Liputan6.com, Jakarta Wakil Presiden Republik Indonesia ke-10 dan 12, Jusuf Kalla menghadiri aksi Bela Palestina di Monas, Jakarta. Dia menyerukan agar masyarakat bersatu untuk menghentikan kekerasan yang terjadi di Palestina.
"Kita semua prihatin, kita semua marah akan apa yang kita lihat, apa yang kita saksikan, yang terjadi, karena itu marilah kita semua bersatu, paling sedikit mendoakan, membantu dan memperjuangkan akan kemerdekaan dan menghentikan semua kejahatan yang membinasakan dan pembunuhan besar-besaran di Palestina," kata Jusuf Kalla pada Minggu (5/11/2023).
Baca Juga
Di hadapan massa yang memenuhi Monas, pria yang karib disapa JK itu juga meminta agar seluruh bangsa bersatu membantu Palestina. Terutama meminta negara-negara Timur Tengah untuk bersatu menghentikan aksi Israel menyerang Palestina.
Advertisement
"Karena itu kita semua di sini bersatu, juga negara-negara islam di Timur Tengah di Arab agar bersatu bersama-sama," lanjutnya.
Serukan agar AS Hentikan Dukungan ke Israel
Di kesempatan yang sama, Jusuf Kalla meminta agar Amerika Serikat meminta Israel menghentikan serangan ke Palestina. Sehingga, warga Palestina bisa menjalani hidup tanpa rasa takut dan waswas.
"Mari kita juga menyerukan Amerika menghentikan dukungannya kepada Israel, dan Israel akan sadar akan kemanusiaan dan kita semua. Mari kita semua bersatu," ujarnya.
"Kita semua di sini mendoakan, semoga semua ini berakhir. Semua kedamaian akan kita capai, dan semua kembali kepada kemerdekaan yang kita cita-citakan. Terima kasih. Allahuakbar!" seru JK.
Militer Indonesia Belum Terlalu Kuat Hadapi Israel
JK menilai bantuan militer Indonesia ke Palestina untuk melawan serangan Israel memiliki kendala tersendiri. Mulai dari letak geografis hingga sumber daya masa kini.
“Saya kira sulit juga, jauh sekali. Kalau militer kita jauh, kemudian juga kita juga tidak terlalu kuat untuk berperang besar seperti itu pada dewasa ini ya,” tutur JK.
Di masa lalu kekuatan militer yang membantu Palestina antara lain Mesir, Suriah, Yordania. Sementara keadaanya sekarang berbeda lantaran sebelumnya negara-negara tersebut dapat turut andil karena dibantu oleh Rusia.
“Ya semua gerakan-gerakan yang non pemerintah (seperti di Libanon), karena mereka juga lemah secara militer, secara ekonomi, negara-negara itu. Juga dibantu oleh Rusia, Rusia juga lemah sekarang, jadi sulit, terkecuali dengan gerakan untuk kemanusiaan,“ katanya mengutip News Liputan6.com.
Advertisement
Menteri hingga Masyarakat Bela Palestina
Sejumlah elemen masyarakat yang tergabung dalam Aliansi Rakyat Indonesia akan menggelar Aksi Damai Bela Palestina.
Bukan hanya masyarakat sipil biasa yang datang tetapi sejumlah perwakilan lembaga negara terlihat hadir seperti ketua DPR Puan Maharani, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menko PMK Muhadjir Effendy hadir dalam Bela Palestina.
Muhadjir mengatakan bahwa kehadiran tiga menteri ke acara tersebut sebagai bentuk ketegasan bahwa pemerintah Indonesia mendukung kemerdekaan Palestina.
"Saya hadir mewaliki pemerintah Republik Indonesia, ditugaskan Bapak Presiden bersama Ibu Menlu, Bapak Menteri Agama. Apa aritnya? Kita semua jangan ragu dengan sikap pemerintah Indonesia dalam mendukung Palestina," teriak Muhadjir semangat.