Sukses

TB Picu Stunting, Ketua MPR RI Bamsoet Minta Rumah Tak Layak Huni Dibenahi

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo atau Bamsoet meminta pemerintah, dalam hal ini Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI untuk menindaklanjuti dan menyelesaikan permasalahan tuberkulosis (TB) di Indonesia yang bisa menjadi pemicu anak stunting.

Liputan6.com, Jakarta - Penyakit menular seperti tuberkulosis ikut berperan dalam prevalensi stunting pada anak. Terkait hal tersebut, Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menyampaikan sejumlah respons.

Pertama, Bambang Soesatyo atau Bamsoet meminta pemerintah, dalam hal ini Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI untuk menindaklanjuti dan menyelesaikan permasalahan tuberkulosis (TB) di Indonesia.

"Utamanya kepada penderita anak-anak, guna mengatasi dan menekan penyebab merebaknya angka stunting di Indonesia," tutur Bamsoet melalui pernyataan tertulis yang diterima Liputan6.com, Selasa, 10 Oktober 2023.

Selanjutnya, Bamsoet meminta pemerintah mendukung dengan menyiapkan anggaran yang cukup dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/APBN guna membenahi pemicu TB yang menyebabkan anak-anak terkena stunting, yakni rumah yang tidak layak huni.

Selain itu, Ketua MPR RI juga menyotori tidak optimalnya pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif dan makanan tambahan yang mengandung protein hewani, terutama pada masa 1.000 hari pertama kehidupan (HPK).

TB Bisa Picu Stunting

Sebelumnya, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Hasto Wardoyo menyebut Tuberkulosis bisa jadi salah satu penyebab anak terkena stunting.

"TB juga penyakit-penyakit yang menular masih mewarnai (kehidupan anak-anak kita), hingga membuat tergerusnya status nutrisi dan penyebab stunting," kata Hasto seperti dikutip dari Antara.

Salah satu pemicu TB yang menyebabkan anak-anak terkena stunting, kata Hasto, adalah rumah yang tidak layak huni.

2 dari 2 halaman

Minta Stakeholders Jaga Sinergi dan Kolaborasi

Pesan ketiga yang disampaikan Bamsoet terkait tuberkulosis dan stunting yakni meminta seluruh stakeholders menjaga sinergi dan kolaborasi.

"Sehingga angka prevalensi bisa turun sesuai target, yakni sekitar 3,8 persen pada tahun 2023."

Terakhir, Bamsoet meminta pemerintah berupaya menangani permasalahan stunting dengan melakukan intervensi secara maksimal. Intervensi tersebut baik secara spesifik maupun sensitif, sehingga angka prevalensi stunting bisa ditekan. Â