Liputan6.com, Jakarta - Mandi di malam hari memang memiliki banyak manfaat, namun seseorang harus mengeringkan rambut terlebih dahulu sebelum tidur.
Dokter kulit bersertifikat di New York City, AS, Dendy Engelman, mengatakan bila seseorang tidur dengan rambut basah meningkatkan risiko pertumbuhan dan jamur.
Baca Juga
“Tidur dengan rambut basah menciptakan lingkungan hangat dan lembap yang optimal bagi bakteri untuk berkembang dan tumbuh, yang dapat menyebabkan infeksi kulit kepala dan kulit lainnya,” kata Engelman seperti dikutip dari Reader's Digest, Selasa (17/10/2023).
Advertisement
Oleh karena itu, dia sangat menyarankan untuk tidak tidur dengan rambut basah.
Bahaya apa saja yang bisa terjadi jika seseorang tidur dengan rambut basah?
Kebiasaan ini dapat menimbulkan banyak risiko pada kulit kepala, rambut, dan kesehatan secara keseluruhan. Berikut beberapa hal yang bisa terjadi:
Bakteri dapat menumpuk di kulit kepala
“Karena rambut lembap dan menempel pada sarung bantal, kulit kepala tidak bisa bernapas,” ujar Engelman.
“Rambut basah yang menempel di bantal akan selalu menjadi risiko berkembangnya bakteri dan jamur.”
Hal ini tidak hanya menjijikkan tetapi juga meningkatkan kemungkinan penyebaran infeksi bakteri.
Tempat Tidur Berjamur
Ketika bakteri menumpuk di kulit kepala, bakteri tersebut dapat dengan mudah berpindah ke tempat tidur. Sama halnya dengan handuk basah, jika sarung bantal dan alas tidur yang lembap tidak dikeringkan dengan benar, maka akan mudah menjadi tempat berkembang biaknya jamur.
Hal itu tidak hanya terlihat menjijikkan dan beraroma kurang sedap, menurut Center for Desease Control (CDC), hal tersebut juga tidak sehat untuk dihirup. Paparan jamur mungkin membuat seseorang terbangun dengan hidung tersumbat, mata merah atau gatal, sakit kepala, atau kesulitan bernapas.
Advertisement
Kulit Kepala Bisa Teriritasi
Jika bakteri menumpuk di kulit kepala, hal itu dapat menyebabkan infeksi pada akar rambut, kata Engelman. Saat rambut basah ditekan dan ditumpuk di atas sarung bantal, ia tidak bisa bernapas, katanya. Itu berarti seseorang mungkin memiliki kelenjar sebaceous yang terlalu aktif, yang dapat menyebabkan dermatitis seboroik; gejalanya meliputi ketombe, iritasi, gatal, dan bercak yang meradang.
“Ragi Malassezia, yang menyebabkan dermatitis seboroik atau ketombe, juga dapat berkembang biak di lingkungan yang hangat, lembab, dan gelap seperti rambut basah saat tidur,” tambahnya.
Bisa Terkena Infeksi Jamur atau Bakteri
Folikulitis bakteri atau jamur adalah infeksi umum yang mungkin seseorang alami saat tidur dengan rambut basah, kata Engelman. Kondisi ini menyebabkan folikel rambut meradang sehingga menyebabkan iritasi, kemerahan, dan munculnya jerawat di kulit kepala.
Seberapa sering harus mencuci sarung bantal?
Menurut Cleveland Clinic, seseorang harus mencuci seprai dua kali seminggu, namun banyak ahli menyarankan setidaknya sekali seminggu untuk menghindari kondisi yang memperburuk, seperti alergi dan asma.
Selalu periksa simbol cucian pada seprai untuk mengetahui petunjuk khusus, tetapi aturan praktis yang baik adalah mencucinya dengan mesin dan air panas.
Para ahli juga menyarankan untuk mencuci bantal setiap tiga hingga enam bulan jika memang bisa dicuci. Jika sering tidur dengan rambut basah, sebaiknya lakukan ini lebih sering karena potensi pertumbuhan bakteri.
Advertisement