Sukses

BKKBN Usul Penambahan Provinsi Prioritas Stunting Jadi 17, Termasuk Papua

Usulan penambahan provinsi yang menjadi perhatian prioritas stunting menjadi 17.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengusulkan penambahan provinsi prioritas stunting menjadi 17. Sebelumnya, provinsi yang menjadi perhatian penurunan stunting berjumlah 12.

Kepala BKKBN Hasto Wardoyo mengatakan, penambahan provinsi stunting ini merupakan salah satu dari tiga usulan yang diajukan dalam Rapat Koordinasi Percepatan Stunting 2023, yang dipimpin oleh Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin.

Upaya ini demi mempercepat target penurunan stunting 3,8 persen per tahun, sehingga penurunan stunting sebesar 14 persen pada tahun 2024 dapat terwujud.

"Kami mengusulkan tiga poin, yang pertama untuk mempercepat capaian 3,8 persen per tahun. Kami mengusulkan penambahan provinsi prioritas menjadi 17 provinsi, yaitu Papua, Papua Barat, Sumatera Barat (Sumbar), Kalimantan Timur (Kaltim), dan Sulawesi Selatan (Sulsel)," kata Hasto saat ditemui Health Liputan6.com di Istana Wakil Presiden RI Jakarta baru-baru ini.

Fokus Pemberian Makanan Tambahan

Usulan kedua, fokus konvergensi menggunakan dana desa perlu ditingkatkan.

"Kami izin mengusulkan apabila diperkenankan 10 persen minimal dana desa dan juga kami izin mengusulkan PKH, Program Keluarga Harapan difokuskan untuk pemberian makanan tambahan bagi keluarga berisiko stunting dan makanan tambahan produk lokal," lanjut Hasto.

2 dari 4 halaman

Penguatan Pendataan Keluarga

Poin ketiga usulan percepatan penurunan stunting, terang Hasto Wardoyo, yakni penguatan pendataan keluarga.

"Memang pendataan itu sangat penting untuk evaluasi, maka kami mohon dukungan untuk para calon pengantin atau catin itu masukkan data melalui Elsimil (Sistem Elektronik Siap Nikah dan Hamil)dan untuk keluarga melalui Sistem Informasi Keluarga," imbuhnya.

Adapun 12 provinsi sebelumnya yang menjadi perhatian dan prioritas stunting Pemerintah karena dianggap masih menjadi wilayah dengan angka stunting yang masih tinggi.

Kedua belas provinsi tersebut, yakni Aceh, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sulawesi Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tenggara, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten dan Sumatera Utara.

3 dari 4 halaman

Target 14 Persen Penurunan Stunting Harus Dikejar

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mencatat angka stunting balita Indonesia sebesar 21,6 persen tahun 2022, turun dari 30,8 persen tahun 2018.

Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin mengatakan, capaian ini adalah hasil kerja bersama yang tentu kita syukuri.

"Namun, saya minta kita tidak berpuas diri, karena masih ada target yang harus kita kejar, yaitu prevalensi stunting 14 persen di tahun 2024. Waktu kita hanya tersisa satu tahun lagi," katanya pada kesempatan yang sama.

"Tahun depan, tantangan kita pun akan semakin berat. Selain keterbatasan waktu dan besarnya target untuk dicapai, kita juga dihadapkan pada tahun politik."

Komitmen Politik Pemimpin

Ma'ruf menekankan, pergantian tampuk kepemimpinan di pusat dan daerah harus dipastikan tetap mengakomodasi percepatan penurunan stunting sebagai prioritas pembangunan.

"Pelajaran dari pelaksanaan program empat tahun terakhir menunjukkan, bahwa komitmen politik para pemimpin di pusat dan daerah pada upaya penurunan stunting amatlah penting," tegasnya.

"Komitmen politik pemimpin akan memastikan adanya mobilisasi sumber daya yang diperlukan, juga mendorong perbaikan koordinasi di lapangan dan implementasi pelaksanaan program agar lebih tepat sasaran."

4 dari 4 halaman

Pastikan Penurunan Stunting Jadi Program Prioritas

Komitmen politik yang kuat, menurut Ma'ruf Amin diharapkan akan semakin mendekatkan kita pada pencapaian target penurunan stunting.

"Ini juga untuk menghilangkan segala bentuk masalah gizi, termasuk stunting, dari bumi Indonesia pada tahun 2030, sebagaimana target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan," ucapnya.

"Oleh karena itu, saya minta kepada saudara-saudara pejabat Gubernur, Bupati, dan Wali Kota, serta seluruh organisasi perangkat daerah, untuk betul-betul mengawal pelaksanaan program tahun depan, sekaligus memastikan penurunan stunting tetap menjadi program prioritas pada saat transisi pemerintahan."