, dan aku temukan langit seperti kaca (tidak ada awan). Lalu Nabi Muhammad SAW berdoa ‘Allahuma aghitsnaa, Allahuma aghitsnaa,’ Ya Allah turunkan hujan kepada kami, ya turunkanlah hujan kepada kami.

“Demi Allah, belum Nabi menyelesaikan khutbahnya, kecuali langit sudah gelap satu madinah turun hujan. Dan kami tidak menyaksikan matahari selama sepekan,” jelas kesaksian Anas Bin Malik dalam sebuah hadis.

3 dari 4 halaman

Kaum Bani Israil Juga Pernah Kekeringan

Fenomena kekeringan saat ini, tentu bukan pertama kalinya terjadi di muka bumi. Sejak berabad-abad lalu, bahkan saat zaman Nabi Musa A.S, kekeringan sudah melanda.

Dikisahkan saat zaman Nabi Musa A.S, kaum Bani Israil dilanda kekeringan yang berkepanjangan. Mereka pun datang kepada Nabi Musa, untuk meminta pertolongan Allah SWT.

Atas permintaan tersebut, Nabi Musa A.S berdoa bersama dengan 70.000 orang di padang pasir yang luas.

Nabi Musa dan pengikutnya pun berdoa dengan sungguh-sungguh. Hingga akhirnya Allah berfirman kepada Nabi Musa A.S.

“Bagaimana Aku akan menurunkan hujan, sedangkan diantara kalian, ada seorang hamba yang bermaksiat sejak 40 tahun yang lalu. Umumkanlah dihadapan manusia agar dia berdiri dihadapan kalian semua. Karena dialah, Aku tidak menurunkan hujan untuk kalian.”

Nabi Musa pun mencari orang yang dimaksud oleh Allah SWT. Ternyata, seorang laki-laki menyadari perbuatan maksiatnya dan bertaubat kepada Allah.

Setelah pengakuannya itu, Allah langsung turunkan hujan kepada kaum Bani Israil, meski lelaki tadi tidak berdiri di hadapan banyak orang.

 

4 dari 4 halaman

Jenis-Jenis Hujan dari Allah SWT

Ada beberapa hujan yang Allah tutunkan dengan maksud tertentu, sebagaimana yang telah dikatakan oleh Adi Hidayat pada Youtube pribadinya yaitu, terdapat 3 jenis hujan yang Allah turunkan, sebagai berikut:

1. Jenis Hujan Kesuburan untuk Tanah

الَّذِيْ جَعَلَ لَكُمُ الْاَرْضَ فِرَاشًا وَّالسَّمَاۤءَ بِنَاۤءً ۖوَّاَنْزَلَ مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءً فَاَخْرَجَ بِهٖ مِنَ الثَّمَرٰتِ رِزْقًا لَّكُمْ ۚ فَلَا تَجْعَلُوْا لِلّٰهِ اَنْدَادًا وَّاَنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ

Artinya: "(Dialah) yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dialah yang menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia hasilkan dengan (hujan) itu buah-buahan sebagai rezeki untukmu. Karena itu janganlah kamu mengadakan tandingan-tandingan bagi Allah, padahal kamu mengetahui."

2. Memberikan Hikmah kepada Manusia

Pada hujan ini, Allah ingin memberi tahu bahwa, ada pola kehidupan manusia yang tidak sewajarnya. Sehingga Allah tegur melalui hujan ini.

“Perlu ditunjukan dengan turunnya hujan, yang tergambarkan dengan hal-hal yang mungkin bagi manusia terlihat seperti musibah yang melahirkan duka, seperti banjir,” Jelas Adi Hidayat.

3. Hukuman dari Allah

Biasanya ini diturunkan kepada mereka yang menantang Allah SWT. Seperti kaum Nabi Luth yang menantang Allah.

Kemudian Allah turunkan hujan, tetapi bukan air bentuknya, melainkan batu.