Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Kesehatan melakukan deteksi guna mencegah kasus cacar monyet di Indonesia, khususnya di Ibu Kota.
"Kemenkes RI dan Pemprov DKI (melalui Dinas Kesehatan) melakukan detect (deteksi), prevent (cegah), respond (tanggap) untuk cegah wabah kasus cacar monyet meluas," kata Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta Ngabila Salama, Minggu, dilansir Antara.
Baca Juga
Ada sejumlah langkah yang dilakukan Kemenkes dan Dinkes DKI Jakarta. Pertama yakni dengan upaya deteksi dini untuk mengobati, pemerintah menerbitkan Surat Edaran (SE) Nomor HK.02.02/C/4408/2023 tentang Peningkatan Kewaspadaan Terhadap Cacar Monyet di Indonesia.
Advertisement
Penemuan kasus aktif tidak hanya pada kontak erat kasus, melainkan juga pada suspek bergejala yang datang ke fasilitas kesehatan segera diperiksa PCR jika memenuhi kriteria suspek atau terduga.
Apabila hasil tes menunjukkan positif, maka atas instruksi Kemenkes, segera dilakukan pemeriksaan lanjutan whole genome sequencing (WGS).
Ngabila mengatakan, tingkat kematian atau case fatality rate pada cacar monyet sekitar 1 persen.
"Dari 100 kasus positif bisa satu meninggal, mayoritas karena infeksi sekunder dan kondisi imunitas rendah pada kelompk berisiko seperti LSL, ibu hamil, ibu menyusui, anak dan lansia," tutur Ngabila.
Upaya preventif seperti vaksinasi pun mulai dilakukan untuk 500 orang kelompok berisiko di Jakarta selama sepekan ke depan. Masing-masing individu diberi dua dosis dengan selang empat minggu karena saat ini stok vaksin monkeypox di Indonesia ada 1.000 dosesi untuk 500 orang.Â
Â
Edukasi Masif Pencegahan Sakit Cacar Monyet
Kedua, sosialisasi dan edukasi masif terkait pencegahan sakit dengan tiga cara, yakni pola hidup bersih dan sehat (PHBS), mengenakan masker, cuci tangan dengan air mengalir dan sabun, menghindari kontak kulit dan luka, melakukan hubungan seksual aman, sehat, dan bersih. Serta menghindari hubungan seksual jika sedang sakit atau bergejala.
Setiap kontak erat, kata Ngabila, juga dipantau gejalanya setiap hari oleh Puskesmas Kecamatan. Jika bergejala, dilakukan pemeriksaan laboratorium.
Sedangkan untuk antisipasi masif memutus mata rantai penularan, setiap kasus positif langsung diisolasi di rumah sakit meski kasusnya ringan.
Â
Advertisement