Liputan6.com, Jakarta - Diare adalah penyakit yang ditandai dengan buang air besar yang lebih sering dan tinja yang lebih encer dari biasanya.
Penyakit ini dapat pula berhubungan dengan gejala lain, seperti mual, muntah, sakit perut, atau penurunan berat badan.
Baca Juga
Melansir Mayo Clinic, diare biasanya tidak berlangsung lama, hanya dalam hitungan hari.
Advertisement
Namun, jika diare berlangsung hingga berminggu-minggu, biasanya itu menandakan masalah lain.
Seperti sindrom iritasi usus besar (IBS) atau kelainan yang lebih serius, termasuk infeksi berkelanjutan, penyakit celiac, atau penyakit radang usus.
Salah satu cara menangani diare adalah diet diare. Ini adalah diet yang bersifat sementara untuk mencegah tinja menjadi terlalu encer sekaligus memberikan kesempatan pada usus untuk beristirahat.
"Ini juga dapat membantu memulihkan cairan yang hilang dan menyeimbangkan elektrolit (mineral bermuatan listrik seperti natrium dan kalsium) dalam tubuh Anda," mengutip Verywell Health pada Kamis, 9 November 2023.
Tujuan Diet Diare
Tujuan diet diare adalah mengonsumsi makanan yang mengeraskan feses (kotoran) dan membatasi makanan yang dapat membuat feses encer.
Ini termasuk mengonsumsi makanan yang tinggi serat larut. Jenis serat yang ditemukan dalam kentang, pisang, dan gandum olahan yang menyerap cairan di usus dan memperlambat pencernaan.
Di sisi lain, orang yang mengalami diare perlu membatasi makanan yang tinggi serat tidak larut. Serat tidak larut adalah jenis yang terdapat pada buah-buahan dan biji-bijian yang tidak menyerap cairan dan mempercepat pencernaan.
Diet Diare Ditujukan untuk Pengobatan Jangka Pendek
Diet diare ditujukan untuk pengobatan jangka pendek terhadap diare yang terjadi sesekali.
Diet ini juga dapat membantu meringankan serangan diare parah yang tiba-tiba pada orang dengan kondisi kronis (persisten) seperti sindrom iritasi usus besar (IBS), penyakit radang usus (IBD), dan penyakit celiac.
Berbeda dengan diet lainnya, diet diare mudah diikuti karena ada makanan yang jelas-jelas membantu mengatasi diare dan ada pula yang jelas-jelas tidak.
Untuk meningkatkan efektivitas diet, pasien diare dapat makan dalam porsi kecil. Porsi terlalu besar dapat memberikan tekanan berlebihan pada saluran pencernaan.
Advertisement
Makanan yang Dianjurkan Saat Diet Diare
Beberapa makanan yang dianjurkan saat melakukan diet diare adalah:
- Roti putih atau roti panggang.
- Kaldu bening.
- Air kelapa.
- Pasta biasa.
- Kentang putih (kupas).
- Pisang.
- Nasi putih.
- Pir kalengan.
- Tepung kentang.
- Telur (dimasak setengah matang).
- Yogurt rendah lemak.
- Dada ayam (tanpa kulit).
- Kerupuk asin.
- Teh tanpa kafein.
Makanan yang Perlu Dihindari Saat Diet Diare
Sedangkan, makanan yang sebaiknya dihindari saat diet diare yakni:
- Produk susu (kecuali yogurt).
- Makanan yang digoreng, berlemak, atau pedas.
- Biji-bijian utuh.
- Kacang-kacangan dan biji-bijian.
- Kacang-kacangan dan polong-polongan.
- Sayur mentah.
- Jagung.
- Bawang merah dan bawang putih.
- Keripik kentang.
- Permen bebas gula.
- Kubis dan brokoli.
- Buah kering.
- Selai kacang.
- Minuman berkarbonasi.
- Kopi.
- Buah jeruk dan jus.
- Alkohol.
Diet Diare Tidak Direkomendasikan untuk Anak
Pendekatan diet diare untuk orang dewasa tidak bisa diterapkan pada anak-anak. Pasalnya, anak-anak memiliki kebutuhan nutrisi yang berbeda dan dapat mengalami dehidrasi lebih cepat dibandingkan orang dewasa.
Sebagian besar penyedia layanan kesehatan setuju bahwa jika seorang anak sudah mengonsumsi makanan yang termasuk dalam diet diare, makanan tersebut dapat digunakan untuk pengobatan diare jangka pendek.
Namun, mengubah pola makan bayi atau balita secara drastis bisa berbahaya pada saat nutrisi dibutuhkan untuk membangun tulang, organ, dan fungsi kekebalan tubuh yang kuat.
Oleh sebab itu, tidak ada 'diet diare' yang disetujui untuk anak-anak. Setiap serangan diare pada bayi dan balita harus ditangani di bawah bimbingan dokter anak.
Advertisement