Liputan6.com, Jakarta - Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo (Bamsoet), merespons perihal merebaknya penyakit demam berdarah dengue (DBD) yang diprediksi akan menyebar ke sejumlah wilayah yang belum pernah terjangkiti sebelumnya, sebagai dampak dari pemanasan global.
Bamsoet pun meminta Kemenkes RI untuk mengantisipasi meluasnya sebaran penyakit demam berdarah ke berbagai wilayah di Indonesia, dengan mengingatkan kepada seluruh fasilitas kesehatan (faskes), utamanya Dinas Kesehatan guna mewaspadai dan bersiaga penuh dalam menghadapi kasus DBD.
Baca Juga
Terlebih, kata Bamsoet, kasus demam berdarah dengue bagaikan puncak gunung es. Sebab, diduga banyak kasus yang tidak tercatat, karena sebagian besar orang yang terkena DB tidak memiliki gejala.
Advertisement
Meminta Kemenkes Pantau Kasus Penyakit DBD
Selain itu, Kemenkes diminta untuk memantau dan memerbarui perkembangan kasus-kasus penyakit DBD kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), termasuk mengenai rencana atau rekomendasi WHO untuk memberikan vaksin demam berdarah, khususnya untuk anak-anak.
"Mendukung pemerintah, dalam hal ini Kemenkes, dalam menyiapkan dan memastikan anggaran dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk sektor kesehatan masyarakat," kata Bamsoet dikutip dari keterangan resmi yang diterima Health Liputan6.com pada Senin, 9 Oktober 2023.
Oleh sebab itu, lanjut dia, Kemenkes dapat menggunakan anggaran tersebut secara tepat, khususnya untuk penyakit DBD, serta memaksimalkan upaya dalam mengendalikan populasi nyamuk.
Susun Perencanaan agar DBD Tidak Meluas
Kemudian, Bamsoet juga meminta Kemenkes RI bersama Pemerintah Daerah menyusun perencanaan dalam mencegah meluasnya penyakit demam berdarah.
Di antaranya penguatan sistem rumah sakit untuk menangani penyakit DBD dan inovasi ilmiah, seperti perencanaan perkotaan untuk menghindari daerah genangan berair.
Â
Â
Langkah Berikutnya dalam Tangani DBD di Indonesia
Lebih lanjut, Bamsoet, mengatakan, meminta pemerintah pusat dan pemerintah daerah menggerakkan program pemeriksaan jentik nyamuk melalui Juru Pemantau Jentik Nyamuk (Jumantik), dengan mengimbau dan mendatangi masyarakat agar membersihkan lingkungan.
Serta menggencarkan gerakan menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air, dan mendaur ulang berbagai barang yang berpotensi untuk dijadikan tempat berkembang biak nyamuk aedes aegypti yang membawa virus demam berdarah pada manusia atau 3M.
"Meminta pemerintah pusat dan pemerintah daerah melalui Jumantik melakukan penaburan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan, menggunakan kelambu saat tidur utamanya di daerah-daerah rawan terkena demam berdarah," katanya.
"Juga memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk, menanam tanaman pengusir nyamuk, menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah, dan menggunakan anti nyamuk semprot maupun oles apabila diperlukan," pungkasnya.
Advertisement