Liputan6.com, Jayapura Sebelum menjabat sebagai Menteri Kesehatan Republik Indonesia, hampir semua kabupaten/kota di Papua sudah disambangi Budi Gunadi Sadikin. Tercatat, pasca pemekaran dengan lahirnya provinsi baru pada 30 Juni 2022, Papua kini terdiri atas 8 kabupaten dan 1 kota.
Menurut Menkes Budi, yang berkecimpung 30 tahun lebih di dunia perbankan ini, kultur Papua sangat unik. Sebab, tak mudah implementasi birokrasi pemerintah pusat dan upaya pembangunan menyentuh wilayah Papua.
Baca Juga
Terutama dalam hal hukum dan ekonomi yang harus memiliki pendekatan tersendiri.
Advertisement
"Kultur Papua itu unik," kata Budi Gunadi.
"Saya dulu pernah di Bank Mandiri. Bank Mandiri itu punya Bank Exim (Expor Impor), itu masuk sebelum (Papua) dimekarkan sih. Nah, seluruh kabupaten/kota sudah saya datangi," tuturnya saat mendampingi Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin berkantor di Provinsi Papua beberapa waktu lalu.
"Kemudian waktu saya pindah dari Bank Mandiri ke BUMN, saya disuruh Bapak Presiden (Joko Widodo/Jokowi) untuk ambil alih Freeport. Saya sempet juga jalan-jalan ke Papua tuh, sering sekali."
Hanya Boven Digoel yang Belum Didatangi
Dari semua kabupaten/kota di Papua, kata Budi Gunadi, hanya Boven Digoel yang belum didatangi.
"Hanya Boven Digoel yang belum didatangi, tapi semua kabupaten/kota di Papua, sudah sempat saya datangi. Karakternya unik sekali memang. Saya ngerasain, dulu kantor saya dipalak sampai beberapa kali, tapi saya harus memahami, kenapa ya terjadi seperti itu," lanjutnya.
Harus Ada Asimiliasi antara Pemerintahan dan Adat Setempat
Menurut Menkes Budi Gunadi Sadikin, terkadang ada ketidakterhubungan atau tidak terkoneksi antara pemerintahan dan adat setempat di Papua.
"Kadang-kadang ada disconnect antara jalur pemerintahan dengan jalur adat. Padahal, jalur adat ini kan sudah ada puluhan tahun, bahkan ratusan tahun. Enggak mungkin bisa langsung di take over dengan struktur pemerintahan," terangnya.
"Harus ada asimilasi yang bagus antara aspek sosial dan kultural di sisi adat ini, dengan aspek formal, legal di sisi pemerintahan. Kalau Papua dan beberapa daerah lain kental unsur kultural dan sosial ini memang perlu komunikasi yang lebih baik."
Advertisement
Persoalan Keamanan di Papua
Pada saat mendampingi Wapres Ma'ruf Amin di Papua, Menkes Budi Gunadi Sadikin dalam kapasitasnya yang juga sebagai Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Ad Interim.
Ia menggantikan sementara Muhadjir Effendy yang pada waktu itu sedang berdinas ke luar negeri. Budi Gunadi ikut merespons soal keamanan di Papua.
"Nomor satu, masalah keamanan ya, Bapak/Ibu ingin memastikan bahwa keamanan di Tanah Papua ini terjaga, bukan bidangnya saya, tapi saya janji nanti akan menghadap Pak Mahfud MD (Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan) untuk memastikan," jelas Budi Gunadi.
"Pak Wapres (Ma'ruf Amin) sama Bapak Presiden (Jokowi) juga sudah berkali-kali bilang, sulit kita mau melakukan apa pun, melakukan pembangunan pendidikan, kesehatan, kalau keamanannya enggak beres."
Masalah Keamanan Perlu Dibicarakan
Sementara itu, Wapres Ma'ruf Amin menjalani kegiatan pada hari pertama dirinya berkantor di Papua pada Selasa (10/10/2023). Ia menyebut isu keamanan di tanah Papua menjadi perhatian khusus dalam kunjungannya kali ini.
“Walaupun hanya beberapa kabupaten, kita melihat itu (sebagai) sesuatu yang serius dan perlu dibicarakan, bukan untuk masa sekarang (saja), tetapi untuk menciptakan keamanan dan ketenangan secara berkelanjutan,” ujar Ma'ruf Amin.
Kirim Alat Radioterapi ke RSUD Jayapura
Dalam kunjungan kerja ke RSUD Jayapura pada Rabu (11/10/2023) untuk melihat layanan cathlab jantung dan meninjau progres pembangunan gedung bunker radioterapi, Budi Gunadi Sadikin akan mengirimkan alat radioterapi kanker.
Alat radioterapi kanker yang akan dikirimkan, kata Menkes Budi, termasuk paling mahal. Direncanakan, alat tersebut dikirim sekitar Desember 2023, setelah pembangunan bunker selesai.
“Yang paling mahal yang akan kita kasih adalah alat radioterapi buat kanker. Sudah dapat jatahnya (tahun ini), makanya saya kejar sama beliau (Direktur RSUD Jayapura) karena pembangunan (gedungnya) itu mesti selesai," ucapnya.
"Itu butuh konstruksinya juga miliaran itu bunkernya. Tadi saya lihat, oh sudah mulai tapi kapan selesainya? Katanya November bisa selesai, supaya alat bisa masuk Desember."
Advertisement