Sukses

Penyebab dan Cara Mengatasi Bruxism, Kebiasaan Menggemertakkan Gigi

Ketahui kebiasaan menggemertakkan alias bruxism dapat mengikis gigi. Beberapa orang juga mengalami sakit kepala akibat hal ini.

dr Dinda Meraih Gelar Medical Bachelor, Bachelor of Surgery (M.B.B.S) dan Merampungkan Program Post Graduate Obstetric and Gynecology di Suzhou University, Suzhou, China pada 2014. Lalu Menjadi Dokter Adaptasi di RSUP Sanglah, Denpasar, Bali.

Liputan6.com, Jakarta - Mungkin kalian pasti pernah sekamar dengan orang yang menggemertakan gigi ketika tidur. Selain ngilu bagi yang mendengar, ternyata ini juga menyebabkan serangkaian gejala yang mengganggu, seperti sulit tidur, dan kerusakan pada gigi bagi penderitanya.

Menggemertakkan gigi atau bruxism terbagi dua jenis, saat tidur maupun beraktivitas.

"Banyak orang menggemertakkan gigi di siang hari. Namun, sebagian besar kerusakan dan kehancuran terjadi akibat bruxism pada malam hari," kata Jeffrey S. Haddad, DDS, seorang dokter gigi di Rochester.

Mengapa terjadi bruxism?

Frederic Barnett, DMD, ketua Departemen Kedokteran Gigi Maxwell S. Fogel menyebut, kondisi ini terjadi ketika seseorang merasa stres.

“Stres, emosi, marah,  frustrasi, serta tipe kepribadian menjadi penunjang seseorang mengalami bruxism,” jelasnya.

Martha Silva, DDS, seorang dokter gigi di Floss and Company yang berbasis di Chicago mengatakan ketika melakukan gemertak gigi hal tersebut semacam memberi kelegaan bagi yang melakukannya.

“Orang-orang cenderung lupa bahwa, setiap gigi mempunyai saraf di dalamnya. Ketika seseorang memberikan tekanan pada gigi, ada umpan balik ke otak yang memberikan semacam kelegaan," jelasnya seperti yang dilansir dari livestrong.com pada Minggu, (24 September 2023).

2 dari 5 halaman

Efek Samping Bruxism

1. Gigi Tambalan Lebih Cepat Rusak

Kebiasan bruxism menyebabkan keausan gigi, tambalan gigi terkelupas, gigi patah, dan mahkota gigi rusak.

“Saat tidak mengunyah makanan, gigi tidak boleh beradu. Jika itu terjadi ini menyebabkan percepatan keausan pada gigi," jelas Silvia.

2. Gigi Lebih Sensitif

Bruxism dapat menyebabkan gigi sensitif ketika mengonsumsi makanan panas atau dingin, serta makanan manis.

“Hal ini disebabkan oleh terkikisnya enamel pelindung, sehingga memperlihatkan bagian gigi (seperti dentin) yang lebih sensitif,” jelas Barnett.

Parahnya, bruxism membuat gigi lebih sensitif terhadap udara.

“Pasien saya berlari, karena tidak tahan dengan embusan angin yang menerpa wajah. Itu karena gigi mereka sangat sensitif,” ujar Silva.

3 dari 5 halaman

Efek Samping Bruxism

3. Kepala Menjadi Sakit

Bruxism dapat menyebabkan sakit kepala dan nyeri pada wajah bahkan, mengalami sakit telinga.

“Beberapa otot yang digunakan untuk membuka dan menutup mulut serta mengunyah makanan, terhubung pada sendi temporomandibular (TMJ), yang menghubungkan rahang ke tengkorak,” jelas Barnett.

Akibatnya, rahang menjadi terasa sakit dan nyeri di bagian depan telinga. Tekanan pada sendi akibat bruxism juga dapat menyebabkan gangguan sendi rahang,

4. Tidur Tidak Nyenyak

“Orang yang menggemertakkan gigi saat tidur, lebih mungkin mengalami gangguan tidur lainnya, seperti mendengkur atau sleep apnea,” jelasnya.

Journal of Oral & Facial Pain and Headache membuktikan, sepertiga pasien dengan sleep apnea, juga menderita bruxism saat tidur.

4 dari 5 halaman

Cara Mengatasi Bruxism

1. Kenakan Pelindung Mulut

Selain melindungi pengikisan gigi, ini juga membantu dalam meringankan gejala yang menyertai bruxism, seperti nyeri otot, kerusakan gigi, dan masalah sendi rahang.

Mengutip dari Sleep Foundation, pelindung mulut terkadang disebut pelindung malam atau belat gigi. Biasanya dipakai saat tidur untuk mencegah kertakan gigi. Corong ini menahan rahang pada posisi tertentu dan memberikan penghalang, untuk meminimalkan kerusakan gigi akibat bruxism.

2. Pemijatan Rahang

Beberapa pasien mendapat manfaat dari pijat kepala dan leher, untuk meredakan ketegangan otot, serta titik nyeri yang berhubungan dengan menggemertakkan gigi. Seorang ahli terapi pijat, merekomendasikan teknik yang dapat digunakan di rumah untuk mengendurkan rahang dan otot di sekitarnya.

3. Lakukan Senam Mulut

Menurut Barnett, bruxism terjadi ketika seseorang merasakan ketegangan pada otot. Solusinya, dengan melakukan beberapa senam mulut, agar dapat membantu mengurangi rasa sakit dan meningkatkan rentang gerak rahang.

Lakukan metode ini beberapa kali sehari, dengan hitungan menit. Hal tersebut dapat membantu mengendurkan, serta meregangkan otot-otot yang terlibat akibat bruxism.

Salah satu latihan yang terbukti mengendurkan otot-otot yang terlibat dalam menggemertakkan gigi adalah dengan mengikuti langkah-langkah berikut:

  • Tutup bibir dengan lembut, sambil mencegah gigi atas dan bawah bersentuhan
  • Tekan lidah ke langit-langit mulut tanpa menyentuh gigi 
  • Tahan posisi ini selama beberapa menit

Adapun latihan lain dirancang untuk membantu pergerakan rahang:

Letakkan tangan pada sendi TMJ (tempat rahang bawah terhubung)

  • Buka mulut perlahan
  • Buka mulut selama 5-10 detik
  • Tutup mulutmu secara perlahan
  • Lakukan 3 kali sehari, berolahraga selama 10 menit setiap kali

 

5 dari 5 halaman

Lebih Lanjut Menghentikan Bruxism

4. Mengatasi Stres

Seperti penjelasan di atas, bruxism sebagain besar disebabkan karena stre. Oleh karena itu, disarankan oleh ahli untuk melakukan meditasi.

5. Pengobatan Klinis

Jika mengalami rasa nyeri setelah bruxism, segera ke dokter gigi untuk mendapatkan resep obat yang lebih lanjut.

6. Menubah Pola Gaya Hidup

Journal of American Dental Association ‌mencatat, ada hubungan antara bruxism dan kebiasaan meminum alkohol, merokok, serta mengonsumsi kafein.

Jadi, akan sangat membantu jika seseorang mengurangi kafein dan alkohol sebelum tidur. Gantilan dengan makanan yang lebih aman, seperti permen karet, konsumsi pisang atau kentang.

Video Terkini