Sukses

Keseringan Chat dengan Kekasih Malah Bikin Hubungan Tak Sehat

Menjaga komunikasi penting tapi kalau keseringan chat dengan pacar malah bikin hubungan tak sehat. Kok bisa ya?

Liputan6.com, Jakarta - Banyak orang yang kerap kali meributkan tentang kabar kekasih. Tidak jarang ada yang menuntut ke pasangan memberi kabar setiap saat dalam kondisi apapun.

Komunikasi memang fondasi setiap hubungan. Namun, jika terlalu sering menghubungi kekasih justru berdampak buruk pada hubungan. 

Menurut seorang pakar hubungan, Erica Gordon B.S, terlalu sering chatting pasangan membuat seseorang kurang mandiri dan produktif dengan aktivitas sendiri.

“Itu bukan kebiasaan yang sehat dan harus berkelanjutan. Justru ini membuat kita kurang mandiri dan produktif dalam kehidupan sehari-hari,” kata Gordon.

Pendapat Gordon pun didukung oleh seorang terapis pernikahan, Nicole Richardson MAC. Menurutnya rutinitas seperti itu menganggu pekerjaan, serta membuat pasangan sulit untuk berinteraksi dengan orang lain.

“Tidak seharusnya perlu untuk selalu terhubung,” tegas Nicole.

Menjaga komunikasi memang penting, terutama bagi mereka pasangan jarak jauh. Namun, kualitas dari percakapan itu terpenting seperti disampaikan terapis hubungan, Dr. Gary Brown.

“Saya pikir jumlah waktu yang dihabiskan bersama pasangan kurang penting dibandingkan kualitas percakapan itu sendiri,” katanya.,” kata Gary dilansir dari Elite Daily pada Minggu, 29 Oktober 2023.

Gaya komunikasi setiap pasangan memang berbeda. Sehingga sebagai kekasih kita harus tahu apa yang cocok untuk pasangan. Namun jika belum tahu, wawasan ahli ini mungkin bisa membantu.

2 dari 4 halaman

Waktu Terbaik untuk Chatting Pasangan

Agar meminimalisir terganggunya fokus pasangan ketika bekerja, sebaiknya hindari mengirim pesan pada waktu tersebut.

Selain itu idealnya menurut pakar hubungan, Susan Winter, chatting pasangan cukup dua hari sekali saja. Lebih dari waktu ini, dikhawatirkan hubungan akan layu.

“Tanpa kontak terus-menerus, hubungan akan layu,” kata Susan.

Lalu pendapat lain disampaikan oleh Gordon, bahwa mengirim pesan setidaknya empat kali selama seminggu atau sekali sehari untuk sekadar ucapan saja.

“Senang rasanya bangun dengan pesan 'selamat pagi.' Lalu senang juga saat pasangan mengirimi pesan manis untuk mengucapkan selamat malam sebelum tidur,” tambah Gordon.

3 dari 4 halaman

Komunikasi yang Teratur Itu Penting

Susan mengatakan, bahwa hubungan yang sehat adalah mereka yang bisa menjaga komunikasi.

“Menjaga komunikasi teratur sangat penting untuk kesehatan suatu hubungan.”

“Ini memberikan koneksi, kenyamanan, dan keamanan,” lanjutnya.

Baik itu melalui WhatsApps, Line, atau Telegram, semuanya membantu menjaga hubungan tetap berjalan dengan baik.

“Ini adalah kesempatan untuk mereka berbagi kejadian dan perasaannya satu sama lain,” jelas Susan.

Seperti yang telah dijelaskan, pasangan yang terlalu sering mengirim pesan akan kesulitan berkonsentrasi atau terganggunya produktivitas. Hal ini dikarenakan ia terlalu sibuk membaca dan menanggapi pesan pasangannya.

Itulah sebaiknya mengikuti saran ahli untuk komunikasi lebih teratur dan tetap berjalan lancar.

4 dari 4 halaman

Apa yang Harus Dilakukan jika Pasangan Terlalu Sering Chatting?

Ketika mendapatkan pasangan yang terlalu sering mengirim pesan, inilah saatnya melakukan percakapan jujur untuk menetapkan batasan.

“Hal ini dapat dilakukan dengan cara yang lebih sopan ketimbang tidak membalas pesannya,” kata Gordon.

“Cukup jelaskan bahwa kita merasa kurang produktif karena terus-menerus mengirim pesan. Mungkin setelah itu bisa mengatakan bahwa lebih baik bertemu langsung,” saran Gordon.

Batasan mengirim pesan yang wajar dan sehat seperti aturan pada waktu tertentu malam atau saat jam kerja. Ini dapat bermanfaat untuk menciptakan komunikasi digital yang sehat dengan pasangan.