Liputan6.com, Jakarta Ibu berinisial LN di Jakarta Selatan diduga mengalami baby blues. Dalam video yang beredar ibu tersebut menenggelamkan bayinya yang berumur tiga bulan ke dalam ember. Disebut-sebut ibu tersebut merasa kewalahan karena selain mengurus si bayi juga mengurus anaknya yang umur 3 dan 4 tahun.
Baby blues adalah kondisi kala ibu baru melahirkan mengalami suasana hati yang berubah-ubah, mudah menangis, cemas, sulit tidur. Itu adalah gejala seorang ibu baru melahirkan mengalami baby blues seperti mengutip MayoClinic.
Baca Juga
Kondisi baby blues terjadi pada sekitar 80 persen ibu baru melahirkan. Perasaan sedih itu biasanya dimulai 2-3 hari sesudah melahirkan yang berlangsung kira-kira hingga satu hingga dua minggu sesudahnya.
Advertisement
Berikut gejala ibu dengan baby blues:
- Suasana hati berubah-ubah
- Cemas
- Sedih
- Gampang marah
- Merasa kewalahan
- Sering menangis
- Konsentrasi berkurang
- Masalah nafsu makan
- Sulit tidur
Namun, bagi sebagian ibu baru melahirkan ada yang mengalami perasaan yang lebih lagi sedihnya dan ebih lama. Itu dikenal dengan istilah postpartum depression.
Baby Blues Tak Hanya Usai Melahirkan Pertama
Ibu yang pernah mengalami baby blues usai melahirkan anak pertama punya risiko mengalami kondisi yang sama di persalinan yang kedua dan seterusnya. Terlebih bila kondisi yang dialami ibu sama saat melahirkan anak pertama kali.
Misalnya pada saat melahirkan anak pertama kondisi yang dialami kurang persiapan dan tidak mendapat dukungan keluarga. Bila usai melahirkan anak kedua masih saja kondisinya sama, risiko ibu mengalami baby blues masih ada.
Â
Penyebab Baby Blues
Dalam sebuah kesempatan beberapa waktu lalu, psikolog klinis Vera Itabiliana mengungkapkan ada beberapa faktor yang bisa membuat ibu mengalami baby blues. Pertama, perubahan dari hamil kemudian melahirkan.
"Secara fisik berubah, lalu kehilangan kebebasan. Ada juga faktor hormonal yang berubah," kata Vera.
Selain itu, ibu baru melahirkan juga berekspektasi yang indah-indah saat memiliki anak. Dan ternyata saat dijalani, ekspektasi tidak sesuai dengan realita.
Advertisement
Baby Blues Tak Tertangani Bisa Jadi Postpartum Depression
Di kesempatan berbeda, psikolog klinis dewasa yang berpraktik di Brawijaya Clinic Kemang & RS UMMI Bogor, Nuran Abdat menjelaskan bahwa baby blues menjadi cikal bakal dari terjadinya Postpartum Depression (PPD).
"Baby blues ini ternyata adalah cikal bakal atau kemungkinan-kemungkinan seseorang dapat menghadapi Postpartum Depression. Artinya baby blues bisa meningkatkan potensi ibu hamil atau melahirkan untuk memunculkan PPD," kata Nuran.
Postpartum Depression risikonya meningkat hingga tiga kali lipat jika ibu hamil mengalami baby blues.
Bila Istri Alami Baby Blues
Nuran mengatakan bila alami baby blues, hal pertama yang bisa dilakukan suami adalah mengajak istri untuk bercerita. Komunikasinya pun perlu dijalin dengan saling menghargai satu sama lain.
"Sebagai suami, akan sangat bijaksana bila kita bersama istri, 'Yuk, kita sering-sering sharing'. Discuss, buka obrolan. Komunikasinya sendiri bukan sekadar ngobrol tapi tidak menghargai," kata Nuran.
"Berkomunikasi dan juga belajar saling menghargai dalam komunikasi, karena kalau diajak komunikasi tapi dilecehkan secara verbal, ya itu kan enggak menyenangkan. Sama saja bohong, mendingan enggak usah diajak ngobrol kalau kayak begitu," sambungnya.
Suami bisa mengajak istri untuk melakukan evaluasi. Sesederhana menanyakan bagaimana yang terjadi selama satu hari menjaga anak usai melahirkan.
"Sering-seringlah bekerja sama untuk evaluasi. Setidaknya evaluasi yang paling dini adalah evaluasi kita dalam menjadi orangtua baru," ujar Nuran.
Ia juga mengingatkan agar suami rajin bertanya kondisi istri sehingga membuat merasa diperhatikan.Â
Advertisement