Sukses

Menkes Budi Ingin Temulawak Tak Kalah Saing dengan Ginseng Korea Selatan

Temulawak khas Indonesia diharapkan dapat bersaing dengan ginseng Korea Selatan.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, berharap temulawak dapat bersaing dengan ginseng asal Korea Selatan. Apalagi temulawak sebagai tanaman obat tradisional khas Indonesia sudah banyak dimanfaatkan untuk bahan baku obat.

Demi melihat potensi tanaman obat tradisional Indonesia termasuk temulawak, Menkes Budi Gunadi Sadikin sempat mengobrol dengan Menteri Pertanian.

"Saya kerja sama dengan menteri pertanian, masing-masing negara punya tanaman unggulan, yang paling kita kenal itu gingseng dari Korea Selatan. Orang Korea kalau ketemu kita, mulai dari menterinya, dirjen, presidennya, itu pasti kasih oleh-olehnya gingseng," ujar Budi Gunadi di Pameran Inovasi dan Teknologi Kesehatan dalam Transformasi Kesehatan di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Pusat pada Kamis, 9 November 2023. 

"Promosi yang luar biasa dari pemerintah Korea Selatan, mempromosikan tanaman kesehatan mereka namanya gingseng," Budi menambahkan.

Kerja Sama dengan Kementan

Budi Gunadi juga berpikir, apa tanaman obat tradisional Indonesia yang bisa dijual di internasional? Ini juga lantaran melihat ginseng asal Korea Selatan yang sangat mendunia.

"Kita di Indonesia juga mau cari nih, kerja sama temen-temen dari Kementerian Pertanian (Kementan), Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas sama Kemenko PMK, apa tanaman obat tradisional kita yang bisa kita jual internasional?," katanya.

2 dari 4 halaman

Tanaman Obat Unggulan Indonesia

Akhirnya, temulawak dinobatkan sebagai tanaman obat unggulan Indonesia. Promosi temulawak dapat semakin digencarkan.

"Pada kesempatan ini, kita akan meluncurkan temulawak sebagai tanaman obat Indonesia yang kita akan promosi. Syukur-syukur, kalau suatu saat bisa seperti gingseng, karena antioksidannya banyak," terang Menkes Budi Gunadi Sadikin.

"Memang butuh bantuan penelitian dari temen-temen agar lebih banyak lagi manfaat dari temulawak ini yang bisa kita kaji dan butuh bantuan dari temen-temen industri farmasi untuk mempromosikan, mempaketkan ini menjadi obat bagus."

Dihadapan Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin yang ikut hadir dalam kesempatan sama, Budi Gunadi meminta agar sang Wapres untuk mempromosikan temulawak.

"Mungkin membutuhkan bantuan Bapak Wakil Presiden untuk juga mempromosikan untuk mengonsumsi temulawak," sambungnya.

3 dari 4 halaman

Manfaat Temulawak untuk Pencegahan Kanker Hati

Menkes Budi Gunadi Sadikin menyebut bahwa temulawak bisa menjadi salah satu upaya pencegahan kanker hati. Kanker hati menjadi penyumbang kematian terbanyak kedua di Indonesia, setelah kanker paru.

Pernyataan Budi Gunadi tersebut mengutip ahli hati. Bahwa kanker hati tidak lagi hanya dipicu infeksi virus, tapi munculnya masalah penumpukan lemak di hati yakni fatty liver atau penumpakan lemak.

"Saya baru tahu nih, sekitar seminggu lalu, saya ketemu ahli hati, seorang profesor karena kita baru mengencarkan imunisasi hepatitis B buat tenaga kesehatan. Dia bilang 'kematian akibat kanker paling banyak itu kanker paru, kedua kanker hati'," katanya.

"Orang Indonesia banyak yang kena penyakit hati, mulai dari hepatitis paling ringan, kemudian jadi fibrosis lebih berat lagi, naik lagi jadi sirosis, kena kanker hati meninggal itu banyak sekali," ujarnya.

Antioksidan pada Temulawak

Lantas, bagaimana obatnya? tanya Budi Gunadi kepada ahli hati tersebut.

"Katanya, itu obatnya susah dicari, tapi kemarin disebut di tanaman obat ada namanya antioksidan kurkumin, ada di temulawak," ujar Menkes Budi.

Dari informasi yang dihimpun, salah satu manfaat temulawak adalah mencegah dan menangkal radikal bebas yang menyebabkan pertumbuhan sel kanker.

Tumbuhan herbal ini dipercaya mampu membantu menangkal dan membunuh sel kanker bahkan pada pasien stadium lanjut.

Sebuah hasil studi dalam jurnal kesehatan The Prostate menyatakan, temulawak memiliki kandungan aktif yang mampu membantu pengobatan kanker layaknya kanker payudara, kanker prostat, hingga kanker usus.

4 dari 4 halaman

Perbanyak Penelitian Temulawak

Direktur Ketahanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, Roy Himawan, mengajak lebih banyak peneliti dan industri untuk memperbanyak penelitian tentang temulawak.

"Kami dorong para peneliti untuk explore lebih banyak tentang temulawak," katanya pada workshop  Asosiasi HPTLC Chapter Indonesia, di Jakarta pada Oktober 2023. 

"Kita arahkan semua peneliti dan komerisial untuk meneliti soal temulawak. Agar semakin banyak informasi dan bukti tentang manfaat temulawak," ujarnya.

Menurut Roy, saat ini Indonesia memiliki 17 tanaman obat. Temulawak salah satu tanaman obat yang masuk prioritas untuk dicari tahu lebih dalam manfaat dan kegunaannya.

Pemerintah ingin agar temulawak dikenal sebagai obat alami khas Indonesia.

"Misalnya orang langsung tahu kalau ginseng kan dari Korea, kami ingin kalau orang sebut temulawak ingatnya ya Indonesia," katanya.

Produk Berbahan Temulawak

Roy menilai secara budaya Indonesia cukup dekat dengan temulawak. Saat ini pun, sudah semakin banyak perusahaan swasta yang membuat produk berbahan dasar temulawak.

"Budaya sudah tercatat sejak dulu, nenek moyang kita banyak gunakan temulawak untuk pengobatan," katanya.

Dari segi manfaat, kata Roy, salah satu yang manfaat yang cukup dikenal dari temulawak adalah untuk melindungi organ hati.

Namun, perlu lebih banyak lagi penelitian dan pengujian dari para ahli, agar memastikan berbagai manfaat temulawak.