Sukses

Menkes Budi Cek Kontak Erat Cacar Monyet di DKI, Kemungkinan Kasus Bertambah?

Penelusuran kontak erat kasus baru cacar monyet oleh Kemenkes.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin sedang menelusuri kontak erat kasus cacar monyet atau Mpox yang dilaporkan di DKI Jakarta baru-baru ini. Temuan ini merupakan kasus kedua setelah laporan pertama pada tahun 2022.

Iya, satu kasus cacar monyet, itu sudah kita deteksi," kata Menkes Budi usai 'Launching Corporate University Kemenkes' di Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Kampus Cilandak, Jakarta Selatan pada Selasa, 17 Oktober 2023.

Temuan kasus cacar monyet di DKI dilaporkan pada 14 Oktober 2023. Pasien tersebut terkonfirmasi cacar monyet setelah melakukan serangkaian tes dengan hasil positif.

Penelusuran Kontak Erat

Budi Gunadi juga meminta bagian Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk memantau kasus Mpox.

"Nah, sekarang kita sudah minta bantuan P2P untuk ngelihat kasusnya seperti apa, dikonfirmasi kontak eratnya siapa," terangnya.

"Kita kan sudah siap. Treatment-nya (penanganan) sudah siap, dan vaksinnya juga itu vaksin cacar monyet dulu kan masih bisa. Untuk transmisi dan penyebarannya sedang kita cek juga."

2 dari 4 halaman

Surveilans Sedang Dilakukan

Ketika ditanya, adakah kemungkinan kasus cacar monyet sebenarnya sudah banyak, tapi tidak terdeteksi karena tidak bergejala?

Menkes Budi Gunadi Sadikin belum bisa menjawab pasti. Ia mengatakan, hal itu sedang dilakukan surveilans oleh Kemenkes.

"Itu yang surveilansnya sedang kita cari sekarang," jawabnya.

Terpisah, Anggota Tim Kerja Direktorat Surveilans dan Kekarantinaan Kemenkes RI Chita Septiawati menekankan, adanya tambahan satu kasus baru ini berarti menjadi dua kasus cacar monyet di Indonesia.

"Sehingga sampai saat ini kita mempunyai dua kasus terkonfirmasi yang kebetulan keduanya ada di Jakarta," kata Chita dalam 'Sosialisasi Kewaspadan Monkeypox' di Jakarta pada Senin, 16 Oktober 2023.

3 dari 4 halaman

Gejala Pasien Mpox

Adapun kabar dari pasien terkonfirmasi Mpox di DKI Jakarta, berjenis kelamin pria berusia 26 tahun. Saat ini, dalam kondisi baik meski tengah muncul lesi di kulitnya.

Kondisi baik, sedang ditangani lesi-lesi yang muncul," kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes RI Siti Nadia Tarmizi kepada Health Liputan6.com, Selasa (17/10/2023).

Selain muncul lesi cacar, Nadia juga mengatakan bahwa pasien mengalami gejala lain seperti demam dan keropeng.

Tingkatkan Kewaspadaan

Dinas Kesehatan DKI Jakarta mengingatkan para tenaga kesehatan agar terus mampu meningkatkan kewaspadaan dan deteksi dini pada pasien yang diduga alami cacar monyet atau Mpox.  

"Jadi kepentingan kita bersama agar kita selalu dapat melakukan penemuan kasus, deteksi dini dan kewaspadaan yang terus-menerus," kata Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes DKI Jakarta Dwi Oktavia pada Senin, 16 Oktober 2023.

Ia juga berharap tenaga kesehatan, termasuk dokter untuk memiliki pengetahuan akan suatu penyakit, termasuk yang baru masuk di Indonesia seperti cacar monyet. 

"Para dokter yang pertama kali menemukan pasien tentunya harus memiliki pengetahuan agar senantiasa waspada dengan penyakit yang masih banyak ditemukan dan juga mengantisipasi penyakit baru," lanjut Dwi.

4 dari 4 halaman

Sulit Diberantas

Menurut epidemiolog Dicky Budiman, penyakit cacar monyet yang diam-diam menular dan menyebar ini menjadi sulit diberantas.

"Kecenderungannya lagi ya akan relatif sulit untuk diberantas," ucapnya kepada Health Liputan6.com pada Selasa, 17 Oktober 2023.

Risiko Kelompok Masyarakat Umum Terpapar Kecil

Di sisi lain, Dicky menekankan, masyarakat tidak perlu membuat panik. Sebab, risiko untuk terpapar Mpox bagi masyarakat pada kecil sekali.

"Amat sangat kecil. Lalu, proses penularannya juga lambat ya, lambat sekali, artinya tidak mudah walaupun bagi orang yang kontak erat dekat dengan pasien penderita, tanpa proteksi ini juga mudah terpapar," tegasnya.

"Dan yang perlu juga diketahui, tanpa adanya perilaku berisiko seperti yang tadi saya sebutkan (gay dan lelaki suka lelaki), tentu ini akan menjauhkan dari risiko itu."

Video Terkini