Sukses

Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

LanjutkanStop di Sini

Tenang, Pria Tetap Bisa Ejakulasi meski Sudah Vasektomi

Tindakan metode KB dengan vasektomi tidak memengaruhi ejakulasi pria.

Liputan6.com, Cimahi Banyak pertanyaan dari keluarga pasien, apakah tetap bisa ejakulasi meski sudah menjalani vasektomi? Pertanyaan ini menjadi salah satu yang kerap ditanyakan sebelum pasien melakukan vasektomi, menurut dokter spesialis urologi Irvan Octavian.

Sembari tersenyum, Irvan menerangkan, para suami tidak perlu cemas dengan tindakan vasektomi atau lebih dikenal dengan kontrasepsi Metode Operasi Pria (MOP). Prosedur ini dilakukan dengan memotong dan menyegel saluran yang membawa pasokan sperma ke air mani.

"Ejakulasi itu yang paling tinggi adalah keluarnya cairan gula yang dihasilkan oleh vesikula seminalis atau tempat penghasil gulanya. Kemudian berikutnya dari epididimis, dan dari prostat," Irvan saat ditemui Health Liputan6.com di Klinik Kesdam Siliwangi, Kota Cimahi, Jawa Barat, ditulis Sabtu (28/10/2023).

"Nah, yang kita ikat ini hanya saluran ke servernya atau saluran pengangkut dari spermanya, sehingga cairan dari prostat masih keluar. Cairan dari yang lainnya masih keluar, jadi ejakulasi dan sensasinya masih ada."

Saluran Diikat agar Sperma Tak Mengalir

Secara rinci, vesikula seminalis adalah pasangan kelenjar yang terletak di bagian belakang-bawah kantung kemih dari pria. Kelenjar ini dapat menyekresikan cairan untuk membentuk air mani. Sekitar 70 persen dari cairan mani manusia berasal dari vesikula seminalis.

Epididimis adalah saluran di dalam skrotum (kantong pembungkus testis) yang menempel pada bagian belakang testis (buah zakar).

Pada vasektomi konvensional, dokter bedah akan membuat sayatan pada kedua sisi skrotum, yaitu bagian atas skrotum dan bagian bawah penis. Kemudian saluran (vas deferens) di dalamnya akan diikat sehingga sperma tidak dapat mengalir dan bercampur dengan cairan semen. 

2 dari 3 halaman

Sperma Diserap Tubuh

Irvan Octavian melanjutkan, biasanya pertanyaan dari pasien atau dari keluarga lainnya, yakni sperma di dalam saluran yang diikat ke mana?

"Apabila terjadi ejakulasi sesudah dilakukan vasektomi, spermanya ini tidak keluar sampai ke ujung kemaluan, dia tertahan diiketannya dan itu akan diabsorpsi atau diserap oleh tubuh dengan baik, tanpa ada risiko apapun, dia akan diserap," katanya.

"Memang pada pasien-pasien prostat yang dikasih obat prostat itu kembali lagi spermanya, namanaya ejakulasi retrograde. Tetapi pada pasien vasektomi, dia keluar di tempat ikatannya, tertahan dan kemudian diserap oleh tubuh."

Ejakulasi retrograde adalah istilah yang mengacu pada air mani yang masuk kembali ke kandung kemih, bukan keluar dari tubuh melalui uretra dan ujung penis selama klimaks seksual. Uretra adalah saluran yang memungkinkan urine dan sperma keluar dari tubuh.

3 dari 3 halaman

Memotong Ikatan Saluran

Berkaitan dengan ikatan pada saluran (vas deferens) agar sperma tidak dapat mengalir dan bercampur dengan cairan semen, ikatan tersebut akan dipotong. Upaya ini demi pencegahan risiko sperma 'bocor' mengalir.

"Kalau kendor ikatannya gimana? Yang namanya ikatan ini karena ya manusiawi, dia ada risiko putus, tapi untuk pencegahannya, setelah diikat itu kita potong, sehingga kemungkinan (sperma) dari saluran bagian bawah nyambung ke saluran atas sangat rendah sekali," jelas Irvan Octavian.

Vasektomi karena sudah Punya Cukup Anak

Terpisah, cerita datang dari Hairul Effendi (55) yang sudah lama melakukan vasektomi, terhitung sejak tahun 2010.

“Saya merasakan sejak melakukan vasektomi tidak memiliki beban apapun dalam bersenggama dengan istri saya,” ujar Hairul yang memiliki empat anak di Kantor Perwakilan BKKBN Kalimantan Selatan, Selasa (6/6/2023).

Lainnya, ada Ary Rohandy Azhar (37) yangg melakukan vasektomi karena sudah memiliki cukup anak dan demi meringankan beban istri agar tidak menggunakan KB hormonal.

“Istri kadang-kadang lupa meminum pil KB dan juga anak saya sudah dua,” tutur Ary.