Sukses

Menkes Budi Gunadi Sadikin Ungkap Pilar Kesehatan Terakhir yang Jarang Muncul

Satu pilar terakhir, yakni pilar ke-7 Transformasi Kesehatan Kemenkes yang jarang dipaparkan.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan satu pilar terakhir, yakni pilar ke-7 Transformasi Kesehatan yang jarang dipaparkan di berbagai kesempatan. Satu pilar ini menyangkut internal Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Seperti diketahui publik, Kemenkes melakukan transformasi kesehatan yang terdiri atas 6 pilar meliputi transformasi layanan primer, layanan rujukan, sistem ketahanan kesehatan, sistem pembiayaan kesehatan, SDM kesehatan, serta teknologi kesehatan.

Sementara itu, pilar ke-7 khusus dimaksudkan untuk pengembangan sumber daya di Kemenkes.

"Sebenarnya ada pilar transformasi yang tidak pernah muncul dalam presentasi di hadapan Anda semua. Anda hanya memahami 6 pilar reformasi di pelayanan kesehatan," ungkap Budi Gunadi saat 'Launching Corporate University Kemenkes' di Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Kampus Cilandak, Jakarta Selatan, Selasa (17/10/2023).

"Secara internal, kami memiliki 7 pilar reformasi. Nomor tujuh adalah reformasi organisasi (Kemenkes)."

Mereformasi SDM

Pada pilar transformasi internal Kemenkes, menurut Budi Gunadi, terbilang mudah. Upayanya adalah mereformasi sumber daya manusia.

"Reformasi organisasi itu mudah, menurut saya yang harus dilakukan, yaitu mereformasi orang-orangnya. Reformasi seperti apa yang harus dilakukan oleh orang-orang di sana itu mudah," imbuhnya.

"Selain itu, Anda juga harus mereformasi budaya. Jika Anda berhasil mereformasi kultur dari pegawai Kemenkes RI, maka Anda akan berhasil membentuk SDM yang maju."

2 dari 4 halaman

Mereformasi Budaya yang Harus Dimasukkan ke Hati

Lantas, bagaimana Anda mereformasi budaya di lingkungan Kemenkes dalam implementasi pilar ke-7 Transformasi Kesehatan?

Menurut Menkes Budi Gunadi Sadikin, budaya bukanlah sesuatu yang bersifat tradisional. Anda tidak mengajarkan budaya untuk dimasukkan ke dalam otak secara intelektual.

"Budaya adalah suatu nilai yang harus Anda ajarkan untuk dimasukkan ke dalam hati Anda. Jadi itulah salah satu perbedaannya," terangnya.

"Pengajaran di sekolah biasa, kebanyakan dari mereka, Anda melakukan sesuatu untuk dimasukkan ke dalam otak Anda, ke dalam ingatan Anda, tapi budaya adalah sesuatu yang harus dimasukkan ke dalam hati."

3 dari 4 halaman

Berlatih Kepemimpinan dari Ahlinya

Lebih lanjut, Budi Gunadi Sadikin mengatakan, yang namanya budaya adalah melatih. Diferensiasi budaya yang sederhana, Anda perlu melakukannya hari demi hari dalam pekerjaan Anda.

Kemudian, mereformasi budaya yang perlu dipikirkan oleh seseorang adalah belajar kepada orang lain yang telah melakukan sebelumnya.

"Kalau mau melatih kepemimpinan, Anda bisa belajar kepemimpinan dari pengalaman seseorang. Misalnya, Anda hanya memimpin 10 orang, saya biasa memimpin ratusan ribu orang," kata Menkes Budi sembari tersenyum.

"Saya rasa saya bisa mengajarkan tentang kepemimpinan. Jadi siapa pengajarnya sangat penting."

Selanjutnya, jika Anda ingin melatih keterampilan manajemen, Anda harus belajar kepada seseorang yang memiliki pengalaman manajemen. Jika Anda ingin melatih kemampuan negosiasi, maka Anda harus belajar kepada seseorang yang memiliki rekam jejak yang sudah terbukti berpengalaman.

Penting Bangun Internal Kemenkes

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI Siti Nadia Tarmizi menambahkan, pilar ke-7 Transformasi Kesehatan dinilai penting bagi internal Kemenkes ke depannya.

"Transformasi terakhir, yaitu internal transformasi yang jarang dilihat dalam berbagai paparan atau presentasi. Sebenarnya, ada pilar transformasi yang penting juga kita lakukan, yakni membangun internal (Kemenkes)," ujar Nadia saat dikonfirmasi Health Liputan6.com, Rabu (18/10/2023).

4 dari 4 halaman

Keberhasilan Akan Terlihat 5 Tahun ke Depan

Upaya transformasi internal Kemenkes dengan reformasi SDM dan budaya bagi Budi Gunadi Sadikin dapat terlihat dalam 3 sampai 5 tahun mendatang.

"Keberhasilan reformasi budaya adalah di mana Anda akan berada dalam dua, tiga atau lima tahun ke depan. Jadi, keberhasilan ini akan terlihat dalam 5 tahun ke depan. Ya, kalau salah satu dari Anda yang ada di ruangan ini menjadi menteri, ya Anda sukses," terangnya sambil berkelakar.

"Kalau salah satu dari Anda jadi Dirjen, itu lebih sukses lagi atau salah satu dari kalian menggantikan saya. Mungkin kalau Pak Kunta (Sekjen Kemenkes Kunta Wibawa) menggantikan Sri Mulyani (Menteri Keuangan), wah itu lebih sukses lagi."

Segala upaya transformasi yang dilakukan sekarang, perlu dibuktikan nantinya.

"Saya tidak bisa mengatakan bahwa di Kemenkes sudah berhasil, tapi paling tidak, saya berusaha sampai sejauh ini," sambung Menkes Budi.