Liputan6.com, Jakarta - Hamas, kelompok Islam yang berkuasa di Jalur Gaza, mengepung kota-kota dan pos-pos militer di sana selama berjam-jam, bahkan telah membunuh banyak orang serta menyandera sejumlah warga sipil dan tentara Israel untuk disandera di Gaza.
Drama mengerikan ketika Hamas menyerang Israel ini ditayangkan langsung di arus utama dan videonya banyak tersebar di media sosial. Baik 'Israel' maupun 'Hamas' sama-sama menduduki trending topic Twitter pada Minggu siang, 8 Oktober 2023.
Baca Juga
Dikutip dari situs berita BBC, ribuan warga Israel yang keluar untuk berpesta semalam suntuk di lapangan dekat Gaza dikabarkan berlari berhamburan guna menyelamatkan diri dari kecaman Hamas.
Advertisement
Gili Yoskovich, salah seorang warga yang berhasil diwawancarai BBC, mengatakan, dirinya bersembunyi dari para pasukan bersenjata lengkap di antara pepohonan.
Gili mengaku pasrah kalau ternyata dirinya juga harus tewas dalam serangan Hamas ini.
"Mereka menyerang pohon demi pohon dan menembak ke mana-mana. Dari dua sisi, saya melihat orang-orang sekarat di mana-mana,"Â kata Gili.
"Kata lalu berkata 'Oke, saya akan mati, tidak apa-apa, bernapas saja, tutup saja matamu' karena ada penembakan di mana-mana. Lokasinya sangat dekat dengan saya,"Â Gili menekankan.
Hamas Menyerang Warga Israel
Begitu juga dengan cerita yang dibagikan seorang warga Kibbutz Be'eri, Ella, kepada surat kabar Israel HaYom.
Ella berbicara tentang ketakutannya saat sang ayah refleks pergi ke ruang bawah tanah untuk menyelamatkan diri setelah sirene berbunyi sebagai tanda peringatan akan adanya tembakan roket.
Banyak warga Israel yang terkejut karena pasukan keamanan Israel tidak datang lebih cepat untuk membantu mereka.
Sementara itu, rekaman yang dibagikan di saluran Hamas menunjukkan bahwa tentara di pos tentara Israel dan di dalam tank telah ditangkap atau dibunuh.
Â
Â
Jumlah Korban Tewas di Gaza Bertambah Jadi 230 Orang
Jumlah korban tewas di Gaza, Palestina, kini bertambah menjadi 230 orang, hal ini disampaikan oleh pejabat setempat.
Tentara Israel telah memerintahkan penduduk di tujuh wilayah berbeda di Jalur Gaza untuk berlindung di tempat penampungan saat mereka bersiap melancarkan serangan baru terhadap Hamas.
PM Israel, Benjamin Netanyahu, telah memeringatkan bahwa dia akan melakukan 'balas dendam yang besar' atas apa yang dia gambarkan sebagai 'hari kelam'.
Saluran TV Israel melaporkan bahwa setelah 18 jam, sandera yang ditahan di Kibbutz Be'eri telah dibebaskan, dikutip dari BBC pada Minggu, 8 Oktober 2023.
Seorang juru bicara Hamas mengatakan kepada BBC bahwa kelompok militan tersebut mendapat dukungan dari sekutunya, Iran, atas serangan mendadaknya terhadap Israel.
Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, menyerukan 'ketenangan dan stabilitas' di Tepi Barat melalui panggilan telepon dengan Presiden Palestina, Mahmoud Abbas.
Di sisi lain, Arab Saudi menyerukan 'segera penghentian eskalasi konflik antara Palestina dan Israel'.
Â
Â
Advertisement
Tidak Ada WNI Jadi Korban Serangan Hamas ke Israel
Sementara itu, menurut informasi dari KBRI Amman yang telah melakukan koordinasi dengan simpul-simpul masyarakat di Gaza, dipastikan sejauh ini tidak ada WNI yang menjadi korban.
"KBRI Amman telah mengeluarkan Imbauan agar WNI yang berada di wilayah tersebut untuk meningkatkan kewaspadaan dan menghindari tempat tempat konflik," ujar pihak Kemlu RI dalam pernyataan tertulis yang dikutip pada Minggu, 8 Oktober 2023.
Selain itu, KBRI Amman juga mengimbau agar WNI tidak melakukan kunjungan wisata ke wilayah tersebut.
Dalam catatan KBRI, jumlah WNI yang berdomisili di wilayah Gaza sebanyak 13 orang.
KBRI Amman juga telah menyiagakan Hotline dengan nomor +962 7 7915 0407.
Selain itu, bagi WNI yang berada di wilayah Mesir atau Lebanon yang berbatasan dengan Israel, dan memerlukan bantuan, dapat menghubungi Hotline KBRI Kairo pada nomor berikut:
+201022229989 atau Hotline KBRI Lebanon di +9613199493
Â