Liputan6.com, Belanda Empat dari 12 peternak sapi perah yang dikirim ke Belanda dalam program Young Progressive Farmer Academy (YPFA) digagas PT Frisian Flag Indonesia adalah perempuan. Rumini, Kristianti, Sulistiani, Heni adalah contoh perempuan peternak sapi perah Indonesia yang punya potensi besar dalam mengembangkan peternakannya.
Rumini, wanita asal Lembang ini di umur 34 tahun sudah punya 41 ekor sapi di lahan 800 meter persegi dan lahan kandang 45 meter persegi. Wanita yang punya latar belakang dunia perbankan ini berencana meningkatkan jumlah sapi perah menjadi dua kali lipat dalam dua tahun ke depan.
Baca Juga
Lalu, Heni, saat ini punya 7 sapi laktasi dan 8 anak sapi yang dikelola bersama sang suami. Sapi-sapi itu dikelola di atas lahan 100 ribu meter persegi. Wanita asal Jawa Timur ini juga aktif dalam mengembangkan diri mengikut pelatihan peternakan agar usahanya makin berkembang.
Advertisement
Peternak sapi lainnya yang juga belajar langsung ke Belanda adalah Sulistiani. Di umur 30, wanita asal Jawa Timur ini sudah punya 6 ekor sapi laktasi dan 2 ekor anakan. Belum pernah dapat pelatihan, tapi pribadi Sulistiani sangat suka mencoba hal baru dan terbuka akan informasi punya potensi membuat peternakannya makin besar.
Sementara itu, Kristianti, wanita berhijab asal KPSBU Lembang ini umurnya baru 23. Namun sudah jadi peternak sapi perah lebih dari lima tahun. Kini, ia punya 13 ekor sapi. Dan, ia punya rencana kuat dalam mengembangkan peternakan yang dikelola bersama suami.
Menurut para juri, keempat perempuan di atas punya karakter memimpin dan membesarkan peternakan yang dimiliki. Alhasil, keempatnya termasuk dalam 12 peternak sapi perah yang dikirim PT Frisian Flag Indonesia untuk belajar langsung ke Belanda dengan para peternak di sana pada September lalu selama nyaris dua pekan.
"Kami memilih empat perempuan ini bukan karena ada kuota perempuan. Empat perempuan ini secara karakter, ketekunan dan track record serta mimpinya punya potensi untuk jadi lebih besar," kata salah satu juri program YPFA, dokter hewan yang juga konsultan peternakan Dairy Pro Indonesia, Deddy F Kurniawan.
Selaras dengan Deddy, juri lain dalam program YPFA yakni dosen Divisi Produksi Ternak Pernah Institut Pertanian Bogor (IPB) Epi Taufik mengatakan para peternak yang dipilih punya business plan jelas untuk mengembangkan peternakan sapi perahnya.
"Yang dipilih itu yang punya business plan yang jelas, tahapan jelas misalnya untuk mengembangkan usaha, aspek lingkungan juga diperhatikan oleh mereka," kata Epi saat bertemu di Wyns, Belanda.
Keunggulan Peternak Perempuan
Deddy yang sehari-hari berkutat memberikan konsultasi peternakan itu mengatakan ada beberapa kelebihan yang dimiliki perempuan peternak sapi perah.
Salah satunya, lebih peka terhadap hal-hal detail. Contoh hal detail yang dilakukan peternak sapi perempuan diantaranya telaten melakukan celup puting usai sapi diperah. Hal tersebut tidak bisa dilakukan terburu-buru lantaran bisa membuat sapi alami mastitis. Bila sapi alami mastitis produksi susu jadi berkurang.
Lalu, perempuan punya sentuhan lembut yang disukai sapi perah. Kemampuan ini juga lebih dimiliki perempuan.
Advertisement
Feeling Perempuan Lebih Kuat
Di sisi lain, feeling perempuan terhadap hewan ternaknya juga lebih cenderung lebih besar.
"Perempuan itu biasanya feeling-nya lebih kuat. Ketika melihat kondisi sapi ia bisa merasakan apa yang tengah dilihat, termasuk jika ada hal yang tidak biasa pada sapi. Mengenai masalahnya apa, itu bukan tugas peternak ini (bisa bertanya ke dokter hewan misal untuk mengetahui sapi sakit atau alami masalah lain apa)," kata Deddy.
Melihat bahwa perempuan punya potensi besar menjadi peternak sapi perah, Deddy mengatakan bahwa seharusnya tidak memandang kaum perempuan sebagai pelengkap. Toh, dalam kenyataan di lapangan, yang lebih sering di kandang kebanyakan perempuan dari laki-laki pada keluarga peternak sapi perah.
Perempuan perlu mendapatkan edukasi lebih banyak lagi soal manajemen peternakan sapi perah. Sehingga nanti, bisa memiliki sapi sehat dan bahagia yang berujung produksi susu sapi yang berlimpah.
"Perempuan peternak sapi perah harus punya skill lebih banyak, pengetahuan lebih banyak, pemahaman teknis lantaran peran perempuan berhadapan dengan sapi perah di kandang lebih lama," kata Deddy.