Sukses

Bocah di Bekasi Alami Mati Batang Otak Usai Operasi Amandel, Ketua MPR: Usut Penyebabnya

Bocah berinisial A umur 7 tahun di Bekasi alami mati batang otak usai menjalani operasi amandel dan berakhir meninggal dunia. Ketua MPR RI Bamsoet meminta agar penyebab kematian bocah ini diusut tuntas.

Liputan6.com, Jakarta Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) Bambang Soesatyo menaruh perhatian pada kasus bocah A (7) yang meninggal usai alami mati batang otak setelah menjalani operasi amandel.

Bambang Soesatyo pun meminta Kementerian Kesehatan serta Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan kepolisian untuk mencari tahu penyebab kasus anak yang alami mati batang otak usai menjalani operasi amandel di salah satu rumah sakit di Bekasi, Jawa Barat itu.

"Meminta pemerintah dalam hal ini Kementerian Kesehatan, Ikatan Dokter Indonesia dan kepolisian mengusut kasus kematian tersebut agar dapat diketahui faktor yang menjadi penyebab kematian anak tersebut, apakah sebagai akibat adanya malapraktik atau diagnosis lain," kata pria yang karib disapa Bamsoet itu.

Bamsoet juga mengatakan agar Kemenkes serta IDI memeriksa seluruh tenaga kesehatan (nakes) yang menangani bocah tersebut. Mulai dari Surat Tanda Registrasi, riwayat bertugas dan aspek lainnya.

"Sehingga agar dapat dipastikan nakes yang bertugas betul-betul mumpuni," kata Bamsoet dalam keterangan tertulis yang diterima Selasa (3/10/2023).

Bamsoet juga mendesak agar Kementerian Kesehatan meminta rumah sakit tempat anak tersebut menjalani operasi amandel untuk memberikan klarifikasi. Dengan adanya klarifikasi, maka masyarakat yang berobat di rumah sakit tidak merasa was-was.

"Agar masyarakat lain yang melakukan perawatan dan pengobatan di rumah sakit merasa aman dan tidak khawatir," kata Bamsoet lagi.

2 dari 4 halaman

Seharusnya Jadi Bahan Evaluasi Kemenkes

Kejadian yang tak diinginkan ini, seharusnya menjadikan bahan evaluasi Kementerian Kesehatan dari hulu ke hilir. Termasuk soal kualitas para tenaga kesehatan.

"Meminta pemerintah, dalam hal ini Kemenkes bersama IDI menjadikan hal tersebut sebagai bahan evaluasi dari hulu ke hilir seluruh tenaga medis yang bertugas, untuk memastikan kualitas, kapabilitas, dan kredibilitas yang dimiliki, dan tenaga medisnya diikutkan dalam program pelatihan-pelatihan bagi dokter untuk menambah wawasan dan ilmu praktiknya," kata Bamsoet lagi.

 

3 dari 4 halaman

RS Tempat A Dioperasi Dilaporkan ke Polisi oleh Keluarga

Rumah Sakit (RS) Kartika Husada, Jatiasih, Kota Bekasi, Jawa Barat dilaporkan ke polisi buntut kasus dugaan malapraktik hingga menyebabkan A mengalami mati batang otak. Laporan dilayangkan ke Polda Metro Jaya pada Selasa, 29 September 2023 lalu.

Laporan terhadap RS Kartika Husada Bekasi tersebut terdaftar dengan nomor: LP/B/5814/IX/2023/SPKT/POLDA METRO JAYA.

Penasihat hukum orangtua pasien, Cahaya Christmanto Anakampun mengaku telah berkoordinasi dengan penyidik Ditreskrimsus Polda Metro Jaya pada hari ini, Senin (2/10/2023) terkait laporannya tersebut.

"Saya mendapatkan surat kuasa dari Albert di mana beliau adalah orangtua dari korban yang diduga ada tindak pidana malapraktik, baik itu kelalaian. Kami sudah berkoordinasi dengan Ditreskrimsus Polda Metro bahwa perkara ini akan diutamakan dan akan segara diselidiki karena sifatnya urgent," kata dia di Polda Metro Jaya seperti mengutip News Liputan6.com.

4 dari 4 halaman

Kronologi

Cahaya menerangkan, kliennya punya dua orang anak yakni J (10) dan A (7) menderita gangguan pada amandel. Ketika itu, mereka berdua menjalani operasi amandel di RS Kartika Husada.

Sebelum tindakan, kedua pasien telah menjalani rangkaian pemerikaan kesehatan hingga dinyatakan memenuhi persyaratan untuk dilakukan operasi pada 19 September 2023.

"A yang pertama kali melakukan operasi. 2-3 jam operasinya lalu selesai masih dalam kondisi kena bius masih belum sadarkan diri," ujar dia.

"Lalu dioperasi lagi lah abangnya J. Begitu J dioperasi dilakukan tindakan selesai dan beberapa jam kemudian sudah bisa sadarkan diri," sambung dia.

A sudah dua hari pasca operasi amandel belum sadarkan diri. Pihak dokter diklaim sudah mengupayakan untuk membangunkan pasien namun tak membuahkan hasil.

"Hingga masuk hari ke-9 belum sadarkan diri," ujar dia.

Terkait hal ini, Cahaya mengaku sudah mengirimkan somasi kepada pihak rumah sakit. Namun, belum ada jawaban. Padahal, pihak keluarga meminta agar dokter menerbitkan surat rujukan supaya pasien A dibawa ke rumah sakit lain.

"Tetapi pihak rumah sakit tidak melakukan itu," ujar dia.

Belakangan, Cahaya menerangkan, pihak keluarga mendapatkan kabar bahwasanya A divonis mengalami mati batang otak.

"Kan ini sungguh sekali dari operasi amandel lari ke batang otak dan ini saya bilang ada kelalaian ada kealpaan yang dimana kami duga ada tindak pidana yang dilakukan di sini," ujar dia.

Lalu, pada Senin, 2 Oktober 2023 pada pukul 18.45 bocah A meninggal dunia. 

Video Terkini