Sukses

Jaga Kualitas Produk Berbahan Temulawak, Perusahaan Farmasi SOHO Terapkan Konsep Seed to Patient

SOHO sebagai salah satu perusahaan farmasi yang banyak berinovasi dengan bahan alam temulawak, menerapkan konsep "seed to patient" guna menjaga kualitas produknya.

Liputan6.com, Jakarta - Temulawak telah ditetapkan sebagai tanaman obat unggulan. Hal ini didasarkan pada banyaknya kandungan bermanfaat pada tanaman tersebut.

SOHO sebagai salah satu perusahaan farmasi yang banyak berinovasi dengan bahan alam temulawak, menerapkan konsep "seed to patient" guna menjaga standar kualitas produknya.

“Keberhasilan pengembangan produk berbasis temulawak ini tentu tidak lepas dari peranan tim riset dan pengembangan yang dilakukan SOHO dalam menjaga setiap proses produksinya dengan baik, mulai dari pemilihan bahan baku, formulasi, sampai ke pengujian ilmiah. Produk-produk SOHO menggunakan temulawak kualitas tinggi yang terstandar (standardized curcuma)," Vice President R&D, Regulatory and Medical Affairs SOHO Dr Ir Raphael Aswin Susilowidodo, S.T, M.Si di Jakarta, Kamis, 9 November 2023.

Aswin kemudian menjelaskan lebih detail mengenai konsep "seed to patient" dalam produk SOHO berbasis temulawak.

"Kami melakukan pendekatan yang disebut sebagai 'seed to patient concept', konsep dimana kita mengontrol mulai dari proses pembibitan, proses penanamannya, kemudian pasca panennya, proses ekstraksinya, formulasi dan sebagainya sampai produk tersebut siap untuk sampai ke pasien," paparnya.

Dalam konsep "seed to patient", proses diawali dengan mencari bibit unggul curcuma xanthorrhiza atau temulawak. Untuk itu, pihaknya berkolaborasi dengan Kementerian Pertanian.

Lalu SOHO juga berkolaborasi dengan para akademisi di Institut Pertanian Bogor (IPB) guna mengembangkan pola tanam yang baik dan menerapkan protokol Good Agriculture Practice (GAP) untuk kemudian disosialisasikan pada petani binaan.

Pengembangan tanaman temulawak dilakukan di kebun riset mereka di Sukabumi. Aswin mengatakan, kebun tersebut telah bersertifikat organik. Dengan demikian, bahan baku herba yang digunakan untuk produk-produk inovasi SOHO pun telah tersertifikat organik. 

 

2 dari 3 halaman

Pertanian 4.0

Selain menerapkan konsep "seed to patient", Aswin mengatakan pihaknya juga membekali para petani dengan konsep pertanian 4.0.

"Dalam pengembangannya di kebun fisik kami, kita juga menerapkan konsep pertanian 4.0 dimana kita menggunakan sensor tanah, sensor cuaca dan juga menggunakan aplikasi untuk mengontrolnya, sehingga petani itu tidak perlu tiap hari harus datang untuk melihat tanahnya. Cukup mereka melihat dari aplikasi, kapan harus melakukan pemupukan, kapan harus melakukan pengairan," jelas Aswin.

Dengan pengembangan tanaman curcuma yang terstandar dan terpola dengan baik, diharapkan bisa memberikan suplai temulawak yang berkualitas dan memenuhi standar.

"Karena pada prinsipnya semua (produk) herbal itu, salah satunya sangat dipengaruhi oleh bahan baku yang terbaik," ucap Aswin.

3 dari 3 halaman

Berangkat dari 3 Masalah Gizi di Indonesia

SOHO melakukan beragam inovasi temulawak pada produk mereka karena berangkat dari tiga masalah gizi di Indonesia, khususnya yang terjadi pada kelompok anak hingga saat ini.

Pertama, permasalahan kurang gizi, dimana 21,6 persen anak Indonesia mengalami stunting. Kedua, masalah defisiensi mikronutrien, dimana 95,5 persen anak Indonesia kekurangan asupan vitamin dan mineral dari buah dan sayuran. Ketiga, masalah obesitas, dimana 3,5 persen anak Indonesia mengalami kelebihan berat badan.

Berbagai inovasi produk berbasis bahan alam tersebut telah membawa SOHO meraih sejumlah penghargaan. Terbaru, SOHO mendapat penghargaan "Karya Anak Bangsa 2023" dari Kementerian Kesehatan RI pada momen Hari Kesehatan Nasional 2023. Penghargaan yang sama pernah diraih SOHO pada 2017 berkat inovasi pengembangan temulawak dengan pendekatan seed to patient di Sukabumi.