Liputan6.com, Jakarta Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengonfirmasi penambahan empat kasus baru cacar monyet atau Mpox di DKI Jakarta per 21 Oktober 2023. Sehingga total kasus cacar monyet yang ditemukan sejak 2022 di Indonesia sudah mencapai 7 orang.
Sebelumnya, cacar monyet di DKI hanya terkonfirmasi 1 kasus pada Agustus 2022. Namun, pada 12 Oktober 2023 kembali terdeteksi kasus cacar monyet. Selanjutnya, konfirmasi positif berkembang menjadi 7 kasus saat ini.
Baca Juga
“Pada 20 Agustus 2022 jumlahnya 1 kasus, lalu 12 Oktober 2023, di Puskesmas di DKI menemukan kasus yang mencurigakan kemudian ditindaklanjuti dengan pengambilan spesimen. Pada 13 Oktober sore, hasilnya positif Mpox,” kata Direktur Surveilans dan Kekarantinaan Kesehatan Kemenkes RI Achmad Farchanny Tri Adryanto dalam webinar Kesiapsiagaan Penanganan Kasus Mpox, Minggu (22/10/2023).
Advertisement
“Semenjak itu, hingga 21 Oktober kemarin, positif ada 7, 3 suspek, 1 probable, 1 discarded atau negatif."
Rincian Kasus Mpox DKI Jakarta
Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta Ngabila Salama kepada Health Liputan6.com pada Sabtu (21/10/2023), merinci penambahan menjadi 7 kasus cacar monyet per 21 Oktober 2023 pukul 17.00.
A. Kasus positif: total 7 orang
- 1 kasus Agustus 2022 (sembuh)
- 1 kasus 13 Oktober 2023 (isolasi RS)
- 1 kasus 19 Oktober 2023 (isolasi RS)
- 4 kasus 21 Oktober 2023 (proses rujukan isolasi RS)
B. Suspek/terduga bergejala:
- 20 Oktober 2023: 2 orang masih proses pemeriksaan laboratorium PCR
- 21 Oktober 2023: 2 orang masih proses pemeriksaan laboratorium PCR
C. Discarded (PCR Mpox negatif): 3 orang
Penularan Biasanya Lewat Kontak Kulit
Adanya penambahan kasus Mpox, masyarakat harus bisa waspada dan mengenali penularan serta gejala-gejala jika terjadi cacar monyet.
Dokter spesialis dermatovenereologi dan estetika Ni Luh Putu Pitawati menjelaskan, penularan cara monyet ini biasa terjadi melalui adanya kontak kulit dan hubungan seks.
"Mpox menyebar dengan adanya kontak langsung kulit ke kulit atau membran ke membran termasuk saat berhubungan seks, seperti saat berciuman, sentuhan, seks oral atau penetrasi,” ucap Putu.
Advertisement
Kasus Mpox Tidak Saling Berkaitan
Ngabila Salama menekankan, temuan kasus baru cacar monyet yang berjumlah 4 itu tidak saling berkaitan satu sama lain. Riwayat perjalanan dan kontak erat terus ditelusuri.
"Empat kasus baru ini beda-beda dan tidak ada keterkaitan. Jadi total 7 kasus positif di DKI ini semua laki-laki berusia 25-35 tahun," lanjutnya.
Kewaspadaan Terhadap Pelaku Perjalanan
Achmad Farchanny Tri Adryanto menambahkan, bahwa peningkatan kewaspadaan terhadap cacar monyet ditingkatkan di seluruh kantor kesehatan pelabuhan, dinas kesehatan, laboratorium kesehatan masyarakat, rumah sakit, Puskesmas, dan fasilitas kesehatan lainnya.
"Kepada kantor kesehatan pelabuhan ada 51 seluruh Indonesia, Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit menyampaikan arahan agar yang utama adalah melakukan peningkatan kewaspadaan terhadap pelaku perjalanan yang datang dari luar negeri," tambahnya.
"Terutama dari daerah-daerah yang endemik atau kasus tinggi Mpox seperti Amerika Serikat, negara tetangga Thailand, Singapura, serta negara-negara di Eropa."
Segera Pemeriksaan bila Ada Temuan Gejala
Upaya kewaspadaan yakni apabila pihak kantor kesehatan pelabuhan menemukan pelaku perjalanan yang memiliki gejala tertentu, maka mereka harus segera melakukan notifikasi pada dinas kesehatan setempat.
"Apabila pada pelaku perjalanan ditemukan adanya tanda dan gejala seperti cacar agar segera melakukan pemeriksaan lebih ketat dan bila perlu mengambil spesimen atau segera merujuk pada rumah sakit rujukan," terang Achmad Farchanny Tri Adryanto.
Sampai pada tanggal 26 September 2023, Kemenkes melaporkan bahwa kasus cacar monyet di seluruh dunia sudah mencapai 90.618 kasus di 115 negara. Jumlah kematian akibat cacar monyet mencapai 157 kasus.
Advertisement