Liputan6.com, Jakarta - Pasien osteoporosis atau keropos tulang perlu menjaga gaya hidup sehat. Mulai dari pola makan, konsumsi obat sesuai arahan dokter, hingga aktivitas fisik.
Terkait pola makan, melansir Verywell Health pada Kamis, 9 November 2023, ada setidaknya lima makanan yang perlu dihindari oleh pasien osteoporosis. Kelima makanan itu adalah:
Baca Juga
Makanan Tinggi Sodium
Natrium atau sodium adalah nutrisi penting, tapi konsumsi berlebihan dapat berdampak buruk bagi kesehatan, termasuk kesehatan tulang.
Advertisement
Rekomendasi asupan natrium saat ini tidak lebih dari 2.300 miligram per hari untuk sebagian besar orang dewasa yang sehat.
Sebuah penelitian terhadap hampir 70.000 wanita pascamenopause yang dilakukan oleh Women's Health Initiative menyimpulkan bahwa konsumsi sodium sesuai anjuran masih dibolehkan.
"Selama asupan sodium berada dalam pedoman diet yang direkomendasikan, hal ini tampaknya tidak berdampak signifikan terhadap kesehatan tulang," mengutip Verywell Health.Â
Masalahnya, kebanyakan orang mengonsumsi sodium dalam bentuk garam lebih dari jumlah yang disarankan. Garam terdiri dari natrium dan klorida. Ginjal membantu menghilangkan kelebihan klorida, tapi jika tidak dapat mengimbanginya, tulang akan dipecah untuk melepaskan alkali dan membantu menjaga keseimbangan asam-basa.
Hal ini menyebabkan hilangnya kalsium dari tulang.
Lebih dari 40 persen asupan natrium orang Barat berasal dari 10 jenis makanan. Ini termasuk roti dan roti gulung, sandwich, pizza, sup, daging makan siang, burrito, taco, ayam, keju, telur, dan makanan ringan kemasan gurih seperti keripik.
Daging Merah Masuk Daftar Makanan yang Dilarang untuk Pasien Osteoporosis
Selain makanan tinggi sodium, konsumsi daging merah juga perlu dibatasi oleh pasien osteoporosis.
Penelitian menunjukkan bahwa asupan lemak dari makanan merupakan faktor risiko independen yang dapat berkontribusi pada osteoporosis.
Faktanya, beberapa penelitian menemukan bahwa pola makan rendah lemak dan tinggi lemak dapat meningkatkan risiko osteoporosis, sedangkan pola makan dengan lemak sedang dapat membantu mendukung kepadatan tulang yang sehat.
Daging merah sangat tinggi lemak jenuhnya dan asam lemak tak jenuh ganda omega-6. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa peningkatan konsumsi jenis lemak ini dikaitkan dengan risiko lebih tinggi terjadinya patah tulang akibat osteoporosis.
Contoh daging merah yang biasa dikonsumsi termasuk daging sapi, babi, dan domba, yang bisa berbentuk daging giling dan hamburger, serta pilihan olahan seperti hot dog, sosis, dan bacon.
Â
Advertisement
Pasien Osteoporosis Hindari Makanan Manis
Asupan gula tambahan yang berlebihan tidak bermanfaat bagi aspek kesehatan apa pun. Penelitian telah menemukan hubungan antara konsumsi minuman manis, seperti soda, dan memburuknya kesehatan tulang.
Sebagian besar penelitian pada manusia menyimpulkan bahwa pola makan tinggi gula berdampak negatif terhadap kesehatan tulang dan dapat meningkatkan risiko patah tulang.
"Ingatlah bahwa gula alami yang terdapat dalam makanan sehat, seperti buah dan sayuran utuh, berbeda dengan gula tambahan," kata ahli diet nabati Lauren Panoff, MPH, RD mengutip Verywell Health.
"Gula tambahan, seperti yang ditemukan dalam makanan ultra-olahan seperti makanan panggang kemasan, makanan penutup, dan makanan ringan, serta minuman manis seperti jus buah, minuman energi, soda, serta teh dan kopi manis, harus diminimalkan," dia menambahkan.
Â
Kafein dan Minuman Bersoda Juga Pantang bagi Pasien Osteoporosis
Kafein adalah stimulan alami yang ditemukan dalam biji kopi, coklat, dan teh tertentu. Orang dengan osteoporosis sebaiknya jaga asupan kafein seminimal mungkin.
Meski beberapa penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi kafein dalam jumlah sedikit memiliki manfaat. Namun, terlalu banyak kafein dapat mengganggu metabolisme tulang dan berpotensi menghilangkan kalsium dari tulang.
"Sebaiknya pilih minuman alami bebas kafein, seperti air putih," ujar Panoff.
Minuman Bersoda
Selama bertahun-tahun, penelitian pada manusia dan hewan telah menemukan hubungan antara minum minuman soda dan kepadatan mineral tulang yang lebih buruk.
Secara khusus, kola diketahui memiliki dampak buruk yang jauh lebih signifikan terhadap kepadatan mineral tulang dibandingkan minuman bersoda lainnya.
Penelitian telah mengamati hubungan antara konsumsi kola dan risiko patah tulang pinggul yang lebih tinggi di kalangan wanita pascamenopause.
Advertisement