The American Academy of Pediatrics (AAP) mengumumkan dukungannya untuk pernikahan sesama jenis serta hak asuh penuh dan hak adopsi untuk pasangan sesama jenis.
"Anak-anak berkembang dalam keluarga yang stabil dan butuh keamanan yang permanen. Cara yang harus dilakukan adalah dengan pernikahan," kata Benjamin Siegel yang ikut menulis pernyataan kebijakan. Seperti dikutip dari Live Science, Minggu (24/3/2013).
"AAP percaya akan ada kesempatan yang sama bagi setiap pasangan untuk mengakses stabilitas ekonomi dan dukungan federal kepada pasangan yang sudah menikah untuk membesarkan anak-anak," jelasnya.
Penelitian pada anak-anak pasangan gay sudah muncul tapi sejauh ini baru bukti yang ada dari pihak AAP. Berikut lima alasan orangtua gay justru melakukan hal-hal yang luar besar dalam membesarkan anak-anak.
1. Memilih untuk memiliki anak-anak
Hampir semua pasangan normal sering memiliki bayi secara tidak sengaja. Menurut Guttmacher Institute, setengah dari kehamilan di Amerika Serikat tidak direncanakan. Dan setengah dari kehamilan yang tidak direncanakan memilih melahirkan dibanding aborsi.
Pasangan gay sebaliknya. Umumnya merencanakan untuk memiliki bayi, membatasi keinginan biologis untuk mengadopsi, mencari pengganti atau donor sperma, atau menggunakan metode fertilisasi vitro.
Setelah melalui tantangan tersebut, orangtua gay "Cenderung lebih termotivasi, lebih berkomitmen dibanding orangtua heteroseksual rata-rata. Karena memilih untuk menjadi orangtua," kata Abbie Goldberg, seorang psikolog di Clark University di Massachusetts yang meneliti orangtua gay dan lesbian.
2. Mengasuh yang paling membutuhkan
Orangtua gay adalah sumber daya yang besar untuk anak-anak yang ingin diadopsi, terutama paling membutuhkan. Pada Oktober 2011, Evan B. Donaldson Adoption Institute menemukan bahwa 60 persen dari orangtua angkat yang gay dan lesbian mengadopsi seluruh ras. Yang penting karena minoritas anak-anak memiliki waktu sulit untuk keluar dari sistem asuh.
Dan 25 persen anak-anak ditempatkan pada orangtua gay dan orangtua lesbian yang lebih tua dari tiga puluh tahun, rentang usia sulit untuk mengadopsi. Dan lebih dari setengah anak-anak memiliki kebutuhan khusus.
Sebuah laporan pada 2007 oleh Urban Institute, ditemukan bahwa lebih dari setengah pria gay dan 41 persen lesbian di Amerika Serikat ingin mengadopsi. Itu sejumlah besar orangtua yang potensial. Jauh melebihi 100.000 anak-anak adopsi yang terjebak di pengasuhan.
3. Mendorong toleransi
Dalam sebuah penelitian pada 2007 yang diterbitkan dalam American Journal of Orthopsychiatry, Clark University Goldberg mewawancarai 46 orang dewasa yang tumbuh dari setidaknya satu orangtua gay. 28 dari yang diwawancara secara independen mengatakan dididik untuk lebih toleran dan menerima.
"Pria dan wanita merasa seperti bebas untuk mengejar kepentingan," kata Goldberg.
"Tidak ada yang mengatakan kepada mereka 'Anda tidak boleh melakukan itu. Itu dilakukan oleh pria' atau 'Itu dilakukan oleh wanita'," tambahnya.
4. Nilai bagus di sekolah
Anak-anak dari orangtua gay memiliki nilai akademis yang bagus. Sebuah tinjauan pada 2010 dari semua penelitian terhadap orangtua sesama jenis dan anaknya, ditemukan bahwa rata-rata indeks prestasinya (IPK) setara dengan anak-anak dari dua rumah dengan orangtua heteroseksual.
Pada Mei 2012, studi dalam Journal of Marriage and Family menemukan anak dari orangtua sesama jenis memiliki nilai matematika yang sama dengan keluarga heteroseksual, setelah mengendalikan faktor stabilitas keluarga, seperti perceraian sebelumnya.
5. Menumbuhkan percaya diri pada anak
Pendidikan di rumah tangga sesama jenis medorong rasa percaya diri pada anak. Dalam studi pada 2010 yang dipublikasikan dalam jurnal Pediatrics, peneliti memeriksa anak-anak (yang direncanakan) dari keluarga lesbian. Seorang ibu lesbian tunggal dan sepasang lesbian memutuskan memiliki anak, beda dengan pasangan heteroseksual sebelumnya.
Seperti penelitian lain dari ibu lesbian, yang satu ini tidak menemukan perbedaan yang signifikan dari orangtua normal yang mengembangkan anak dari perilaku sosial.
Tapi, anak-anak dari orangtua lesbian lebih percaya diri dibanding anak-anak orangtua normal. Peneliti menambahkan, keterlibatan aktif orangtua bisa menjelaskan tingkatan harga diri. (Zul/Abd)
"Anak-anak berkembang dalam keluarga yang stabil dan butuh keamanan yang permanen. Cara yang harus dilakukan adalah dengan pernikahan," kata Benjamin Siegel yang ikut menulis pernyataan kebijakan. Seperti dikutip dari Live Science, Minggu (24/3/2013).
"AAP percaya akan ada kesempatan yang sama bagi setiap pasangan untuk mengakses stabilitas ekonomi dan dukungan federal kepada pasangan yang sudah menikah untuk membesarkan anak-anak," jelasnya.
Penelitian pada anak-anak pasangan gay sudah muncul tapi sejauh ini baru bukti yang ada dari pihak AAP. Berikut lima alasan orangtua gay justru melakukan hal-hal yang luar besar dalam membesarkan anak-anak.
1. Memilih untuk memiliki anak-anak
Hampir semua pasangan normal sering memiliki bayi secara tidak sengaja. Menurut Guttmacher Institute, setengah dari kehamilan di Amerika Serikat tidak direncanakan. Dan setengah dari kehamilan yang tidak direncanakan memilih melahirkan dibanding aborsi.
Pasangan gay sebaliknya. Umumnya merencanakan untuk memiliki bayi, membatasi keinginan biologis untuk mengadopsi, mencari pengganti atau donor sperma, atau menggunakan metode fertilisasi vitro.
Setelah melalui tantangan tersebut, orangtua gay "Cenderung lebih termotivasi, lebih berkomitmen dibanding orangtua heteroseksual rata-rata. Karena memilih untuk menjadi orangtua," kata Abbie Goldberg, seorang psikolog di Clark University di Massachusetts yang meneliti orangtua gay dan lesbian.
2. Mengasuh yang paling membutuhkan
Orangtua gay adalah sumber daya yang besar untuk anak-anak yang ingin diadopsi, terutama paling membutuhkan. Pada Oktober 2011, Evan B. Donaldson Adoption Institute menemukan bahwa 60 persen dari orangtua angkat yang gay dan lesbian mengadopsi seluruh ras. Yang penting karena minoritas anak-anak memiliki waktu sulit untuk keluar dari sistem asuh.
Dan 25 persen anak-anak ditempatkan pada orangtua gay dan orangtua lesbian yang lebih tua dari tiga puluh tahun, rentang usia sulit untuk mengadopsi. Dan lebih dari setengah anak-anak memiliki kebutuhan khusus.
Sebuah laporan pada 2007 oleh Urban Institute, ditemukan bahwa lebih dari setengah pria gay dan 41 persen lesbian di Amerika Serikat ingin mengadopsi. Itu sejumlah besar orangtua yang potensial. Jauh melebihi 100.000 anak-anak adopsi yang terjebak di pengasuhan.
3. Mendorong toleransi
Dalam sebuah penelitian pada 2007 yang diterbitkan dalam American Journal of Orthopsychiatry, Clark University Goldberg mewawancarai 46 orang dewasa yang tumbuh dari setidaknya satu orangtua gay. 28 dari yang diwawancara secara independen mengatakan dididik untuk lebih toleran dan menerima.
"Pria dan wanita merasa seperti bebas untuk mengejar kepentingan," kata Goldberg.
"Tidak ada yang mengatakan kepada mereka 'Anda tidak boleh melakukan itu. Itu dilakukan oleh pria' atau 'Itu dilakukan oleh wanita'," tambahnya.
4. Nilai bagus di sekolah
Anak-anak dari orangtua gay memiliki nilai akademis yang bagus. Sebuah tinjauan pada 2010 dari semua penelitian terhadap orangtua sesama jenis dan anaknya, ditemukan bahwa rata-rata indeks prestasinya (IPK) setara dengan anak-anak dari dua rumah dengan orangtua heteroseksual.
Pada Mei 2012, studi dalam Journal of Marriage and Family menemukan anak dari orangtua sesama jenis memiliki nilai matematika yang sama dengan keluarga heteroseksual, setelah mengendalikan faktor stabilitas keluarga, seperti perceraian sebelumnya.
5. Menumbuhkan percaya diri pada anak
Pendidikan di rumah tangga sesama jenis medorong rasa percaya diri pada anak. Dalam studi pada 2010 yang dipublikasikan dalam jurnal Pediatrics, peneliti memeriksa anak-anak (yang direncanakan) dari keluarga lesbian. Seorang ibu lesbian tunggal dan sepasang lesbian memutuskan memiliki anak, beda dengan pasangan heteroseksual sebelumnya.
Seperti penelitian lain dari ibu lesbian, yang satu ini tidak menemukan perbedaan yang signifikan dari orangtua normal yang mengembangkan anak dari perilaku sosial.
Tapi, anak-anak dari orangtua lesbian lebih percaya diri dibanding anak-anak orangtua normal. Peneliti menambahkan, keterlibatan aktif orangtua bisa menjelaskan tingkatan harga diri. (Zul/Abd)