Sukses

Gawat! Obesitas dan Diabetes di Kalangan Pelajar Korea Selatan Meningkat Berkali Lipat

Peringatan, Siswa di Korea Selatan Alami Kenaikan Obesitas, Diabetes dan Dislipidemia

Liputan6.com, Jakarta - Jumlah siswa sekolah menengah di Korea Selatan yang mengalami obesitas dilaporkan meningkat lebih dari tiga kali lipat dalam empat tahun.

Selain obesitas, peningkatan pada penyakit kronis seperti diabetes tipe 2 dan dislipidemia juga terjadi di kalangan siswa sekolah menengah, menurut laporan situs berita Kyunghyang Shinmun.

Sehingga kehati-hatian diperlukan karena jumlah pasien meningkat pesat selama pandemi COVID-19 dan camilan manis seperti Tanghulu menjadi populer akhir-akhir ini.

Lebih lanjut dijabarkan bahwa siswa sekolah menegah berumur 13 hingga 15 tahun yang menerima perawatan medis akibat obesitas pada 2022 sebanyak 951 orang. 

Jumlah tersebut meningkat 3,13 kali lipat dari 2018 yang hanya 304 orang. 

Kemudian, jumlah pasien obesitas pada anak-anak berumur 7 hingga 9 tahun atau setara murid-murid Sekolah Dasar (SD) meningkat menjadi 1.038 pada 2022, sementara pada 2018 jumlahnya hanya 599 orang. 

Untuk anak-anak berusia 10 hingga 12 yang mengalami obesitas meningkat 2,37 kali lipat dibanding empat tahun lalu, dari 699 menjadi 1.659. 

Dan, jumlah pasien obesitas di kalangan pelajar SMA atau yang berumur 16 hingga 18 tahun pada 2022 sebanyak 597 orang. Naik sebesar 2,25 kali lipat dibanding pada 208 yang hanya 265 jiwa. 

Angka-angka didapat berdasarkan data 'Status Obesitas dan Pengobatan Penyakit Kronis pada Anak-anak dan Remaja' yang diserahkan oleh Perusahaan Asuransi Kesehatan Nasional kepada anggota Komite Kesehatan dan Kesejahteraan Majelis Nasional dan Partai Demokrat Korea, Shin Hyun young, pada Selasa, 3 Oktober 2023.

 

2 dari 3 halaman

Pasien Diabetes Juga Meningkat

Laporan selanjutnya terkait jumlah pasien anak-anak dan remaja yang menerima pengobatan diabetes tipe 2 yang juga meningkat.

Tahun lalu, jumlah siswa sekolah menengah yang mengidap diabetes meningkat 1,69 kali lipat menjadi 1.932 orang dibandingkan tahun 2018, sebanyak 1.143 orang. Dan, peningkatan tersebut merupakan yang terbesar bila dibagi berdasarkan kelompok umur.

Jumlah pasien diabetes di kalangan murid SMP pada 2022 sebanyak 757 orang, meningkat 1,60 kali lipat dari 2018 yang 473 orang.

Jumlah pengidap diabetes pada pelajar SMA juga meningkat 1,31 kali lipat dibandingkan empat tahun lalu, dan jumlah pasien diabetes pada pelajar SD meningkat 1,04 kali lipat.

 

3 dari 3 halaman

Pasien Dislipidemia Juga Sama Meningkatnya

Di kalangan siswa sekolah menengah, jumlah pasien dislipidemia yang menyebabkan kelainan kadar kolesterol juga menunjukkan peningkatan terbesar.

Jumlah siswa SMP yang mendapat pengobatan dislipidemia pada tahun lalu sebanyak 5.558 orang, meningkat 1,87 kali lipat dibandingkan tahun 2018, yaitu 2.967.

Secara khusus, jumlah siswa laki-laki meningkat hampir tiga kali lipat selama pandemi COVID-19. Jika pada 2019 sebanyak 1.749, naik menjadi 5.069 pada 2021.

Berikutnya, jumlah pasien SD kelas bawah yang berobat pada 2022 yaitu 1.285 dan meningkat 1,79 kali lipat dibandingkan empat tahun lalu.

Jumlah siswa SD kelas atas meningkat 1,71 kali lipat, dan siswa SMA meningkat 1,59 kali lipat.

"Selama periode COVID-19, jumlah pasien anak-anak dan remaja yang menerima pengobatan untuk obesitas dan penyakit kronis akibat berkurangnya aktivitas fisik dan kebiasaan gaya hidup yang buruk telah meningkat pesat, dan tampaknya mereka masih belum pulih ke kondisi semula," kata Perwakilan Shin.

"Bahkan jajanan manis seperti furu semakin populer sehingga perlu perhatian dan perhatian khusus bagi keluarga dan masyarakat untuk menjaga kesehatan anak dan remaja," pungkasnya.