Liputan6.com, Jakarta - Sandwich Generation atau "Generasi Roti Lapis" adalah sekelompok orang dewasa atau paruh baya yang memiliki tanggung jawab untuk merawat orangtua dan juga anak-anak mereka.
Dibutuhkan usaha yang lebih dan manajemen keuangan yang baik untuk sandwich generation karena harus membagi semua penghasilannya supaya kebutuhan tercukupi. Bahkan generasi sandwich ini terkadang mengabaikan dirinya sendiri.
Baca Juga
Menanggapi hal ini, Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia dan Pendiri Rumah Perubahan Profesor Rhenald Kasali membagikan pengalamannya dalam mengelola keuangan untuk sandwich generation.
Advertisement
1. Berbakti kepada orangtua
Hal pertama yang ditekankan oleh Rhenald adalah berbakti kepada orangtua. Meskipun kita memiliki kewajiban untuk menafkahi orangtua, jangan pernah sedikitpun menyesali dan menyalahkan kehadiran mereka.
"Orangtua adalah pemicu kita untuk bekerja keras. Saya tidak mau melihat orangtua saya menderita karena itu akan mengganggu energi saya," tuturnya saat menjadi narasumber di acara konferensi pers "Wealth Wisdom 2023" di The Ritz-Carlton Jakarta Pacific Place pada Senin (2/10/2023).
Rhenald Kasali mengatakan bahwa ia selalu memprioritaskan ibunya, karena do'a orangtua juga menjadi alasan dipermudahnya segala urusan, termasuk finansial.
2. Cari Pasangan yang Tepat
Rhenald mengingatkan untuk mencari pasangan yang tepat dan memiliki misi yang sama. Jangan mencari pasangan yang hanya bisa menghabiskan energi. Itu akan membuat kita malas untuk bekerja keras.
"Karena banyak anak muda sekarang cari pasangan yang ngasal, kenalan dengan orang asing di media sosial dan aplikasi dating, carilah pasangan yang tidak menghabiskan energi kita," katanya
Rhenald Kasali menyarankan kepada anak muda untuk mencari pasangan secara serius, mengenal satu sama lain dan ketika berada didekatnya kita merasa nyaman.
Jangan Manjakan Anak
Berikanlah edukasi kepada anak-anak cara mengelola uang sejak dini.
"Saya selalu bilang ke anak saya 'sekarang ayah kasih kamu modal, nanti gantian kamu urus ayah kalau ayah sudah tua,'"
"Kalau kita terlalu memanjakan anak kita, nanti mereka akan menganggap bahwa mencari uang itu gampang, dan akibatnya mereka menjadi toksik."
Rhenald menceritakan, bahwa anaknya yang bersekolah di luar negeri memiliki beberapa teman yang juga dari Indonesia namun karena mereka terlalu dimanjakan oleh orangtua mereka, anak tersebut menjadi seenaknya dan cenderung berperilaku buruk. Sehingga Rhenald beberapa kali dipanggil oleh orangtua dari anak-anak tersebut untuk memberikan motivasi.
"Karena hal itu, akibatnya anak tidak bersungguh-sungguh dalam belajar. Jadi saat mendidik anak orangtua perlu mengajarkan pengetahuan, edukasi, dan ilmu mengenai uang dan bagaimana cara mengelolanya dengan bijak," ucap Rhenald
Advertisement
Jangan Lupa Menabung
4. Sisihkan Uang untuk ditabung atau investasi
Ketika mempunyai uang lebih, cobalah untuk menyisihkan sebagian uang untuk ditabung atau diinvestasikan. Jangan digunakan untuk foya-foya dan sesuatu yang tidak penting.
"Kalo kita punya rezeki lebih, coba deh untuk ditabung atau investasi. Kalau uang lebih yang kita punya digunakan untuk foya-foya dan senang-senang. Ya uang nya akan segitu-gitu aja," jelasnya