Sukses

Jelang Masa Tugas Berakhir, Menkes Budi Gunadi Ingin Tinggalkan Kesan Lebih Baik buat Kemenkes RI

Upaya Menkes Budi Gunadi Sadikin mengembangkan sumber daya Kemenkes RI.

Liputan6.com, Jakarta - Tersisa setahun lagi masa jabatan sebagai Menteri Kesehatan Republik Indonesia, ada keinginan Budi Gunadi Sadikin untuk memberikan kesan lebih baik kepada Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI. Khususnya, dalam upaya mengembangkan sumber daya dan talenta-talenta pegawai Kemenkes.

"Saya akan meninggalkan Kemenkes ini dalam satu tahun (lagi). Saya ingin memastikan bahwa saya meninggalkan sesuatu yang lebih baik dan bertahan lama," ucapnya saat 'Launching Corporate University Kemenkes' di Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Kampus Cilandak, Jakarta Selatan, Selasa (17/10/2023).

"Dan apa yang lebih baik? Yang lebih baik adalah dalam hal manusia."

Ia mengutip sebuah pepatah, If you want to be prosper in a year, you grow rice even to be prosper. In 10 years, you go tree, but you want to stay prosper and it is long, you do people. So, let's grow our people.

(Jika Anda ingin makmur dalam setahun, tanamlah padi untuk menjadi makmur. Dalam 10 tahun untuk makmur, Anda menanam pohon. Tetapi jika Anda ingin tetap makmur dan bertahan lama, Anda membangun manusia).

"Jadi, mari kita tumbuhkan orang-orang kita," sambung Budi Gunadi.

Resmikan Corporate University Kemenkes

Salah satu yang baru diresmikan Budi Gunadi untuk pengembangan sumber daya adalah Corporate University Kemenkes. Pengembangan Corporate University sejak awal 2023 bertujuan untuk meningkatkan kompetensi sumber daya Kemenkes.

"Jadi, tolong ketika Anda mendesain program, pastikan Anda mendesainnya dengan tepat. Kita bisa juga menyakinkan birokrat di tingkat internasional dan saya pribadi akan merekomendasikan sumber daya kita untuk mendapatkan beasiswa, ya pergi ke Harvard, Kennedy School atau apa pun itu. Jadi tidak hanya berhenti sampai Corporate University ini," tutur Menkes Budi.

2 dari 4 halaman

Pengembangan Talenta Kemenkes

Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI Kunta Wibawa Dasa Nugraha mengatakan, Corporate University Kemenkes mencakup pengembangan kurikulum rebranding, persiapan kampus pengembangan kapasitas pengajar, serta benchmarking dengan tiga sekolah bisnis terbaik di Indonesia.

Yaitu SBM ITB, IPMI International Business School, dan Prasetya Mulia.

"Semua metodologi yang tepat mengenai pengembangan kurikulum, kerangka kurikulum, pengembangan modul pembelajaran, dan penyiapan teaching tools dan juga pengembangan kurikulum dengan sekolah bisnis didasarkan pada kenyataan, bahwa pendekatan pembelajaran di sekolah bisnis berorientasi pada hasil atau output oriented," terang Kunta.

"Sehingga kita dapat melengkapi keterampilan dari para Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kemenkes yang selama ini memang cenderung berorientasi ada proses."

Kurikulum Corporate University Kemenkes  memiliki 9 topik pembelajaran, 39 modul, 278 jam belajar, 16 + 3 hari hadir dengan durasi 8 Jam dan pelatihan dilakukan secara blended learning dengan pembelajaran klasikal dan eksperimensial dengan waktu pembelajaran selama 34 hari.

"Saat ini, untuk batch pertama ada sekitar 31 orang talenta terpilih yang diambil dari data talent tool Kemenkes," lanjut Kunta.

3 dari 4 halaman

Harus Piawai Berbicara di Depan Publik

Dalam pengembangan keterampilan sumber daya Kemenkes, Budi Gunadi Sadikin menekankan, bagaimana seseorang harus piawai dalam berkomunikasi dan menyampaikan presentasi di depan publik.

Ia berbagi cerita pengalaman dirinya tiap kali berbicara di depan publik.

"Menteri Kesehatan lagi bicara di depan ini. Saya melihat kalian semua. Ada yang merhatiin saya bicara, ada yang sibuk ngetik, mencet-mencet HP, ada yang ngantuk-ngantuk, ada yang sedang tidur," tutur Menkes Budi Gunadi.

"Ketika saya melihat lebih banyak dari Anda tidur dan sibuk sama HP masing-masing. Itu tanda saya tahu bahwa saya harus berhenti berbicara. Tetapi itulah ujiannya."

Beri Pengalaman Nyata

Selanjutnya, ketika seseorang mempresentasikan materi, Budi Gunadi mengakui, dirinya selalu menantang dengan mengajukan banyak pertanyaan atau langsung menugaskan ke lapangan, misalnya langsung ke Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

"Jadi mereka harus memiliki pengalaman nyata. Jika Anda mengajarkan kemampuan negosiasi, kemampuan komunikasi, jangan berikan hal yang lebih mudah, tugaskan mereka ke parlemen, WHO. Jika Anda ingin memiliki kemampuan negosiasi yang baik, jangan mengajarkannya hanya satu hari," imbuhnya.

"Kalau ingin menyelesaikan stunting, datangi ahlinya, profesornya. Itu adalah keterampilan negosiasi yang nyata. Itulah kurikulum yang saya ingin Anda kembangkan."

4 dari 4 halaman

Reformasi Sumber Daya Manusia

Reformasi kesehatan Kemenkes, menurut Kunta Wibawa Dasa Nugraha, yang menjadi kunci utama adalah sumber daya manusia. Menurutnya, itu adalah obsesi, bukan mimpi.

"Tapi obsesi kita agar SDM kesehatan itu menjadi profesional dan handal. Kita ada asesmen kompetensi kepada 40.000 ASN Kemenkes, di mana penguasaan level untuk kompetensi komunikasi serta pengembangan diri dan orang lain itu levelnya masih paling rendah bandingkan level kompetensi lain," paparnya.

"Dua hal itulah yang sebenarnya membuka mata kita, bahwa kita harus meningkatkan SDM kita sesuai dengan arahan Pak Menteri (Budi Gunadi Sadikin) pastinya da kompetensi yang dimaksud sebenarnya bukan hanya kompetensi teknis, namun juga kemampuan kita untuk melakukan negosiasi, skill communication, skill leadership decession making."

Selain itu, bagaimana cara ASN Kemenkes mampu mengungkapkan apa yang sudah dicapai.

"Kita banyak capaian, tapi dalam mengungkapkan dan mendokumentasikan, masih left behind (tertinggal). Itulah bagaimana kita harus meningkatkan, setidaknya techical skill tapi juga peningkatan kompetensi yang beyond technical sipil," lanjut Kunta.