Liputan6.com, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi fenomena cuaca panas terik di sejumlah wilayah Indonesia berlanjut sepanjang Oktober 2023. Salah satu perlindungan dari teriknya panas bila keluar rumah dapat menggunakan tabir surya (sunscreen).
Dokter spesialis kulit dan kelamin Maylita Sari mengimbau agar masyarakat tidak sembarangan pilih sunscreen. Apalagi banyak bertebaran di media sosial, sunscreen dengan dalih murah dan viral.
Baca Juga
"Pilih sunscreen itu memang harus pinter-pinter ya, harus udah ada izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) juga. Tapi kebanyakan udah BPOM sih, cuma ya tetap hati-hati," ucap Sari saat berbincang dengan Health Liputan6.com di Jakarta, ditulis Senin (2/10/2023).
Advertisement
"Makanya, jangan sembarangan pilih sunscreen. Jangan cuma karena perkara viral atau murah. Jangan cepat mudah percaya."
Cek Rekomendasi dan Brand
Sebelum membeli tabir surya, menurut Sari, dapat membiasakan diri dengan mengecek rekomendasi dan brand produk yang dituju.
"Lebih baik memang yang jelas mereknya. Misalnya, kalau sesuatu itu (produk) baru, kita perhatiin dulu direkomendasikan oleh siapa gitu. Kemudian jelas nama brand-nya. Kita bisa searching (menelusuri) brand-nya," terangnya.
Cara Pilih Tabir Surya
BPOM RI telah mengimbau masyarakat untuk menjadi konsumen cerdas dalam memilih dan menggunakan tabir surya yang aman dan memberikan manfaat dalam perawatan kulit. Caranya sebagai berikut:
- Selalu lakukan Cek KLIK (Cek Kemasan, Label, Izin edar, dan Kedaluwarsa) sebelum membeli dan menggunakan kosmetik terutama tabir surya. Lakukan pengecekan informasi produk kosmetik yang terdaftar di BPOM melalui situs https://cekbpom.pom.go.id atau melalui aplikasi BPOM Mobile.
- Tekstur dan kekentalan tabir surya tidak berkorelasi dengan nilai SPF sehingga efektivitas penggunaan tabir surya pada kulit tergantung pada jumlah yang diaplikasikan pada area kulit dan jenis kulit masing-masing individu. Untuk kulit berminyak dapat menggunakan tabir surya yang berbasis air/water based (gel), sedangkan untuk kulit kering dapat menggunakan tabir surya yang berbasis minyak/oil based (cream).
- Tabir surya tidak melindungi kulit 100 persen dari paparan sinar matahari. Hindari terlalu lama beraktivitas di bawah sinar matahari terutama di atas jam 10 pagi hingga jam 2 siang, meskipun telah menggunakan tabir surya. Ulangi penggunaan tabir surya dalam rentang waktu tertentu atau setiap 2 jam atau setelah kulit telah dibersihkan atau terkena air/keringat.
- Hindari menyimpan tabir surya pada tempat panas atau terkena sinar matahari langsung karena dapat merusak bahan tabir surya.
- Gunakan 15-30 menit dalam jumlah yang cukup dan merata pada area wajah dan kulit yang tidak tertutup pakaian sebelum terpapar sinar matahari dengan membaca terlebih dahulu petunjuk penggunaan dan peringatan pada label/kemasan.
- Bijak dalam memilih produk dan manfaat yang ditawarkan pada iklan atau promosi tabir surya yang berlebihan.
- Hentikan segera penggunaan apabila timbul efek yang tidak diinginkan atau reaksi alergi yang parah dan segera konsultasikan dengan tenaga kesehatan.
- Selalu cermat, bertanggung jawab, dan memastikan kebenaran informasi tentang keamanan, manfaat, dan mutu produk obat dan makanan, termasuk kosmetik, sebelum menyebarkannya di media sosial.
Advertisement
Sinar Matahari sampai ke Permukaan Bumi
Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto di Jakarta pada Sabtu (30/9/2023) menyampaikan, sebagian besar wilayah Indonesia, terutama yang berada di selatan ekuator, masih mengalami musim kemarau.
Sebagian wilayah Indonesia akan memasuki periode peralihan musim selama Oktober sampai November 2023. Bagian wilayah Indonesia yang memasuki masa peralihan musim pada kurun itu kebanyakan diprakirakan bercuaca cerah pada siang hari.
Dalam sepekan terakhir sebagian besar wilayah Indonesia, terutama Jawa hingga Nusa Tenggara, cuacanya cerah dan pertumbuhan awannya minim pada siang hari.
"Kondisi ini membuat sinar matahari pada siang hari langsung sampai ke permukaan bumi tanpa halangan signifikan dari awan di atmosfer sehingga suhu udara di luar ruangan terasa sangat terik," jelas Guswanto.
Dampak Penyinaran Matahari Lebih Intens
Pada akhir September 2023, posisi semu matahari menunjukkan pergerakan ke arah selatan ekuator. Artinya, bagian wilayah Indonesia yang berada di selatan ekuator bisa kena dampak penyinaran matahari lebih intens dibandingkan wilayah lainnya pada pagi menjelang siang dan siang hari.
"Namun demikian, fenomena astronomis ini tidak berdiri sendiri dalam mengakibatkan peningkatan suhu udara secara drastis atau ekstrem di permukaan bumi," lanjut Guswanto.
Suhu Berkisar 35 sampai 38 Derajat Celsius
Guswanto mengemukakan, faktor lain seperti kecepatan angin, tutupan awan, dan tingkat kelembapan udara juga memiliki dampak besar pada suhu di suatu wilayah.
Berdasarkan pengamatan BMKG, selama periode 22 sampai 29 September 2023 suhu maksimum terukur di beberapa wilayah Indonesia pada siang hari cukup tinggi, berkisar 35 sampai 38 derajat Celsius.
"Suhu maksimum tertinggi selama periode tersebut ada yang mencapai hingga 38 derajat Celsius, yang terukur di Kantor Stasiun Klimatologi Semarang, Jawa Tengah," lanjut Guswanto.
"Kemudian pada tanggal 25 dan 29 September 2023, serta di Stasiun Meteorologi Kertajati, Majalengka, Jawa Barat, pada tanggal 28 September 2023."
Suhu maksimum terukur di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi, berada pada kisaran 35 sampai 37,5 derajat Celsius. Suhu maksimum terukur mencapai 37,5 derajat Celsius di wilayah Tangerang Selatan pada 29 September 2023.
Advertisement