Sukses

Makan Telur Tidak Bikin Kolesterol Tinggi, Simak 4 Faktanya

Simak Penjelasan Makan Telur Tidak Memengaruhi Kolesterol Tinggi

dr Dinda Meraih Gelar Medical Bachelor, Bachelor of Surgery (M.B.B.S) dan Merampungkan Program Post Graduate Obstetric and Gynecology di Suzhou University, Suzhou, China pada 2014. Lalu Menjadi Dokter Adaptasi di RSUP Sanglah, Denpasar, Bali.

Liputan6.com, Jakarta - Telur adalah makanan yang nikmat untuk dikonsumsi kapan saja. Telur bisa dicampur dengan roti, nasi, direbus atau bahkan diiris sebagai topping makan lainnya.

Terlepas dari bagaimana menikmatinya, pada kuning telur ternyata memiliki segudang nilai gizi yang bermanfaat untuk tubuh.

"Pada kuning telur, sumber nutrisi penting yang ada seperti vitamin B12, vitamin D, dan kolin," kata ahli diet Jessica Ball, MS, RD.

Kandungan tersebut sangat penting untuk membantu tubuh kita memproses makanan menjadi energi.

Namun, sayangnya banyak yang menganggap telur sebagai makanan peningkat kolesterol. Sehingga banyak orang bertanya-tanya, apakah ini benar baik untuk kesehatan? Apakah makan telur bisa menyebabkan kolesterol tinggi?

"Meski demikian, mengonsumsi makanan berkolesterol tidak berkorelasi langsung dengan peningkatan kadar kolesterol darah," dia melanjutkan.

Mengutip dari Eating Well pada Rabu, 11 Oktober 2023, telur memang mengandung 207 miligram kolesterol, tapi ini hanya berdampak kecil pada darah kita.

Telur merupakan sumber beberapa vitamin B, termasuk vitamin B2, B5, dan B12.

"Semua nutrisi tersebut memiliki beberapa fungsi dalam tubuh, termasuk menjaga kesehatan kulit dan rambut," ujar Jessica.

Telur memang mengandung sedikit kolesterol, tapi hal ini tertutup dengan sumber nutrisi lainnya. Sehingga menurut ahli, telur justru memberikan manfaat yang baik untuk tubuh.

Berikut empat manfaat makan telur dilansir dari Eat This and Not That pada Rabu, 10 Oktober 2023.

2 dari 5 halaman

1. Kolin dalam Telur Membantu Otak

Telur adalah salah satu sumber makanan terkaya kolin. Terdapat 147 miligram kolin dalam satu butir telur atau sekitar 27 persen dari nilai harian yang direkomendasikan.

Telur mengandung banyak kolin daripada yang di daging sapi, ayam, ikan, kentang, kacang-kacangan, susu, dan yogurt.

Menurut National Institute of Health, penelitian telah mengaitkan kolin dengan dua bidang kesehatan utama seperti kesehatan saraf dan hati.

Sebuah penelitian di Norwegia menemukan bahwa peserta dengan kadar kolin yang lebih rendah memiliki fungsi kognitif buruk. Hal ini berbanding terbalik dengan mereka yang memiliki kadar kolin lebih tinggi.

Beberapa ahli pun berteori bahwa mungkin ada hubungan antara asupan kolin dan penurunan risiko Alzheimer serta demensia, karena bahan kimia yang disebut fosfatidilkolin.

Bahan kimia tersebut ditemukan dalam telur dan merupakan sumber kolin dalam tubuh.

Lalu ditemukan bahwa memang telur membantu meningkatkan fungsi kognitif pada orang dewasa.

3 dari 5 halaman

2. Telur Meningkatkan Kolesterol Baik

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam American Journal of Clinical Nutrition menemukan bahwa makan satu butir telur per hari tidak berhubungan dengan kolesterol tinggi atau penyakit jantung koroner.

Studi lain menemukan bahwa telur sebenarnya mampu meningkatkan kolesterol high density lipoprotein (HDL).

HDL adalah jenis kolesterol yang dianggap baik, sedangkan low density lipoprotein (LDL) jahat.

Memiliki kolesterol HDL sangat penting untuk menyerap LDL, kemudian mengeluarkannya dari aliran darah.

4 dari 5 halaman

3. Makan Telur Mendukung Kesehatan Hati

Berbicara tentang kolin, nutrisi ini juga terbukti membantu kesehatan hati.

Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Nutrition, konsumsi makanan kolin dikaitkan dengan penurunan risiko penyakit hati berlemak non-alkohol (sekelompok masalah hati yang tidak terkait dengan konsumsi alkohol) pada penderita orang dewasa di Tiongkok.

Dalam studi tahun 2022 baru-baru ini yang diterbitkan di Nutrients, para peneliti menemukan bahwa kombinasi kolin dan betaine (yang ditemukan dalam biji-bijian, bit, dan tepung serbaguna), membantu mengurangi risiko steatosis hati terkait obesitas visceral (juga dikenal sebagai penyakit hati berlemak).

5 dari 5 halaman

4. Konsumsi Telur Membentuk Otot

Meskipun kandungan proteinnya tidak terlalu tinggi sekitar 6 gram per telur besar. Telur dapat menjadi bagian sehat dari diet tinggi protein yang dapat mendukung pembentukan otot.

Seseorang yang ingin membentuk otot melalui olahraga, tubuh membutuhkan protein untuk itu. Dalam hal tersebut, asam amino dalam telur dapat membantu menyediakan protein yang dibutuhkan.

Menurut International Journal of Sport Nutrition and Exercise Metabolism, telur juga berguna untuk memperbaiki robekan pada jaringan otot yang dapat meningkatkan metabolisme.

Caranya adalah dengan mengocok dua atau masukkan dua telur rebus ke dalam kotak camilan.

Dengan cara ini, seseorang akan mendapatkan makanan atau camilan yang sempurna untuk menjadi kurus dan kencang.

Video Terkini