Liputan6.com, Jakarta Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin diminta oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin supaya dapat mempromosikan alias influencer jamu. Hal ini lantaran usia Ma'ruf yang sudah masuk kategori lanjut usia (lansia) dan sehat diharapkan memotivasi masyarakat minum jamu.
Menkes Budi menyampaikan, permintaan kepada Ma'ruf Amin untuk menjadi influencer jamu temulawak seiring dengan terbitnya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 54 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Pemanfaatan Jamu.
Baca Juga
"Jadi kami ada peluncuran Perpres Jamu. Kita ingin ada kemandirian kesehatan, obat-obatan tradisional ini kita dorong yang asli Indonesia," ujar Budi Gunadi ditemui Health Liputan6.com saat menghadiri Pameran Inovasi dan Teknologi Kesehatan dalam Transformasi Kesehatan di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Pusat, Kamis (9/11/2023).
Advertisement
Mudah-mudahan, dengan peluncuran Perpres jamu ini, Bapak Wapres ya makin banyak masyarakat yang lebih percaya diri untuk mengonsumsi jamu."
Izin dari Wapres Ma'ruf Amin
Permintaan Budi Gunadi pun didengar Ma'ruf Amin.
"Atas izin Bapak Wapres, saya bisa bilang, rata-rata usia orang Indonesia itu 72 tahun. Bapak Wapres itu sudah di atas rata-rata usia orang Indonesia. Saya menjadi Menkes rasanya sukses sekali karena Bapak usianya sudah di atas-rata usia orang Indonesia," imbuhnya.
"Saya pengen minta teman-teman Kementerian Kesehatan (Kemenkes) agar Bapak Wapres promosikan jamu. Nanti kan semua orang akan ikut Bapak supaya bisa minum jamu."
Promosikan Temulawak sebagai Tanaman Obat Indonesia
Tak hanya soal jamu secara umum, Wapres Ma'ruf Amin juga diharapkan ikut mempromosikan temulawak. Kemenkes pun akan menggencarkan promosi temulawak sebagai tanaman obat Indonesia ke kancah internasional.
Beberapa studi ilmiah mengungkapkan, temulawak mengandung beragam senyawa yang baik untuk kesehatan seperti terpenoid, kurkuminoid, dan xanthorrhizol. Beragam senyawa aktif tersebut diketahui memiliki sifat antioksidan, antiradang, antimikroba, anti kanker, dan anti diabetes.
"Kita akan meluncurkan temulawak sebagai tanaman obat Indonesia yang kita akan promosi. Syukur-syukur kalau suatu saat bisa seperti gingseng, karena antioksidannya banyak," ucap Menkes Budi Gunadi Sadikin.
"Memang butuh bantuan penelitian dari temen-temen agar lebih banyak lagi manfaat dari temulawak ini yang bisa kita kaji dan buruh bantuan dari temen-temen industri farmasi untuk mempromosikan, mempaketkan ini menjadi obat bagus, dan mungkin membutuhkan bantuan Bapak Wakil Presiden untuk juga mempromosikan untuk mengonsumsi temulawak."
Advertisement
Harapan Temulawak Mampu Bersaing di Dunia
Wapres Ma'ruf Amin pun meminta, produk temulawak perlu terus diperhatikan dan dijaga dari aspek mutu, keamanan, dan pengawasannya sehingga aman dikonsumsi masyarakat.
"Terhadap obat-obatan tradisional khas Indonesia yang sudah terstandar dan diakui sebagai produk bermutu, agar terus dipromosikan dan didorong sehingga mampu bersaing dengan produk sejenis dari negara lain, seperti ginseng dan lain-lain," pintanya pada kesempatan yang sama.
Integrasikan Obat Tradisional ke Sistem Kesehatan
Indonesia kaya akan ribuan spesies tanaman obat tradisional, seperti temulawak, jintan, kapulaga, dan bunga lawang. Namun, baru sebagian kecil dari tanaman ini yang digunakan sebagai bahan baku industri obat tradisional.
"Kita dapat belajar dari negara maju yang telah berhasil mengintegrasikan obat-obatan tradisional ke dalam sistem kesehatan mereka," lanjut Ma'ruf Amin.
Untuk itu, Wapres menyambut gembira dalam acara ini, temulawak dinobatkan sebagai tanaman obat unggulan Indonesia.
"Semoga ini menjadi langkah yang baik untuk mendukung pencapaian kemandirian industri farmasi dalam negeri," harapnya.
Digunakan sebagai Bahan Baku Industri Jamu dan Farmasi
Mengutip dari Jurnal Kedokteran Diponogoro, yang berjudul Pengaruh Pemberian Ekstrak Temulawak, temulawak dengan nama latin Curcumaxanthorrhiza Roxb termasuk salah satu tanaman obat yang banyak digunakan sebagai bahan baku dalam industri jamu dan farmasi.
Di dalam temulawak terdapat senyawa kurkumin yang diketahui mempunyai aktivitas antioksidan dan bagian senyawa golongan polifenol.
Berdasarkan Riset Tumbuhan Obat dan Jamu yang dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan pada 2012, 2015 dan 2017, temulawak masuk dalam 10 jenis tanaman obat yang paling banyak digunakan oleh pengobat tradisional dari banyak suku di Indonesia.
Temulawak secara ilmiah sudah diteliti baik secara in vitro maupun in vivo pada tahap praklinik serta riset klinik dan terbukti memiliki banyak manfaat terhadap kesehatan.Â
Temulawak memiliki beberapa kandungan khasnya, seperti minyak atsiri dengan berbagai senyawa organik seperti phelandren, xanthorrizol, sineal, turmerol, dan borneol. Selain itu, kandungan protein, karbohidrat, dan berbagai mineral seperti mangan, besi, kalium, natrium, dan magnesium pada temulawak juga baik bagi kesehatan dan kecantikan.
Advertisement